Share

Bab 7. Berbicara dengan Fira dan Ibunya.

Di dunia lama Kenzo.

Fira sedang duduk, mengetik naskah novel dengan laptop yang ada di atas meja, jari-jarinya yang ramping dengan terampil menekan berbagai tombol keybord dengan cepat.

Saat ini, ponselnya bergetar mengeluarkan nada dering.

Mendengar nada itu, Fira menghentikan ketikannya. Mengambil ponsel dan melihat nama pemanggil, dia sedikit terkejut dan berkata, "Dia menelpon lagi. Jadi, seharusnya ... saat itu kerabatnya kenzo memang sengaja menghubungiku untuk mengatakan sesuatu."

Tanpa berpikiran yang aneh Fira menekan tombol jawab pada panggilan video. Saat tampilan layar berubah, segera ....

"Ahhhh!!!"

Fira berteriak keras, melemparkan ponsel yang dipegang ke arah dinding, dan dengan cepat berdiri sambil mundur ke belakang. Namun, mungkin karena ketakutan, dia tidak memperhatikan keadaan di belakangnya. Kakinya tersandung kursi dan dirinya terjatuh dalam keadaan duduk di lantai.

Fira kini sangat ketakutan dan menangis sambil menutupi matanya.

Cklek ....

Pintu kamar Fira dibuka, seorang wanita dewasa memasuki kamar. Melihat keadaan Fira, dia segera mendekat memeluk Fira sambil bertanya dengan nada khawatir, "Ada apa, Fira?"

"Bu ... ada hantu," kata Fira saat membuka mata dan membalas pelukan ibunya.

Mendengar perkataan Fira sang Ibu menjadi bingung, "Hantu?"

"Y–ya, bu ... ada hantu yang muncul di ponselku," kata Fira kembali menjelaskan.

Ibu Fira tidak sepenuhnya percaya, berpikir kalau anaknya ketakutan saat menonton film horor. Dia melepaskan pelukan, berdiri melihat ponsel yang tergeletak dengan layar tertutup ke bawah di atas meja. Mendekat dan mengangkat ponsel, saat layar dibalik, Ibu Fira melihat wajah tampan Kenzo muncul di layar.

Kenzo: "Halo ... Bu"

kenzo menyapa dan berkata terlebih dahulu. Walaupun bingung melihat wajah yang terlihat muda dan mirip dengan Fira ini, dia mengetahui kalau yang muncul di layar saat ini adalah ibu Fira melalui percakapan yang masih terdengar dari ponsel.

Ibu Fira mengangguk, disaat dia akan berbicara, perkataannya dipotong oleh Fira yang kini berdiri mengingatkan ibunya, "Hati-hati Bu, dia hantu ...."

"Hantu apanya, jelas sekali ini pemuda yang tampan," balas ibu Fira membantah perkataan anaknya sambil menunjukkan layar ke arah Fira.

"Itu h-hantu bu ..." kata Fira sambil kembali menutupi matanya menggunakan kedua tangan. Namun, melalui sela-sela jari, dia masih bisa mengintip dan melihat layar ponsel yang ditunjukkan oleh ibunya.

"Ekhem, hem, agar tidak salah paham, aku akan menjelaskan," kata Kenzo menengahi percakapan mereka. Agak aneh rasanya dibilang hantu berkali-kali.

Mendengar perkataan Kenzo, Ibu Fira membesarkan suara ponsel dan mendekati anaknya untuk berbicara bersama. Walaupun Fira merasakan takut, dia tidak menghindar dan memberanikan diri berdampingan bersama ibunya menatap wajah Kenzo di layar menunggu penjelasan.

Melihat tatapan menunggu dari keduannya, Kenzo mulai berkata menjelaskan, "Memang benar kalau aku sudah mati, tapi–" di tengah penjelasan, kalimat Kenzo dipotong oleh Fira yang berkata dengan keras, "Ahh, dia memang hantu ...."

Wajah Kenzo dipenuhi garis hitam, dan ibu Fira pun sama. Walaupun sedikit terkejut, Ibu Fira relatif tenang karena tahu masih ada kalimat yang Kenzo belum selesaikan. Menegur Fira sebentar, dia meminta Kenzo untuk terus melanjutkan.

Ha ....

Kenzo menarik napas sebentar, dan memulai kembali menjelaskan, "Memang benar kalau aku sudah mati, tapi aku terlahir kembali di dunia lain ...."

Keduanya terlihat kaget dan ingin berbicara, tapi Kenzo membuat gerakan untuk membuat keduanya tetap diam, dan kembali berbicara secara singkat, menjelaskan tentang dirinya yang dikirim ke dunia kultivasi dan mengandalkan kekuatan yang diberikan sistem untuk bertahan hidup di tengah hutan.

Dia tak perlu menyembunyikannya, karena mereka berada di dunia yang berbeda, dan kalaupun mereka memberitahukannya dengan orang lain, tidak akan ada yang percaya.

Setelah Kenzo berhenti bicara, Fira segera berkata dengan tak percaya, "Itu bohongkan ...."

Kenzo terlalu malas untuk berdebat dengan Fira. Dia langsung menunjukkan beberapa bukti seperti ... bola energi spiritual yang mengalir keluar dari telapak tangan, tubuhnya yang kini terlihat lebih muda, dan juga memperlihatkan rubah putih yang bisa berbicara di sampingnya.

Setelah itu, terserah mereka untuk percaya atau tidak.

Fira dan ibunya terdiam. Kini mereka percaya dengan kejutan di hatinya masing-masing. Khususnya Fira, dia baru tersadar kalau wajah Kenzo saat ini sama persis dengan wajah yang dia lihat di waktu masih sekolah menengah atas.

Cukup lama ketiganya terdiam, Kenzo mulai ke topik utama, dan menayakan tentang kejadian saat setelah kematiannya.

Mendengar pertanyaan Kenzo, Fira dengan cepat menjelaskan apa yang dia tahu. Dia berkata kalau tubuh kenzo dikuburkan lima hari yang lalu, dan yang pertama kali mengetahui meninggalnya Kenzo adalah sepupunya yang saat itu datang untuk bermain. Saat pemakaman, semua kerabat Kenzo hadir dan beberapa teman dan tetangga seperti dirinya yang masih berada di kota itu pun hadir setelah mengetahui kematian Kenzo melalui grub sekolah dan lainnya.

Setelah mendengar penjelasan Fira, Kenzo lega. Baguslah jika tubuh lamanya sudah dikubur, jika belum ditemukan atau baru di kuburkan maka sudah jelas tubuhnya sudah membusuk. dia tahu sepupu yang mana itu, biasanya memang ada satu sepupunya yang suka bermain dirumahnya, makanya dia memberitahu lokasi kunci cadangan sehingga dia bisa masuk sendiri jika dia tidak ada di rumah.

Setelah mengetahui itu, Kenzo berbicara beberapa saat pada Fira dan ibunya dan mengakhiri panggilan video.

Tut ...

Setelah melihat panggilan berakhir, Fira dan ibunya terlihat saling berpandangan.

"Fira, ayo ceritakan tentang temanmu ini ..." kata Ibu Fira sambil memegang kedua tangan anaknya dan membimbingnya untuk duduk di kasur.

"Tapi aku tidak tahu banyak bu ..." jawab Fira jujur.

"Apa yang kamu tahu saja ..." kata ibu Fira masih bersikeras.

"Ok ..." Fira mengangguk dan menceritakan apa yang diketahuinya tentang Kenzo.

---

Di kamar tempat tinggalnya, Kenzo yang sudah mengakhiri panggilan, kembali berbaring setelah meletakkan ponselnya di meja.

Di samping Kenzo, rubah putih masih duduk diam menatap Kenzo.

"Apa?" kata Kenzo dengan senyuman lucu pada Elma.

"A–apakah yang tadi dikatakan itu benar ..." tanya Elma penasaran.

"Ya, semuanya benar," jawab Kenzo singkat.

Elma nampak terkejut dengan hal itu, dan menunjukkan ekspresi yang imut. Dia sekarang mengerti kenapa Kenzo tidak banyak tahu tentang dunia ini.

Melihatnya begitu, Kenzo tersenyum, menarik Elma untuk berbaring sambil berkata "Sudah, tidak usah di pikirkan, ayo kita tidur."

"Um ..." Elma mengangguk singkat, dan menyandarkan kepalanya dengan nyaman di depan dada Kenzo.

Mengelus bulu halus di punggung Elma beberapa saat, dan keduanya pun tertidur.

---

Ke esokan harinya.

Di pagi hari.

Dalam keadaan setengah terbangun, kenzo tanpa sadar mencoba mengelus tubuh si rubah putih. Namun, yang dia rasakan bukanlah bulu halus si rubah, tapi kini dia merasakan seperti mengelus tubuh halus seseorang. Karena hal itu, dia membuka mata dan kaget saat melihat seorang wanita muda berambut putih panjang tanpa busana yang terlihat baru berumur sekitar 15 tahun tidur nyaman di sebelahnya.

Agak panik, Kenzo segera melompat dari tempat tidur dan segera berdiri di samping kasur.

"Di mana rubah itu?" gumamnya, "kenapa justru perempuan asing ini yang tidur di tempatnya?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status