Setelah mengakui tidak adanya perasaan cinta terhadap Aisha pada papanya. Devan juga jarang pulang ke rumahnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah orangtuanya. Sedangkan Aisha sendirian di rumah untuk mengurus diri sendiri. perasaan Devan belum sepenuhnya hilang.Hanya saja, terpaksa bertahan demi kandungan istrinya. Memang mamanya juga belum tahu, tapi tidak akan lama lagi mamanya pasti tahu mengenai apa yang selama ini disembunyikan oleh Devan. Tidak menutup kemungkinan juga papanya akan mengatakan itu langsung kepada sang mama.Tinggal menunggu waktu saja bagaimana reaksi sang mama akan mulai terlihat lagi. Jujur saja kalau sebenarnya Devan juga muak dengan semua ini. perasaan yang dijaganya untuk tidak dikatakan harus terpaksa dia utarakan kepada papanya.Devan melihat video seorang ibu melahirkan di ponselnya. Dengan alasan bahwa dia bisa pulang lalu memeluk Aisha dan pertahankan rumah tangga. Tapi kenapa perasaannya justru semakin hambar. Mendengar Aisha hamil bukan ka
Devan menuruti perintah sang mama untuk tinggal dengan Aisha. Meskipun tidak ada cinta di hatinya. Tapi ada buah hati yang harus tetap ditemani. Memang selama ini niatnya menikahi Aisha hanya untuk menyelamatkan masa depan wanita itu. Tapi sekarang semuanya telah menjadi rumit sejak wanita itu hamil.Devan yang tidak ada perasaan apa-apa harus tetap bertahan demi anaknya.Apa pun akan dilakukan olehnya sekarang demi sang anak. Bukan lagi soal cinta. Memang tidur dengan Aisha tidak ada perasaan apa pun. Maka, sekarang dia juga harus bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan untuk pernikahannya. Pilihannya untuk menikah waktu itu memang fatal. Tapi lebih fatal lagi kalau Aisha dicampakkan orang lain.Tidak ada yang membenarkan pernikahanmu hanya berlandaskan nafsu saja, Devan. Coba kamu pikirkan bagaimana perasaan Aisha kalau dia tahu soal ini. Ungkapan itu masih terngiang di telinganya Devan sampai sekarang. Jujur saja kalau itu sangat berat sekali baginya.Pulang ke rumah dengan
Devan sudah siap-siap terlebih dahulu karena akan pergi ke rumah teman masa kecilnya dulu yang bertemu dengannya beberapa waktu lalu di sebuah acara di kantor, teman masa kecil sekaligus teman SMA Devan. Sekarang dia diundang oleh temannya untuk makan malam. Tanpa Aisha. Tanpa Aisha, dia akan ke sana sendirian. “Aisha, aku kana pergi malam ini. Tidak perlu menungguku, kamu tidur saja kalau mengantuk. Aku akan reuni dengan teman-temanku.” Istrinya yang sedang menonton televisi diam menatapnya. “Apa ada perempuan?” tanya dia dengan pelan. “Ada, tapi nggak banyak.” “Oh, ya.” Devan pamit pada istrinya dengan baik-baik. Ini memang acara reuni dengan temannya entah ada pria maupun wanita. Di acara itu Devan langsung mencari keberadaan Charlie, yang merupakan teman lamanya tapi karena sempat terpisah, mereka tidak bertemu cukup lama. “Kenapa sendirian?” “Istriku sedang hamil. Jadi aku tidak bisa membawanya.” “Oh man, kamu sudah menikah?” Dia menganggukkan kepalanya. Tidak menyangka
Aisha memasukkan bajunya ke dalam tas. Hari ini akan berangkat ke rumah orangtuanya. Aisha akan menginap selama beberapa hari di sana. Sementara itu, ia akan menunggu suaminya selesai mandi.Menurut kabar yang di dengar dari Hendra maupun Nita. Ayahnya sudah mulai bekerja. Dan bahkan berencana punya perusahaan sendiri. Ayahnya adalah mantan Pegawai Negeri Sipil dulu. Ayahnya punya pendidikan bagus.Ponselnya Devan berbunyi sedari tadi. Aisha yang hendak memanggil suaminya di kamar mandi itu menunggu, ketika dilihat nama terpampang adalah Bianca dengan emoji love di akhir nama itu.Tatapan Aisha kosong ketika dia melihat nama tersebut di layar ponsel suaminya.Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, menampakkan pria itu sedang mengeringkan rambutnya. “HP aku tadi bunyi, ya?”Aisha gelagapan tidak bisa menjawabnya. Dengan berbagai cara dia kemudian menganggukkan kepalanya. “Aku nggak tahu, Mas. Karena aku baru saja dari dapur.”Devan hanya ber oh ria tanpa melanjutkan ucapannya. Dia
“Mungkin Ibu akan berhenti kerja di rumah orangtuanya Devan, Sha.” Ujarnya Nita kepada Aisha ketika dia duduk di ruang tamu. Wanita itu tidak banyak bicara usai orangtuanya berkata demikian.Mungkin memang waktunya juga untuk berhenti bekerja. Saat Juan punya kehidupan yang layak untuk sekarang. Hendra yang punya kendaraan pribadi untuk sekolah. Uang jajan yang dikatakan oleh Nita juga jumlahnya jauh lebih besar dari yang diberikan Aisha.Karena memang kehidupan yang sekarang cukup lebih baik dibandingkan yang dulu. “Uang kamu juga semuanya masih ada, Aisha. Mau dipakai untuk apa? Ayah kamu tabung semuanya demi biaya kepepet. Juga waktu itu Ayah kamu mau pakai ini waktu Ibu sakit.”Tapi Aisha tidak tahu mengenai uang yang dimaksudkan oleh Nita tersebut. Hanya mengetahui kalau Juan punya uang itu yang disimpan dengan rapi dan hanya dia yang tahu.“Uangnya biarkan saja di sini, Bu. Kalau aku butuh, pasti aku bakalan pulang untuk minta uang ini.” jawabnya dengan mantap. Berharap kalau ua
Aisha jelas menyadari perubahan sikap suaminya selama ini yang berbeda. Suaminya juga jarang pulang, jadi yang hanya bisa dilakukan adalah bertahan. Tidak mungkin untuk mencari tahu mengenai apa yang dilakukan oleh suaminya di luar sana. Aisha juga akan berusaha sebisa mungkin pertahankan rumah tangganya, apa pun yang terjadi. Karena tidak mungkin menyerah di awal pernikahan. Saat Juan sudah mengingatkan kalau Devan tidak serius dengan pernikahan ini. Bianca. Nama itu terngiang di kepalanya Aisha ketika ingat kalau pria itu menghubungi wanita itu sering sekali. Menghindari Aisha juga ketika mendapatkan telepon dari wanita itu. Pagi hari, ketika Aisha sedang siapkan sarapan untuk diri sendiri, karena Devan tidak pulang selama beberapa hari ini. Ponselnya Aisha berdering, waktu dilihatnya adalah jadwal untuk periksa ke rumah sakit untuk kandungannya. Aisha sebentar lagi akan melahirkan, tapi suaminya jarang di rumah. Ia mulai memikirkan bagaimana kalau nanti melahirkan tanpa diteman
Sejak Devan ketahuan berselingkuh, pria itu memang sering di rumah. Tapi tidak ada komunikasi antara mereka berdua. Aisha tetap pada kandungannya, meskipun dia tidak diperhatikan oleh Devan. Aisha bertahan demi tidak membuat orangtuanya bersedih kalau pernikahan ini seperti yang dikatakan oleh Juan. Hanya pelampiasan semata.Aisha di ruang tengah bersama dengan suaminya. Devan ada di sofa yang lainnya, menonton televisi bersama. Tanpa ada percakapan, suaminya juga tidak memainkan ponsel meskipun ada di sana.“Kapan kamu melahirkan?” tanya Devan dengan nada bicara datarnya.Aisha menghela napasnya berkali-kali. Dia mengambil bungkus roti yang ada di atas meja kemudian membukanya. “17 hari lagi, aku akan ke rumah sakit seminggu sebelum melahirkan.”“Oh.”Hanya itu yang dikatakan suaminya. Mungkin saja dari semua wanita yang ada di dunia ini, pernikahan Aisha yang awalnya terasa indah tapi tiba-tiba saja merasa datar dengan kelakuannya Devan seperti ini.Ponselnya berdering beberapa meni
Aisha ada di rumah sakit, dia membawa diri sendiri meskipun sudah ditawari oleh mertuanya untuk tinggal di rumah mereka terlebih dahulu menjelang kelahiran buah hari mereka. Namun, Aisha memilih menetap di rumah suaminya. Pisah ranjang dengan Devan. Keadaan memang tidak membaik, tapi meski begitu Aisha hanya ingin bertahan dengan pernikahan yang telah dipilihnya waktu itu.Pergi ke rumah sakit sendirian, adalah hal paling menyedihkan baginya. Akan mengurus bayinya sendirian. Suaminya justru sibuk dengan wanita lain di luaran sana. memang benar kalau Aisha telah memilih untuk menikah dengan Devan. Tapi tidak seperti itu juga membuat dia bersedih seperti ini. pernikahan yang diimpikan hanya tinggal kenangan. Wanita itu ada di ruang inap rumah sakit. Karena takut jika terjadi apa-apa terhadap kandungannya. Tidak memberitahukan orangtuanya maupun mertuanya kalau dia telah ada di rumah sakit. Rumah tangganya yang dipikir baik-baik saja. Devan justru selingkuh. Memilih hidup dengan wani