Share

Bab 3

Author: Janice Sinclair
"Aku keberatan." Kiana mengangkat alisnya dan tersenyum.

Wajah ayahnya Yovan menjadi gelap. Dia tidak menyangka Kiana akan menolaknya secara langsung.

"Kiana, Ayah pasti punya alasan sendiri. Ikuti kata Ayah saja," bisik Yovan pada Kiana.

"Alasan apa?"

Yovan tercengang.

Kiana dulunya sangat menuruti perkataan Yovan dan tidak akan balik bertanya seperti sekarang ini.

"Bukannya kamu capek? Bagaimana kalau besok bahas di kantor…"

"Aku memang kecapekan. Lantaran aku harus berurusan dengan Grup Januar, menegoisasikan kerja sama, dan bergegas pulang untuk memberimu kejutan."

"Kalau begitu…"

"Tapi aku masih ingin tahu alasan Ayah melakukan hal ini."

Kiana tetap tersenyum. Nadanya masih lembut, tetapi dia tidak mundur.

"Hmph!" Ayah Yovan mendengus.

Kiana menatapnya dan berkata, "Ayah, aku sudah mempersiapkan proyek ini selama hampir enam bulan. Dalam sebulan, aku menghabiskan setengah waktuku untuk perjalanan bisnis, lembur sampai dini hari, bahkan tidur di kantor sudah jadi hal biasa. Sekarang proyek ini sudah hampir selesai. Kenapa Ayah ingin menggantikanku? Sudah seharusnya aku minta penjelasan, 'kan?"

"Kamu harus punya perspektif yang luas!"

"Perspektif luas seperti apa?"

"Kamu menantu Keluarga Sumargo. Cepat atau lambat, aset Keluarga Sumargo akan menjadi milikmu dan Yovan. Proyek seperti itu bukanlah apa-apa. Aku melakukan semua ini juga demi kebaikanmu."

Kiana tertawa.

Bisa-bisanya CEO Grup Thevas berbohong tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Kamu masih berani tertawa!" Ibunya Jovan sudah menahan emosinya dari tadi. Namun, dia tidak bisa bersabar lagi sekarang. "Kalau bukan karena kamu menantu kami, ayahmu juga nggak perlu bernegosiasi denganmu! Dia bisa mengusirmu kapan saja. Emangnya kamu berani mengundurkan diri?"

"Bu!" Yovan memanggil ibunya dengan suara rendah tapi penuh amarah.

"Aku sudah lama bersabar padanya!" Ibunya Yovan menggebrak meja. "Menantu siapa yang tiap hari nggak di rumah? Bukan hanya nggak tahu cara melayani mertuanya, bahkan nggak bisa mengurus suaminya sendiri? Apa gunanya Keluarga Sumargo punya menantu seperti itu?"

"Aku nggak berguna?" Kiana mendengus dingin. "Tahun lalu, aku mendapatkan dua proyek untuk perusahaan dan menghasilkan laba bersih 200 miliar, 'kan?"

"Kamu kira perusahaan akan bangkrut tanpa proyek darimu?" Ibunya Jovan menunjuk hidung Kiana. "Kamu bisa mendapatkan proyek itu berkat bantuan ayah mertuamu dan juga Yovan. Terakhir, kamu malah mengambil begitu banyak bonus! Kamu sudah banyak mendapat keuntungan. Jangan nggak tahu berterima kasih!"

"Cukup!" teriak ayahnya Jovan dengan marah. "Apa satu keluarga perlu perhitungan sampai begitu jelas?"

"Ayah, Ibu, jangan marah. Aku akan membujuk Kiana nanti…"

"Nggak perlu membujukku!" Kiana menyela Yovan, "Aku akan mundur!"

Mendengar itu, Yovan menghela napas lega, lalu tersenyum dan memeluk Kiana. "Kiana, aku tahu kamu paling bijaksana."

Kiana melepaskan diri dari Jovan dan mencibir. "Aku paling bijaksana, jadi aku juga yang paling mudah ditipu."

Jovan mengerutkan kening. "Kiana, apa maksudmu?"

"Aku bilang kamu menipuku."

"Kapan aku menipumu?"

Kiana sengaja cemberut dan pura-pura marah. "Waktu kita pergi daftar nikah, kamu bilang mau kasih aku acara pernikahan yang megah, tapi kita sudah menikah tiga tahun dan kamu masih belum menepati janjimu!"

"Kamu mau acara pernikahan?"

"Permintaan ini nggak keterlaluan, 'kan?"

"Tentu saja keterlaluan!" Ibunya Jovan menyela lagi, "Kalian berdua sudah menikah, apalagi sudah tiga tahun. Buat apa mengadakan acara pernikahan sekarang? Sayang sekali!"

"Kalau aku nggak melangsungkan acara pernikahan, bagaimana orang luar bisa tahu kalau aku menantu Keluarga Sumargo, istrinya Yovan? Bagaimana kalau ada yang berpura-pura jadi aku? Apa aku harus diam saja?"

"Omong... omong kosong apa yang kamu bicarakan!"

"Kalian boleh minta aku mundur, tapi aku ingin acara pernikahan megah yang diketahui semua orang di Kota Yasel. Kalau nggak, jangan harap!"

"Sepertinya keluarga kami sudah terlalu memanjakanmu. Kamu…"

Tanpa menunggu ibunya Jovan selesai berbicara, Kiana langsung membanting piring dan sendoknya.

Dengan sekali sentakan, wajah tiga anggota Keluarga Sumargo itu langsung membiru.

Kiana dulu sudah terlalu baik pada mereka. Itu sebabnya, mereka berani menipu dan menghinanya seperti ini!

"Kamu…"

"Aku nggak selera makan. Aku mau ke atas dulu!"

Selesai berbicara, Kiana pun bangkit dan berjalan ke lantai atas.

Tidak seperti dulu. Sekalipun sudah selesai makan, dia akan menjadi orang terakhir yang bangkit dari meja makan. Dulu dia akan membantu Bi Ida mencuci piring, memotong buah untuk keluarga, dan mengobrol dengan mereka meskipun sudah mengantuk...

Sementara itu, di lantai atas. Bi Ida sedang memegang kunci dan mencoba membuka pintu kamar Kiana dengan Yovan.

Kiana menggerakkan sudut mulutnya dan melangkah maju.

"Bi Ida, apa yang kamu lakukan?"

Bi Ida terkejut. Dia langsung mendongakkan kepalanya dan buru-buru menyembunyikan kunci di tangannya ke belakang punggungnya.

"Aku… aku cuma mau membereskan kamarmu, tapi entah kenapa pintunya terkunci."

"Aku yang kunci."

"Hah?"

Kiana mengeluarkan kunci dari sakunya dan membuka pintu di depan Bi Ida.

"Duduklah di ruang tamu sebentar. Aku akan segera membereskannya."

Bi Ida baru saja ingin melangkah masuk, tetapi Kiana masuk lebih dulu dan menghalangi pintu.

"Aku capek dan mau tidur lebih awal. Jadi, nggak perlu dibereskan lagi."

Selesai berbicara, tanpa menunggu respons dari Bi Ida, Kiana langsung membanting pintu hingga tertutup.

Dia membalikkan badannya. Dengan bantuan sedikit cahaya dari jendela, dia bisa melihat sesosok bayangan panik yang berlari ke ruang ganti.

Menarik sekali!

Siapa bilang hanya istri sah yang bisa muncul di depan umum? Bukankah di sini juga ada istri sah, tetapi masih harus bersembunyi seperti tikus?

Kiana sengaja tidak menyalakan lampu dan keluar masuk ruang ganti. Si 'tikus' hanya bisa meringkuk dan bersembunyi di dalam lemari, tanpa berani bersuara sedikit pun.

Bahkan di saat mandi, Kiana juga sengaja membiarkan pintu terbuka.

Setelah keluar dari kamar mandi, dia mendapati pintu lemarinya sedikit terbuka. Dia menduga udara di dalamnya cukup pengap dan si 'tikus' juga butuh udara segar.

Dia mengenakan piamanya dan berbaring di tempat tidur sambil menatap lemari dengan tenang.

Dia dan Rachel berkenalan sewaktu di SMA. Awalnya mereka hanya teman satu meja, lalu berkembang menjadi teman. Hubungan mereka makin lama makin baik. Mereka diterima di universitas yang sama dan menjadi sahabat.

Mereka selalu membicarakan segala hal, saling membantu, dan melewati masa kuliah bersama.

Kemudian, Kiana masuk ke Grup Thevas untuk magang. Salah satu teman magangnya adalah Yovan.

Saat itu, dia tidak tahu Yovan adalah putra Keluarga Sumargo. Dia mengira Yovan hanya anak dari keluarga biasa seperti dirinya.

Keduanya ditempatkan dalam tim yang sama. Mereka mengerjakan proyek bersama dan lembur bersama. Secara perlahan, perasaan keduanya berkembang dan kemudian mereka pun berpacaran.

Setelah tiga tahun menjalin hubungan, di saat kecelakaan mobil terjadi, dia baru tahu Yovan adalah putra Keluarga Sumargo.

Memikirkan hal ini, Kiana menyentuh perut bagian bawahnya.

Ada bekas luka yang dalam di sana.

Waktu itu, mereka berdua sedang duduk di kursi belakang taksi. Ketika pipa besi dari truk di depan menerobos jendela depan dan masuk dengan cepat, Kiana secara naluriah berdiri di depan Yovan. Kemudian, pipa besi itu menembus tubuhnya dan melukai rahimnya...

Selama masa pemulihannya, dia memperkenalkan Rachel untuk masuk ke Grup Thevas.

Jika dihitung-hitung, hanya dalam waktu setengah tahun, dia dan Yovan sudah mendaftarkan pernikahan mereka.

Sahabatnya memang pandai memainkan trik.

Tok, tok, tok…

Yovan mengetuk pintu dari luar kamar.

"Kiana, buka pintu. Aku mau masuk."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 130

    Kediaman Sumargo kacau balau. Mereka langsung menyuruh pelayan untuk segera memanggil dokter.Ibunya Rachel diusir, jadi dia terpaksa kembali ke rumah Kiana lagi.Rachel ditarik keluar secara kasar oleh Yovan. Pria itu mengarahkan jarinya ke hidungnya. Dia menyuruh Rachel mengembalikan semua barang yang dibeli ibunya, membayar selisih harganya, dan mengusir ibunya. Jika tidak, pria itu akan menceraikannya."Bagaimanapun juga, ibuku itu ibu mertuamu. Bagaimana kamu bisa…"Sebelum Rachel selesai berbicara, Yovan sudah menampar wajahnya."Kamu sengaja memanfaatkan ibumu untuk membuatku dan seluruh keluargaku jijik, 'kan?"Rachel menutupi wajahnya. Air mata membasahi wajahnya."Kalau itu Kiana, apa kamu juga akan memperlakukannya seperti ini?""Apa kamu dan dia sama?"Rachel terdiam."Kamu bahkan nggak pantas dibandingkan dengannya!"Kata-kata Yovan bagaikan pisau yang menusuk hati Rachel. Hanya saja, tidak peduli seberapa sedihnya Rachel, dia tidak bisa melihat sedikit pun rasa sakit hati

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 129

    Setelah memikirkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengesampingkan harga dirinya. "Benar, aku simpanan ayahnya. Dia suka kepribadianku yang penuh semangat dan supel. Dia bilang istrinya di rumah seperti batu bata, membosankan. Dia juga bilang aku membuatnya merasa muda kembali!"Perkataan Kiana barusan telah mengejutkan semua orang. Sebaliknya, perkataan ibunya Rachel sekarang membuat semua orang tercengang."Ibu!" teriak Rachel.Yovan mengumpat. "Sialan!"Ibunya Yovan baru bereaksi. Dia menerjang maju dan bersiap untuk mencabik-cabik mulut ibunya Rachel. "Dasar jalang tua, kalau kamu asal bicara lagi, akan kuhajar kamu sampai mati!"Polisi terkejut dengan kejadian ini dan segera turun tangan untuk memisahkan kedua orang itu."Sudahlah. Kalian berdua, tenanglah dulu!""Bi... Bisa-bisanya aku punya... Rachel, kamu... kamu sungguh..." Setiap kata yang diucapkan ibunya Yovan menyentuh urat sarafnya. Jadi, dia tidak mampu menyelesaikan kalimatnya dan tidak bisa melampiaskan emosinya. Ter

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 128

    "Tentu saja kami sekeluarga. Keluarga yang sesungguhnya!"Saat mengucapkan kata-kata ini, ibunya Rachel tampak agak bangga.Yovan buru-buru maju untuk menghalangi ibunya Rachel berbicara. "Aku peringatkan kamu, jangan asal bicara lagi!""Sejak aku datang, kamu terus-terusan memperlakukanku seperti ini. Aku lebih tua darimu. Kamu juga harusnya panggil aku 'Ibu'!" Ibunya Rachel menepis tangan Yovan yang menunjuk ke arahnya dan membentaknya dengan keras."Dia panggil kamu 'Ibu'?" Mata Kiana melebar."Kiana, dia asal bicara saja. Aku, aku…" Yovan tidak bisa menjelaskan."Memangnya kamu pantas dipanggil sama putraku? Kamu kira kamu siapa!" Ibunya Yovan memaki ibunya Rachel. Hanya saja, karena takut Kiana akan menebak kebenaran melalui sebutan 'ibu' ini, dia pun buru-buru menjelaskan, "Keluarga kami nggak kenal dia. Dia hanya wanita gila!""Kamu yang gila!" teriak ibunya Rachel pada ibunya Yovan."Yang gila itu kamu!""Apa kamu lupa sama pukulanku tadi malam?""Coba saja kalau kamu berani me

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 127

    "Kiana, kelak kamu nggak boleh begini lagi…"Sebelum menyelesaikan kata-katanya, ponsel ibunya Yovan kembali berbunyi. Dia memeriksanya dan matanya langsung terbelalak."600 juta? Apa yang kamu lakukan? Kamu habiskan 600 juta begitu saja?"Mendengar angka itu, Yovan juga terkejut. "Kiana, kamu… kamu keterlaluan!"Keduanya terus menceramahinya, tetapi kemudian segera menyadari ada yang aneh.Kiana berdiri di depan mereka. Bagaimana dia menghabiskan 600 juta?"Kamu…"Kiana berseru, lalu buru-buru mengeluarkan dompetnya dan mengacak-acak isi tasnya. Dia membelalakkan matanya sambil berkata, "Kartu itu hilang!""Hilang?" Ibunya Yovan terkejut lagi. "Jadi, bukan kamu yang habiskan semua uang itu?"Kiana mengangguk. "Aku memang pergi ke mal hari ini, tapi aku belanja pakai uangku sendiri."Buat apa dia habiskan uang Keluarga Sumargo untuk membeli barang penikahannya dengan Tristan?Bukankah itu lucu sekali?"Pasti ada yang mengambilnya dan menggesek kartuku. Tapi juga nggak masuk akal, bagai

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 126

    Kiana kembali ke vila dan bertemu dengan Yovan yang juga baru saja kembali.Saat Yovan melihatnya, alis pria itu langsung berkerut."Eh, kenapa kamu pulang kerja secepat ini?" tanya Kiana berpura-pura terkejut.Yovan berusaha menahan diri, tetapi tidak bisa."Kiana, sejak kapan kamu jadi sematerialistis ini? Dulu kamu nggak seperti ini. Kamu benar-benar mengecewakanku!" Selesai mengatakan itu, Yovan pun masuk ke kediaman Sumargo dengan kesal.Kiana mengerutkan bibirnya. Pria itu menyebutnya materialistis sekarang. Dulu, mereka berdua tinggal di apartemen sewa. Penghasilan Yovan sangat minim karena dia tidak mendapatkan komisi. Pria itu numpang makan dan tinggal gratis di rumah Kiana. Mengapa pria itu tidak menyebutnya materialistis waktu itu?Akan tetapi, dilihat dari betapa marahnya Yovan sekarang, ibunya Rachel pasti tidak mengecewakannya.Kiana pun pergi ke kediaman Sumargo. Ibunya Yovan juga sedang menunggunya."200 juta! 200 juta habis dalam sekejap!""Kamu kira kamu punya banyak

  • Dulu Kau Permainkan Aku, Kini Aku Istri Sultan   Bab 125

    Saat ini, Tristan juga kelihatan tidak sabar, seolah-olah Kiana sedang mencari masalah dengannya.Kiana langsung mengambil mangkuk berisi sup hitam itu, menegaknya sekaligus, lalu membalikkan mangkuk itu. Dia tampak sangat arogan.Tristan melengkungkan bibirnya membentuk senyum. "Hari ini nggak lupa lagi?""Kamu boleh mempertanyakan aspek lain dari diriku, tapi kamu nggak boleh mempertanyakan integritasku. Inilah fondasi yang kupegang," ujar Kiana."Aspek lain, misalnya kepribadian? Bakat? Atau penampilan? Fisik?""Itu nggak penting!"Tristan terkekeh pelan. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam lagi, lalu hendak menutup telepon."Eh, lenganmu kenapa?"Kiana melihat lengan Tristan yang terangkat punya luka besar. Darah telah menodai kemeja putihnya hingga menjadi merah.Tristan meliriknya dengan santai dan berkata, "Nggak sengaja tergores tadi."Ini jelas merupakan jawaban yang asal-asalan, tetapi Kiana juga tidak mendesak masalah itu lebih jauh."Lebih baik pergi ke rumah sakit biar diba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status