Share

Bab 158

Author: Janice Sinclair
Bocah ini pasti baru saja keluar dari rumah sakit jiwa, 'kan?

Namun, dia punya wajah yang putih dan lembut. Dia juga mengenakan setelan jas merah muda dan tampak seperti idola grup musik. Dia bisa dianggap sebagai visual grup. Senyumnya sangat manis. Suaranya juga manis dan lembut, tetapi…

"Dik, sini. Kakak kasih kamu hadiah."

Pemuda itu berkedip. Dia tampak polos dan menggemaskan. "Baru saja bertemu, kamu sudah mau kasih aku hadiah?"

"Siapa suruh kamu tampan," kata Kiana sambil tersenyum.

Pemuda itu kelihatan polos. Dia melaju ke arah Kiana dengan papan seluncurnya.

Detik berikutnya, pemuda itu langsung menjerit.

"Ah! Sakit!"

Kiana menarik telinga pemuda itu sambil berkata dengan gigi terkatup, "Nggak sopan bilang orang yang nggak kamu kenal, terutama orang yang lebih tua, akan mengalami kemalangan besar!"

"Wanita kasar! Lepaskan aku! Aduh! Sakit sekali!"

"Panggil kakak!"

"…"

"Cepat!"

"Kakak…" Panggilan ini terdengar enggan.

Kiana mendengus, lalu melepaskan pemuda itu. Namun sebelum m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 162

    Diikuti suara 'krek', pintu pun terbuka. Kiana dengan cepat menarik tirai. Dia tidak menyadari betapa dingin dan muramnya wajah Tristan saat ini.Saat dia berbalik, Yovan sudah masuk."Ini namanya menyelinap masuk rumah orang. Kamu mau aku lapor polisi?" kata Kiana dingin.Tubuh Yovan sedikit terhuyung. Sepertinya pria itu telah minum alkohol.Pria itu sepertinya tidak mendengar dan terus berjalan masuk. Dia berniat duduk di sofa, tetapi Kiana menghalanginya."Pergi sana selagi aku masih baik-baik sama kamu!""Aku mabuk," kata Yovan sambil mengusap dahinya."Jadi?""Dulu, kalau aku minum terlalu banyak, kamu pasti takut lambungku sakit, jadi kamu selalu memasakkan bubur untuk menghangatkan perutku. Sekarang aku nggak enak badan, kamu…""Pulang cari ibumu sana!"Yovan menghela napas dan berkata, "Karena kamu nggak mau bercerai denganku, itu berarti kamu masih mencintaiku dan nggak rela berpisah denganku. Aku juga mencintaimu, jadi ayo kita berhenti ribut-ribut lagi, oke?""Yovan, kamu s

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 161

    "Seka air matamu juga."Kiana buru-buru menyeka air matanya."Bersihkan kotoran matamu."Memangnya ada? Tak peduli lagi, Kiana pun dengan cekatan membersihkannya."Ingusmu juga."Kiana terdiam.Melihat tatapan nakal di mata Tristan, dia baru menyadari kalau pria itu sedang menggodanya.Kiana meraung marah dan langsung menggigit dagu pria itu.Di saat keduanya tengah bercengkerama, tiba-tiba terdengar suara dari lantai bawah."Klik klik… Krek, krek… Bzzzt, bzzzt…"Suara apa itu?Tristan bangkit lebih dulu. Dia berniat turun ke bawah untuk memeriksa. Kiana juga mengikutinya, lalu mengambil sebuah vas."Selamat…"Keduanya masih berada di tangga. Setelah mendengar suara itu, keduanya langsung tertegun.Apa-apaan!Kiana buru-buru meraih lengan Tristan. Saat melihat ke bawah, tampak dua cahaya hijau melayang di sana, seperti dua mata hantu..."Se, se, selamat… datang… tamu yang terhormat…"Suara itu bukanlah suara yang dihasilkan manusia. Suara itu hampa, datar, dan tanpa kehidupan.Di saat

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 160

    "Um…"Sebelum Kiana sempat bereaksi, pria itu sudah menggigitnya. Ya, dia menggigitnya.Rasa perih di bibir bawahnya membuat Kiana secara naluriah mendorongnya menjauh, tetapi detik berikutnya, tangannya sudah terikat erat."Tristan… uh…"Tristan tiba-tiba kehilangan kendali. Dia bukan hanya membuat Kiana kesulitan bernapas, tetapi juga merobek pakaiannya dan secara paksa mengendalikan tubuhnya. Tristan memeluknya begitu erat hingga terasa seperti sedang melelehkannya."Jangan begitu… Sayang…"Kiana menangis, lalu memohon pada Tristan dengan suara lirih.Panggilan 'Sayang' itu sedikit banyak membuat Tristan tersadar."Maaf… Huft…" Tristan menarik napas dalam-dalam, lalu berusaha menahan diri, dan dengan lembut menciumnya. "Jangan menangis. Aku nggak akan menyakitimu."Kiana merasa dirugikan dan langsung menggigit bibir bawah pria itu dengan keras.Sebenarnya, itu adalah aksi balas dendam, tetapi malah membuat napas Tristan tercekat dan menciumnya lagi dengan dalam. Di saat bersamaan, t

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 159

    Kiana baru saja mengambil gelas air. Untung saja, dia belum meminumnya. Kalau tidak, dia pasti sudah memuntahkannya.Pemuda itu menjulurkan lidahnya. "Bukan apa-apa. Aku dan teman-temanku sering bercanda seperti ini, tapi dia nggak suka dan bahkan suruh aku menjauhinya."Robot kecil itu diutus untuk melayani mereka. Mungkin karena Luis tidak ingin berbicara dengan mereka.Kiana memesan dua hidangan. Pemuda itu juga memesan dua hidangan. Hanya saja, begitu hidangan disajikan, pemuda itu menerima panggilan telepon dan harus pergi."Temanku lagi main basket sama mahasiswa dari akademi olahraga. Dia sudah kalah telak dan kesal setengah mati. Aku harus pergi menyelamatkannya!" Selesai berbicara, pemuda itu sudah berlari pergi.Setelah pemuda itu pergi, Kiana baru sadar kalau dia belum menanyakan namanya.Robot kecil membawakan hidangan pertama, tetapi dia tidak punya kemampuan untuk menyajikannya ke atas meja. Saat ini, masih dibutuhkan tenaga seorang pelayan. Hanya saja, yang datang adalah

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 158

    Bocah ini pasti baru saja keluar dari rumah sakit jiwa, 'kan?Namun, dia punya wajah yang putih dan lembut. Dia juga mengenakan setelan jas merah muda dan tampak seperti idola grup musik. Dia bisa dianggap sebagai visual grup. Senyumnya sangat manis. Suaranya juga manis dan lembut, tetapi…"Dik, sini. Kakak kasih kamu hadiah."Pemuda itu berkedip. Dia tampak polos dan menggemaskan. "Baru saja bertemu, kamu sudah mau kasih aku hadiah?""Siapa suruh kamu tampan," kata Kiana sambil tersenyum.Pemuda itu kelihatan polos. Dia melaju ke arah Kiana dengan papan seluncurnya.Detik berikutnya, pemuda itu langsung menjerit."Ah! Sakit!"Kiana menarik telinga pemuda itu sambil berkata dengan gigi terkatup, "Nggak sopan bilang orang yang nggak kamu kenal, terutama orang yang lebih tua, akan mengalami kemalangan besar!""Wanita kasar! Lepaskan aku! Aduh! Sakit sekali!""Panggil kakak!""…""Cepat!""Kakak…" Panggilan ini terdengar enggan.Kiana mendengus, lalu melepaskan pemuda itu. Namun sebelum m

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 157

    Selesai berbicara, Kiana pun berbalik dan meninggalkan kantor.Konselor mengejarnya dan terus meminta maaf."Nggak masalah aku datang jauh-jauh ke sini, tapi insiden ini mungkin akan meninggalkan kesan buruk bagi teman-teman sekelas adikku. Aku harap guru bisa mengembalikan nama baiknya di depan umum.""Tentu saja. Kami pasti akan melakukannya.""Baguslah."Dia juga tidak ingin kejadian ini berlarut-larut. Lagi pula, adiknya masih harus bersekolah di sini. Menyinggung kepala sekolah dan para guru juga tidak akan menguntungkannya.Namun, ibunya Rachel tidak berpikir sejauh itu. Mereka tahu mereka salah karena salah menuduh orang, jadi mereka tidak mengungkit masalah itu lagi. Namun, putranya memang kehilangan laptop di sekolah, jadi sekolah harus bertanggung jawab. Ibunya Rachel berpegang teguh pada poin ini dan terus berdebat.Terakhir, karena tidak ada pilihan lain, para pemimpin sekolah meyakinkan ibunya Rachel bahwa mereka pasti akan membantu menemukan laptop itu dan juga meminta ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status