Share

Dulu Pembantu Sekarang Menantu
Dulu Pembantu Sekarang Menantu
Penulis: Joane

Ditinggalkan Saat Malam Pertama

“Tidur denganku.” 

Adalah sebagai syarat yang mengejutkan bagi Aisha Lestari. Gadis berusia 21 tahun itu harus melayangi majikannya dalam hal nafsu. Dia terpaksa melakukan itu demi menyelamatkan sang mama yang ada di rumah sakit. Aisha tidak ada pilihan lain lagi. Jika mengandalkan adiknya jelas tidak mungkin. 

Ayah? Jangan pernah sebut nama sialan itu pada Aisha. Karena ayahnya sudah dipastikan sedang bermain dengan wanita lain. Ayahnya adalah seorang pemabuk, tukang judi juga sekaligus orang yang tidak akan peduli terhadap hidupnya Aisha dan juga ibunya. Juga dia punya adik laki-laki. 

Perawannya tidak hilang begitu saja. Butuh beberapa kali berhubungan dengan Devan—pria yang menjadi majikannya sekaligus itu meminta untuk jadi teman tidur. Hubungan yang ke berapa Aisha baru kehilangan kesuciannya. 

Ini bukan hal yang dia inginkan. Karena menyangkut harga diri. Tapi Devan memberikan uang untuk operasi. Dulu, ibunya bekerja pada orangtuanya Devan. Akan tetapi Aisha yang melanjutkan. Ketika meminta bantuan kepada orang lain. Tidak ada yang memberikan pinjaman besar. 

Lalu Devan tempat berlarinya dari segala rasa susah yang dihadapi oleh Aisha. Dengan syarat yang diberikan. Pria itu memberikan uang lebih dari apa yang Aisha minta. Jadi setidaknya bisa untuk hidup yang lama. Perawatan juga biaya operasi. 

Dia menyelesaikan dengan baik. 

Devan masih dalam keadaan tidur waktu Aisha sudah terbangun. Pria itu memeluknya tadi ketika dia baru saja buka mata. 

Aisha mandi, juga langsung pergi ke rumah sakit. Meskipun keadaan sangat tidak mendukung. 

Mengingat semalam adalah percintaan panas antara dirinya juga Devan. 

Oh siapa yang peduli lagi soal itu? 

Aisha pergi ke rumah sakit untuk selesaikan administrasi untuk operasi. “Kalau sudah bayar biaya operasi. Apakah bisa untuk operasi besok?” 

Dengan ekspresi yang begitu panik dia bertanya pada sang dokter. Lalu dokter itu mengiyakan ucapannya Aisha. Lalu dia masuk ke dalam ruangan sang mama. Dilihatnya sang adik juga ada di sana dan siap untuk berangkat sekolah. Setiap malam—Hendra selalu berjaga di rumah sakit. Paginya berangkat sekolah. 

Lalu pada saat itu Aisha mengeluarkan sejumlah uang untuk adiknya. “Bayar SPP kamu, juga jangan lupa untuk sarapan. Kamu naik angkot hari ini. Jangan jalan kaki lagi.” Peringat Aisha memberikan uang itu kepada sang adik. 

“Kakak dapat uang ini dari mana?” 

Tidak lupa juga Nita memberikan tatapan yang teramat tajam untuknya. “Aisha, dapat uang dari mana?” 

“Mas Devan, Bu” 

Nita yang mendengar itu tidak percaya karena jelas Devan orang yang sangat cuek sekali. “Ibu pasti nggak akan percaya soal ini, kan? Pada kenyataannya dia memberikan semuanya sama aku, Bu.” 

Lalu Nita terdiam sejenak. Hendra yang sudah siap pun akhirnya pamit dari ruang inap sang ibu. 

Aisha mencoba menjelaskan secara detail soal di mana dia bisa dapatkan uang. “Aisha, jangan bohong sama Ibu. Kita nggak pernah dapat uang seperti yang kamu berikan ke adik kamu tadi.” 

“Ibu jangan khawatir. Bisa tanya langsung sama Mas Devan soal ini.” 

Ya tentu saja sebelum berhubungan mereka melakukan perjanjian itu sebelumnya. Lalu kemudian Aisha menjelaskan kepada sang ibu bahwa dia mendapatkan uang itu dari Devan dengan cara yang baik-baik. 

Ah tentu dia menemani pria itu tidur. Dalam arti berhubungan suami istri. 

Tawaran memang gila, tapi bisa menyelamatkan nyawa sang ibu. Dibandingkan ayahnya yang tidak berguna sama sekali dengan kelakuan sampahnya. 

“Ayah kamu jangan sampai tahu soal uang itu.” 

Aisha mengangguk dengan pelan. Selama dua minggu ibunya Aisha ada di sini. Tidak ada tanda-tanda pria itu menampakkan diri untuk sekadar menjenguk ibunya Aisha. Jangan harap kalau pria itu datang menjenguk dengan keadaan yang baik-baik saja. 

Maka dari itu. Aisha yakin kalau pria itu sudah ditendang saat ada di lobi rumah sakit lalu disuruh keluar karena mabuk. 

Aisha duduk di sebelah kanan sang ibu. “jangan khawatir, ya. Pasti aku juga mikir soal itu, Bu.” 

 “Kamu tetap kerja, kan?” 

Aisha mengangguk sambil memegang tangan sang ibu. “Aku tetap bekerja, Bu. Jangan khawatir juga. Aku lakukan yang terbaik ke Mas Devan.” 

“Dulu, dia biayai kamu sekolah sampai lulus kuliah. Jangan lupakan jasa dia.” 

Jelas Aisha ingat. Karena mereka semalam berhubungan, jadi Aisha mungkin tidak akan lupakan kejadian itu seumur hidupnya. Kejadian paling gila yang dia lakukan demi mendapatkan uang. Rela memberikan tubuhnya kepada pria itu. Meski tidak dinikahi. Tapi nyatanya dia melakukannya dengan Devan untuk pertama kali. 

“Kamu kenapa bengong?” 

Segera dia menggelengkan kepala mengingat kalau semalam itu memang membuat Aisha sampai tidak habis pikir bagaimana sakitnya. Juga beberapa malam terakhir kalau Devan mencoba membobolnya. Tapi sayangnya dia masih terlalu sempit untuk itu. Saat semalam Devan berhasil. Uang itu bisa didapatkan dengan cash. 

Jumlah yang sangat banyak diberikan oleh Devan. Mengatakan kalau ini menjadi rahasia mereka berdua juga. 

Tidak mungkin bagi Aisha untuk ceritakan pada orang lain juga mengenai hubungan mereka. Jangan sampai terjadi pada mereka berdua soal kejadian semalam tersebut. 

Aisha menutup wajahnya malu. “Aisha, kenapa sih? Apa ada pria yang membuat kamu jatuh cinta?” 

Dia menggeleng cepat. “Nggak, Bu. Mikirin kenapa Ayah nggak mau datang aja.” Ujarnya berbohong dengan sangat pandai sekali. 

Jujur saja ini jadi masalah besar bagi Aisha nantinya. Dia bekerja di rumah itu dan setiap hari mereka bertemu. Devan tampan, juga memiliki pesona yang tidak bisa terbantahkan. Kenapa Aisha bisa melihat tubuh kekar pria itu yang bahkan semalam melakukan dengannya dan kedua lengannya ada di sisi tubuhnya Aisha sambil dipegang oleh Aisha saat Devan melakukan pelepasan. 

Oh itu sangat membuat malu Aisha saat mengerang pada pelepasannya Devan. 

“Ayah kamu mungkin lagi sibuk. Memangnya kamu nggak mau pulang?” 

Mungkin juga ini yang membuat ibunya sakit adalah perselingkuhan ayahnya. Selama ini Aisha tahu bahwa ayahnya menikah dengan beberapa wanita. Bahkan ada anak lain yang menjadi anggota keluarga baru pada Aisha. Tapi satu pun tidak pernah menampakkan diri pada Aisha. 

Jujur saja kalau Aisha juga tidak terkejut dengan ayahnya yang melakukan hal itu. 

Lalu pada saat malam hari adiknya kembali ke rumah sakit setelah Aisha menunggu di sana seharian karena hari liburnya. Besok akan kembali lagi. “Ibu, ingat ya kalau jadwal operasi nanti jangan stres. Ibu harus sembuh, setelah itu kita bertiga keluar dari rumah Ayah.” 

Dia kemudian mengatakan itu kepada ibunya bahwa dia tidak akan pulang ke rumah tersebut. 

Jujur saja kalau Aisha tidak mau lihat ibunya tersakiti lagi. 

Jadi ketika dia kembali lagi ke rumah Devan. 

Dia langsung mandi dan sudah berdandan sedikit cantik. Ketika dia keluar dari kamar. Pria itu bersandar di tiang yang penyangga rumah itu tepat di depan kamarnya Aisha. “Kenapa meninggalkanku saat itu? Kapan kamu pergi?” 

Matanya Aisha melotot sempurna melihat pria itu dengan ekspresi tidak terima ketika Aisha pergi. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status