Fara menatap wajah lesuh Reno dengan aneh. Tumben sekali wajah putra nya lesuh tidak bersemangat begitu, apa sedang berkonflik dengan Acha?
"Ada apa, Ren, kok tumben lesuh begitu?" Tanya Fara mengikuti Reno ke kamar."Gapapa, lagi capek aja.""Sama Acha?.""Kerjaan.""Mau mamah buatin teh anget?.""Gak usah.""Mau makan aja? Mamah ambilin ya."Reno mengeleng menolak. "Nanti aku ambil sendiri kalo mau." Reno bukan Acha yang apa-apa harus diambilkan."Mamah siapin air anget aja ya buat kamu mandi.""Mah aku capek, mau istirahat." Ucap Reno menegaskan nada bicaranya berharap mamah nya bisa mengerti.Fara mengangguk mengerti. "Yaudah kamu istirahat, mamah tutup pintu nya ya.""Makasih."Reno langsung merebahan diri di kasur mengistirahatkan punggungnya yang sudah sangat pegal setelah seharian bekerja.Beberapa hari ini Reno cukup sibuk membuat waktu istirahatnya berkurang, hari ini Reno bisa pulang lebih awal lebih baik dirinya gunakan untuk beristirahat.Baru lima menit Reno memejamkan matanya pintu kamarnya dibuka dengan kasar dari luar, Reno bangun melihat siapa pelaku nya.Siapa lagi memang?Acha berdiri di ambang pintu dengan piyama tidur membawa boneka anjing kesayangannya. Reno bisa menebak apa yang akan Acha lakukan selanjutnya.Sahabatnya itu datang mengungsi untuk kesekian kalinya."Apa lagi sekarang?." Tanya Reno menggeser badannya membiarkan Acha merebahkan diri disamping nya memeluk boneka anjing itu."Papah lagi karokean, berisik, gak tau anaknya mau tidur.""Papah lo nyari hiburan biar kagak stres ngurusin lo kali." Bela Reno bangun dari tidurnya membuka satu persatu kancing kemejanya.Rasa ingin tidur lenyap begitu saja setelah kemunculan Acha dikamarnya, lebih baik Reno mandi saja.Acha menatap tidak berkedip Reno yang sedang melepas kemeja didepan matanya. Acha berdecak kagum, melihat kemolekan badan Reno."Gue mau mandi.""Ayo gue mandiin.""Cewek gila." Reno melempar kemeja bekasnya pada wajah Acha kemudian segera pergi ke kamar mandi.Acha ngelus dagu nya seperti om-om yang memiliki tatapan mesum. "Diliat-liat, oke juga." Gumam Acha.Kebalik ini mah.*****"Aduh gemasnya, jadi pengen nikahin mereka." Ucap Fara melihat Reno dan Acha yang masih tertidur lelap.Sudah bukan hal aneh melihat Acha dan Reno tidur satu kasur, wajar-wajar saja mereka kan sahabatan jadi tidak masalah.Fara kembali ke dapur untuk memasak, bibirnya tersenyum lebar setelah memposting potret Reno dan Acha yang sedang tidur di status W******p nya dengan caption PAGI-PAGI MASIH PADA BOBO ANAK CANTIK DAN GANTENGKU tidak lupa dengan emot senyuman dan taman bunga nya.Teman-temannya langsung berkomentar membuat Fara senyum-senyum sendiri di dapur bersenandung ria sambil menggoreng-goreng.Menu sarapan hari ini Fara buatkan spesial nasi uduk dengan ayam goreng serundeng. Walaupun Fara ibu-ibu sosialita yang kerjaannya nongkrong manja dan belanja di mall tapi jika sudah masuk dapur masakannya tidak perlu diragukan lagi.Orang dulunya mantan Chef kok."Haduh udah jam tujuh aja." Fara buru-buru menyelesaikan masakannya karna jam sembilan nanti dirinya akan pergi berkumpul manja di caffee salah temannya yang baru buka.Sat set sat set Fara menyajikan sarapannya di meja makan. "Sarapan beres, tinggal memanjakan diri." Fara mengibaskan rambut panjangnya yang badai merasa bangga pada dirinya sendiri karna bisa gerak dengan cepat.Dikamar Reno, Acha tidurnya mulai terusik saat deringan telpon Reno terus berbunyi kesekian kalinya. Geram Acha memutuskan untuk mengangkatnya dengan setengah kesadarannya."Reno masih tidur, lo ganggu, bye." Ketus Acha lalu mematikan telponnya sepihak.Acha merayap keatas badan Reno mencari kenyamanan untuk kembali tidur. "Empuk juga."Acha menepuk-nepuk dada Reno yang berbentuk."Nyaman."Shit.Reno menggeram dalam tidurnya, kesadarannya mulai terkumpul karna tidur pun sudah tidak tenang."Cha, plis deh jangan bikin gue darah tinggi pagi-pagi." Ucap Reno dengan suara yang parau menyingkirkan tangan Acha yang merayap kedalam baju nya.Acha mendongak menatap Reno yang masih memejamkan matanya. "Dada lo kok gede?.""Gede apaan sih bego, ah.""Ini ini liat, dada gue cuman segini."ASTGAFIRULLAH UKHTI.Sial, Reno malah membuka matanya melihat tangan Acha yang sedang mengukur dada nya, kenapa Reno terpancing dengan ucapan Acha sih harusnya dia merem saja tidak usah melihat.Jadi kepikiran kan."Punya lo segini." Acha tiba-tiba mengukur dada Reno menggunakan kedua tangannya.Reno menutup setengah wajahnya kesal. "Punya gue gak ada isinya, ini gede karna otot." Reno berusaha memberikan penjelasan agar Acha tidak semakin melantur dengan omongannya.Acha menundukkan pandangannya menatap dada nya dari balik piyama. "Emang kalo punya gue ada isi nya ya?." Tanya Acha menatap Reno dengan polosnya.ALLAHUAKBAR!"Mending lo mandi." Perintah Reno sudah tidak sanggup meladenin ucapan Acha yang ugal-ugal an."Dingin.""Jangan norak, kan ada air panas lo pake deh tuh sampe badan lo melepuh terus kulitnya lo goreng biar bisa test kriuk." Ucap Reno saking Jengkel nya pada Acha."Serem.""Tapi lebih serem gak punya kuota sih.""Serah lo, Cha, terserah." Kesal Reno.Acha merubah posisinya menjadi tengkurap, kedua tangannya menjadi tompangan dagu nya."Ren.""Apaan lagi?." Reno bertanya dengan malas."Gue tiba-tiba bm molen masa."Apalagi ini yaallah, kenapa Acha random sekali pagi-pagi begini pake acara bm molen segala. Reno banyak-banyak Istighfar untung Reno sudah Islam dari lahir coba kalo semisal dirinya Kristen pasti otw log-in akibat Acha."Gue cuci muka dulu.""Mau kemana?.""Beli ban motor... nanya lagi lo, tadi lo mau apa?""Molen.""Tau ah." Reno ngambek.*****"Lo bilang apa barusan?." Tanya Reno takut salah dengar ucapan Acha yang selalu diluar pikirannya.Acha menghela nafas. "Gue pengen bisa naik motor." Ulang Acha."Naik motor mah gampang, tinggal duduk.""Bukan Reno. Maksud gue bawa motor nya.""Biar gue gak nyusahin lo terus, naik motor juga gak capek tinggal gas aja gak perlu jalan." Lanjut Acha.Reno cukup terharu karna Acha tidak mau menyusahkannya tapi Reno juga geram mendengar ucapan Acha yang begitu enteng bilang tinggal gas aja."Bawa motor gak segampang itu, apalagi dijalan raya, bahaya. Lo bisa mati sia-sia nanti.""Pake helm biar aman."Makin ngadi-ngadi saja Acha sekarang, jalan kaki keluar saja tidak pernah benar apalagi bawa motor bisa babak belur ditabrak orang dijalanan nanti."Tetep bahaya.""Kan ada lo, lo jagain gue.""Jangan ngebantah.... Mendingan lo mulai mikirin planing hidup lo kedepan kalo gak mau nyusahin gue sampe mati. Contoh kecilnya kuliah, pendidikan penting loh buat masa depan lo." Ucap Reno.Acha menghela nafas panjang. Dulu dirinya pikir kuliah hanya beradu outfit sambil tenteng-tenteng tas lalu lulus tapi setelah melihat bagaimana pusing dan riweh nya Reno waktu mengerjakan tugas dan skripsi nya Acha jadi berpikir dua kali untuk kuliah."Demi masa depan lo juga, Cha, lo cewek calon ibu, tanggung jawabnya besar apalagi udah punya anak kalo bukan lo siapa lagi yang mau ngajarin anak lo nanti."Reno sudah berpikir sejauh itu tentang dirinya, Acha kepikiran saja belum."Nanti gue pikirin."To be continudeReno melamun menatap hamparan air pantai di hadapannya yang terhampar luas begitu indah di sore hari.Pantai menjadi salah satu tempat favorit bagi Reno saat banyak beban pikiran yang menghajarnya habis-habisan seperti sekarang ini.Hidup lagi berat-beratnya masalah keluarga malah datang di waktu yang tidak tepat.Perdebatan orang tua nya selalu menghantui otak Reno, keluarga Reno sangat berkecukupan bahkan bisa dibilang lebih dari cukup tapi dibalik kelebihan itu ada kekurangan yang dimana hubungan antara mamah dan papah nya tidak pernah akur dan harmonis seperti pasangan suami istri lainnya.Meskipun sudah menikah puluhan tahun tapi orang tua nya masih saja hobi bertengkar.Seperti siang tadi contohnya Papah Reno yang baru saja pulang dari Surabaya kumat dengan penyakitan nya, membawa wanita simpanan dengan tidak tau malu kerumah mereka untuk kesekian kalinya.Fara tentu saja marah dan mengamuk melihat kelakuan suami nya yang tidak pernah berubah walau dirinya selalu mengancam akan
"Makasih ya sayang udah mau nemenin tante ke pengadilan." Fara menggenggam tangan Acha diatas pangkuannya, mereka sedang duduk diruang keluarga sambil menonton drama di tv setelah beberapa saat yang lalu pulang dari pengadilan agama."Sama-sama." Acha balas tersenyum manis. Fara adalah wanita kuat seperti almarhum mamah nya, dititik terendahnya seperti ini saja Fara tidak mengeluarkan air mata sama sekali."Besok temenin tante belanja, bisa kan?""Kalo pusing kaya gini bawaannya pengen shopping ngabisin uang." "Bisa tante, nanti kabarin aja jam berapa nya."Fara mencubit gemas pipi Acha. "Kamu emang paling bisa ngertiin tante. Jadi gak sabar buat jadian mantu." Ucapnya.Acha tidak memikirkan ucapan Fara, mata nya melihat jam sebentar lalu berpamitan pada Fara untuk pulang."Kamu gak nunggu Reno pulang dulu?.""Aku ngantuk tante.""Tiduran di kamar Reno aja loh."Sebenarnya tawaran Fara boleh juga tapi Acha tetap memilih untuk pulang. "Aku pulang aja tante." Acha mencium punggung tang
Bagas menangis haru setelah mendengar ucapan putri nya yang selalu dirinya tunggu-tunggu, dipeluknya erat badan Acha sambil mengucapkan alhamdulillah."Ini bukan papah yang salah denger kan?." Bagas berusaha memastikan sekali lagi.Acha menghela nafas pendek. "Aku serius mau kuliah, dipikir-pikir bete juga dirumah terus." Ucap Acha menyebutkan alasannya."Berarti kamu beneran mau kuliah ini.""Iya, papah." Acha mulai jengkel."Alhamdulillah." "Reno harus tau kabar gembira ini." "Reno udah tau tadi aku udah bilang dia, mungkin bentar lag—." Ucapan Acha berhenti."ALHAMDULILLAH YAALLAH AKHIRNYA SAHABAT SAYA MAU KULIAH UNTUK MASA DEPANNYA." Reno teriak dari pintu sambil mengangkat kedua tangannya bersyukur.Seperti dugaan Acha cowok itu pasti langsung datang kerumah nya setelah dirinya telpon.Badan kecil Acha diangkat hingga kaki nya tidak menyentuh lantai oleh Reno. "Bego turunin." Kesal Acha meronta-ronta."Gue seneng banget akhirnya lo mau dengerin omongan gue." Ucap Reno setelah m
Setelah memutuskan untuk membiarkan Shafa ikut bergabung bersama mereka, Fara dibuat tidak tenang dan nyaman berbanding terbalik dengan Acha yang begitu santai dan tidak peduli.Padahal yang harusnya seperti itu Acha bukan Fara, jelas-jelas Shafa sedang berusaha mendekati Fara untuk mengambil perhatiannya."Tante suka koleksi jam tangan ya?.""Buat gaya-gaya aja sih ngabisin uang." Jawab Fara seperti biasa dengan senyuman palsunya.Ngobrol dengan Fara Shafa selalu dibuat mati kutu untuk menlanjutkan topik obrolannya tapi Shafa tidak menyerah begitu saja, demi Reno Shafa akan terus berusaha memenangkan hati Fara."Oh iya, Cha, tumben banget lo belanja di Sephora beli make up?." Tanya Shafa tidak sengaja melihat salah satu paper bag dari Sephora milik Acha."Biasanya kan lo paling gak peduli tentang penampilan, lo kan cewek natural." Acha menatap Shafa untuk beberapa detik lalu tersenyum membuka paper bag itu menujukan isi nya tanpa ragu pada Shafa. "Iya, cewek natural juga tetap butuh
Momentum yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, setelah mendaftarkan diri sebagai maba di periode ke 2 hari ini Acha resmi menjadi maba di salah satu Universitas Jakarta.Diantarkan oleh Reno dan juga papah nya untuk pertama kali menjadi seorang maba sebenarnya cukup memalukan untuk Acha."Udah kalian balik sana."Bagas menyeka ujung matanya yang berair. "Papah terharu liat kamu bisa dititik ini, papah bangga dan mamah kamu pun disana pasti bangga, papah yakin." Ucap Bagas memeluk Acha mencium keningnya bangga."Pah.""Kamu harus sungguh-sungguh ya buktikan keseriusan kamu."Acha menghela nafas pelan. "Ren anterin papah pulang." Suruh Acha, melihat papah nya seperti itu hanya membuat Acha menjadi tidak tega."Baik ndoro.... Lo jaga diri baik-baik."Padahal dirinya hanya pergi ke kampus yang jaraknya pun hanya ditempuh sekitar satu jam an saja tapi kenapa mereka berlagak seperti Acha pergi keluar negeri.Setelah mobil Reno pergi dari sana Acha menghirup udara sebanyak mungkin lalu membua
Seminggu sudah Acha menjadi mahasiswa, walaupun sedikit berat tapi Acha tetap berusaha menjalani nya dengan tenang dan santai.Setiap hari Acha diantar jemput oleh Reno, cowok itu selalu meluangkan waktunya untuk menjemput Acha walau sesibuk apapun. Padahal Acha bisa naik grabcar atau gojek untuk sekedar pulang saja tapi Reno tidak membiarkannya selagi dirinya masih sanggup.Kegiatan Acha selama di kampus hanya datang, belajar, istirahat lalu pulang begitu terus setiap harinya. Di kampus Acha tidak mengikuti kegiatan apapun dirinya benar-benar hanya menjadi mahasiswa Kupu-Kupu seperti ucapannya.Seperti hari ini setelah kelas pertamanya selesai Acha hanya berdiam diri di dalam kelas meletakan kepalanya pada tumpuan tangan sambil melamun mendengarkan musik lewat AirPods nya."Acha, gue panggil-panggil juga." Siska tiba-tiba datang menggebrak kursi sambil berteriak membuat Acha tersadar dari lamunannya.Acha melepas AirPods nya menatap Siska dengan tatapan bertanya."Ada yang nyariin l
Kecanggungan terjadi diantara Acha dan Reno setelah mengantarkan Bagas ke bandara untuk kembali ke pekerjaannya. Acha kembali ditinggal sendiri untuk ke sekian kalinya, bukan hal besar untuk Acha cuman sekarang keadaannya kurang pas.Sejak kejadian tadi malam Acha tidak banyak mengobrol dengan Reno, dirinya bukan marah tapi justru merasa bersalah takut jika Reno masih kesal padanya."Semalem gue beliin mochi, udah dimakan?."Acha melihat pada Reno yang tiba-tiba mengajaknya bicara. "Udah." Balas nya, matanya menatap potongan buah yang dikupaskan oleh Reno."Tentang yang semalem, maaf.""Maaf." Keduanya secara kebetulan mengucapkan kata maaf dengan bersamaan membuat pandangan keduanya bertemu untuk beberapa saat."Sahabat gue emang udah berubah, sekarang dia udah mau minta maaf." "Bukan karna gue salah.""Iya, minta maaf gak harus yang salah." Reno mengelus rambut Acha.Acha menggeser duduk lebih dekat pada Reno. "Tapi gue juga salah dikit sih, karna gak ngabarin lo, gue gak tau kalo
PagiHari ini Acha libur waktu yang selalu Acha tunggu-tunggu untuk bisa tiduran sepuasnya, belum ada sebulan Acha kuliah tapi rasa nya sudah lama sekali, apa karna Acha tidak menikmati waktunya?Meski sudah jam 10 pagi Acha nyatanya belum memakan apapun selain meneguk air mineral sisa semalam. Reno hari ini bekerja tapi tumben sekali cowok itu tidak memberikannya sarapan padahal tau jika sudah tidak ada papah nya yang memasak.Belakangan ini Acha juga merasa sikap Reno agak sedikit sensitif kepadanya, kadang Acha tidak habis pikir padahal sebelumnya Reno orang paling depan yang selalu menyuruhnya untuk kuliah dan bersosialisasi dengan orang lain tapi setelah Acha berusaha melakukan hal itu respon Reno malah aneh.Acha mengusap perut nya yang berbunyi, helaan nafas dibuangnya perlahan lalu turun dari kasurnya berjalan keluar kamar menuju dapur."Makan apa gue?." Bingung Acha melihat isi kulkas yang hanya ada ayam dan daging beku.Acha berusaha mencari sesuatu yang bisa dirinya makan n