Pagi menjelang, cahaya matahari menembus kaca jendela tinggi kastil, jatuh samar di dinding batu dingin. Namun kehangatan itu tidak pernah benar-benar masuk. Di dalam, udara tetap beku, seakan-akan kastil ini hidup dengan denyut kebohongan yang terlalu lama dipelihara. Tidak ada tragedi. Tidak ada luka. Tidak ada yang retak—setidaknya di permukaan.Langkah Selene terdengar teratur di lorong panjang. Gaunnya bergesekan lembut dengan lantai marmer, berdesir dalam keheningan yang terasa mencekik. Ia baru saja berbalik arah ketika sebuah pintu terbuka.Bukan sembarang pintu. Itu adalah pintu kamar Dirian—ruangan yang bahkan ia, sang istri sah, tak pernah diizinkan memasukinya.Dan dari balik pintu itu, keluarlah Viviene. Wajahnya berseri, matanya berbinar seolah tak ada yang salah, seolah keluar dari kamar Duke hanyalah hal yang biasa. Tidak ada rasa malu, tidak ada usaha menutupi. Sedetik kemudian, Dirian menyusul keluar. Ekspresinya tetap dingin, tak terguncang, seolah kejadian itu hany
Last Updated : 2025-09-19 Read more