Share

10. Cewek gila

Fara menatap wajah lesuh Reno dengan aneh. Tumben sekali wajah putra nya lesuh tidak bersemangat begitu, apa sedang berkonflik dengan Acha?

"Ada apa, Ren, kok tumben lesuh begitu?" Tanya Fara mengikuti Reno ke kamar.

"Gapapa, lagi capek aja."

"Sama Acha?."

"Kerjaan."

"Mau mamah buatin teh anget?."

"Gak usah."

"Mau makan aja? Mamah ambilin ya."

Reno mengeleng menolak. "Nanti aku ambil sendiri kalo mau." Reno bukan Acha yang apa-apa harus diambilkan.

"Mamah siapin air anget aja ya buat kamu mandi."

"Mah aku capek, mau istirahat." Ucap Reno menegaskan nada bicaranya berharap mamah nya bisa mengerti.

Fara mengangguk mengerti. "Yaudah kamu istirahat, mamah tutup pintu nya ya."

"Makasih."

Reno langsung merebahan diri di kasur mengistirahatkan punggungnya yang sudah sangat pegal setelah seharian bekerja.

Beberapa hari ini Reno cukup sibuk membuat waktu istirahatnya berkurang, hari ini Reno bisa pulang lebih awal lebih baik dirinya gunakan untuk beristirahat.

Baru lima menit Reno memejamkan matanya pintu kamarnya dibuka dengan kasar dari luar, Reno bangun melihat siapa pelaku nya.

Siapa lagi memang?

Acha berdiri di ambang pintu dengan piyama tidur membawa boneka anjing kesayangannya. Reno bisa menebak apa yang akan Acha lakukan selanjutnya.

Sahabatnya itu datang mengungsi untuk kesekian kalinya.

"Apa lagi sekarang?." Tanya Reno menggeser badannya membiarkan Acha merebahkan diri disamping nya memeluk boneka anjing itu.

"Papah lagi karokean, berisik, gak tau anaknya mau tidur."

"Papah lo nyari hiburan biar kagak stres ngurusin lo kali." Bela Reno bangun dari tidurnya membuka satu persatu kancing kemejanya.

Rasa ingin tidur lenyap begitu saja setelah kemunculan Acha dikamarnya, lebih baik Reno mandi saja.

Acha menatap tidak berkedip Reno yang sedang melepas kemeja didepan matanya. Acha berdecak kagum, melihat kemolekan badan Reno.

"Gue mau mandi."

"Ayo gue mandiin."

"Cewek gila." Reno melempar kemeja bekasnya pada wajah Acha kemudian segera pergi ke kamar mandi.

Acha ngelus dagu nya seperti om-om yang memiliki tatapan mesum. "Diliat-liat, oke juga." Gumam Acha.

Kebalik ini mah.

*****

"Aduh gemasnya, jadi pengen nikahin mereka." Ucap Fara melihat Reno dan Acha yang masih tertidur lelap.

Sudah bukan hal aneh melihat Acha dan Reno tidur satu kasur, wajar-wajar saja mereka kan sahabatan jadi tidak masalah.

Fara kembali ke dapur untuk memasak, bibirnya tersenyum lebar setelah memposting potret Reno dan Acha yang sedang tidur di status W******p nya dengan caption PAGI-PAGI MASIH PADA BOBO ANAK CANTIK DAN GANTENGKU tidak lupa dengan emot senyuman dan taman bunga nya.

Teman-temannya langsung berkomentar membuat Fara senyum-senyum sendiri di dapur bersenandung ria sambil menggoreng-goreng.

Menu sarapan hari ini Fara buatkan spesial nasi uduk dengan ayam goreng serundeng. Walaupun Fara ibu-ibu sosialita yang kerjaannya nongkrong manja dan belanja di mall tapi jika sudah masuk dapur masakannya tidak perlu diragukan lagi.

Orang dulunya mantan Chef kok.

"Haduh udah jam tujuh aja." Fara buru-buru menyelesaikan masakannya karna jam sembilan nanti dirinya akan pergi berkumpul manja di caffee salah temannya yang baru buka.

Sat set sat set Fara menyajikan sarapannya di meja makan. "Sarapan beres, tinggal memanjakan diri." Fara mengibaskan rambut panjangnya yang badai merasa bangga pada dirinya sendiri karna bisa gerak dengan cepat.

Dikamar Reno, Acha tidurnya mulai terusik saat deringan telpon Reno terus berbunyi kesekian kalinya. Geram Acha memutuskan untuk mengangkatnya dengan setengah kesadarannya.

"Reno masih tidur, lo ganggu, bye." Ketus Acha lalu mematikan telponnya sepihak.

Acha merayap keatas badan Reno mencari kenyamanan untuk kembali tidur. "Empuk juga."Acha menepuk-nepuk dada Reno yang berbentuk.

"Nyaman."

Shit.

Reno menggeram dalam tidurnya, kesadarannya mulai terkumpul karna tidur pun sudah tidak tenang.

"Cha, plis deh jangan bikin gue darah tinggi pagi-pagi." Ucap Reno dengan suara yang parau menyingkirkan tangan Acha yang merayap kedalam baju nya.

Acha mendongak menatap Reno yang masih memejamkan matanya. "Dada lo kok gede?."

"Gede apaan sih bego, ah."

"Ini ini liat, dada gue cuman segini."

ASTGAFIRULLAH UKHTI.

Sial, Reno malah membuka matanya melihat tangan Acha yang sedang mengukur dada nya, kenapa Reno terpancing dengan ucapan Acha sih harusnya dia merem saja tidak usah melihat.

Jadi kepikiran kan.

"Punya lo segini." Acha tiba-tiba mengukur dada Reno menggunakan kedua tangannya.

Reno menutup setengah wajahnya kesal. "Punya gue gak ada isinya, ini gede karna otot." Reno berusaha memberikan penjelasan agar Acha tidak semakin melantur dengan omongannya.

Acha menundukkan pandangannya menatap dada nya dari balik piyama. "Emang kalo punya gue ada isi nya ya?." Tanya Acha menatap Reno dengan polosnya.

ALLAHUAKBAR!

"Mending lo mandi." Perintah Reno sudah tidak sanggup meladenin ucapan Acha yang ugal-ugal an.

"Dingin."

"Jangan norak, kan ada air panas lo pake deh tuh sampe badan lo melepuh terus kulitnya lo goreng biar bisa test kriuk." Ucap Reno saking Jengkel nya pada Acha.

"Serem."

"Tapi lebih serem gak punya kuota sih."

"Serah lo, Cha, terserah." Kesal Reno.

Acha merubah posisinya menjadi tengkurap, kedua tangannya menjadi tompangan dagu nya.

"Ren."

"Apaan lagi?." Reno bertanya dengan malas.

"Gue tiba-tiba bm molen masa."

Apalagi ini yaallah, kenapa Acha random sekali pagi-pagi begini pake acara bm molen segala. Reno banyak-banyak Istighfar untung Reno sudah Islam dari lahir coba kalo semisal dirinya Kristen pasti otw log-in akibat Acha.

"Gue cuci muka dulu."

"Mau kemana?."

"Beli ban motor... nanya lagi lo, tadi lo mau apa?"

"Molen."

"Tau ah." Reno ngambek.

*****

"Lo bilang apa barusan?." Tanya Reno takut salah dengar ucapan Acha yang selalu diluar pikirannya.

Acha menghela nafas. "Gue pengen bisa naik motor." Ulang Acha.

"Naik motor mah gampang, tinggal duduk."

"Bukan Reno. Maksud gue bawa motor nya."

"Biar gue gak nyusahin lo terus, naik motor juga gak capek tinggal gas aja gak perlu jalan." Lanjut Acha.

Reno cukup terharu karna Acha tidak mau menyusahkannya tapi Reno juga geram mendengar ucapan Acha yang begitu enteng bilang tinggal gas aja.

"Bawa motor gak segampang itu, apalagi dijalan raya, bahaya. Lo bisa mati sia-sia nanti."

"Pake helm biar aman."

Makin ngadi-ngadi saja Acha sekarang, jalan kaki keluar saja tidak pernah benar apalagi bawa motor bisa babak belur ditabrak orang dijalanan nanti.

"Tetep bahaya."

"Kan ada lo, lo jagain gue."

"Jangan ngebantah.... Mendingan lo mulai mikirin planing hidup lo kedepan kalo gak mau nyusahin gue sampe mati. Contoh kecilnya kuliah, pendidikan penting loh buat masa depan lo." Ucap Reno.

Acha menghela nafas panjang. Dulu dirinya pikir kuliah hanya beradu outfit sambil tenteng-tenteng tas lalu lulus tapi setelah melihat bagaimana pusing dan riweh nya Reno waktu mengerjakan tugas dan skripsi nya Acha jadi berpikir dua kali untuk kuliah.

"Demi masa depan lo juga, Cha, lo cewek calon ibu, tanggung jawabnya besar apalagi udah punya anak kalo bukan lo siapa lagi yang mau ngajarin anak lo nanti."

Reno sudah berpikir sejauh itu tentang dirinya, Acha kepikiran saja belum.

"Nanti gue pikirin."

To be continude

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status