Share

9. Mancing

last update Last Updated: 2024-01-31 15:10:48

Pagi-pagi enaknya mancing kalo lagi libur, Reno berlari menyeberangi jalan menuju rumah Acha untuk mengajaknya memancing.

Reno sebenarnya sudah janjian dengan Bara dan dristan, mengajak Acha hanya menjadi syarat saja sebagai simbol keberuntungan agar mendapatkan banyak ikan.

"Acha, mancing yuk." Teriak Reno.

"Mau mancing kemana kamu?." Tanya Bagas muncul dari balik pintu.

"Ke depan aja yang deket om, Acha udah bangun belum?."

"Kaya nya udah. Tadi om denger suara air dikamar mandi. Coba kamu liat aja ke kamarnya."

Kamar Acha tidak pernah dikunci membuat Reno dengan gampang keluar masuk kamar sahabatnya itu.

Pemandangan pertama yang Reno liat saat masuk ke kamar Acha adalah komik-komik yang berserakan diatas kasur.

"Lo suka baca komik sekarang?"

Acha menurunkan kecamata dari pangkal hidupnya menatap Reno yang berdiri berdecak pinggang menatapnya juga.

"Kata lo nonton drakor gak berpaedah dan bikin rusak otak, yaudah gue banting stir ke baca komik."

Reno geleng-geleng, panasaran dengan genre apa yang Acha baca Reno mengambil satu persatu komik yang berserakan dikumpulkannya menjadi satu.

Kebanyakan genre nya fantasy dan action, bisa Reno biarkan dari pada menonton drakor seperti waktu itu.

Reno mengambil komik yang sedang dibaca Acha menggabungkannya ketumpukan komik yang dibereskan nya tadi.

"Gue kesini mau ngajakin lo mancing."

Acha berbaring lesuh. "Gue gak mau, capek."

"Gak ngapa-ngapain juga cuman duduk doang, gak bakalan cape."

Acha menutup badannya dengan selimut. "Mancing cuman buat orang yang sabar." Ucap Acha dari dalam selimut.

"Nanti mampir ke alfa beli cemilan."

Acha membuka selimut yang menutupi badannya. "Oke, gue siap-siap dulu."

"Dasar." Reno keluar dari kamar Acha membiarkan sahabatnya bersiap-siap, dirinya menunggu didepan rumah menghampiri Bagas yang sedang menanam tanaman lidah buaya dihalamannya.

"Dibantuin gak om?."

"Gak usah.... Gimana Acha, mau kamu ajakin mancing?"

"Mau, lagi siap-siap."

"Kalo sama kamu dia nurut Ren. Dulu kalo om ajakin mancing mana mau dia."

"Mau karna ada mau nya om."

"Namanya juga Acha, Ren. Tau sendiri kamu." Ucap Bagas tertawa.

*****

Acha menghembuskan nafas bosan entah kesekian kali nya, hampir dua jam memancing Reno belum mendapatkan satu ikan pun.

Ketiga cowok itu sibuk mengobrol tidak memperdulikan Acha yang sudah digerogoti rasa bosan. Tangannya mengambil cemilan yang sempat dibelinya sebelum ke pemancingan lalu memberikannya kepada Reno.

Reno menaruh pancingannya untuk membuka bungkusan ciki yang diberikan Acha. Tidak lupa Reno juga membuka kan tutup botol mineral untuk sahabatnya.

"Bosen, ya, Acha?."

Acha menatap drista, terakhir Acha melihat cowok itu saat ulang tahun Reno tahun lalu.

"Ngantuk."

"Mau gue anterin pulang?." Tawar drista Reno langsung melihat kepadanya.

Acha berdiri dari duduknya berkacak pinggang menatap empang ikan yang lumayan luas. Rambut pendek yang tertiup angin membuat pesona Acha sebagai kembang komplek terpancar.

"Gue gak akan pulang sebelum Reno dapet ikan."

"Rugi waktu gue terbuang gitu aja tanpa ada hasil."Lanjutnya membuat Reno mengangguk-angguk setuju.

Acha kembali duduk disamping Reno mengunyah ciki-ciki nya, Reno mengelus puncak kepala Acha sambil tersenyum.

"Lo sama Acha makin deket aja gue liat semenjak putus dari Shafa." Ujar Bara.

"Pikiran lo doang, gue sama Acha sewajarnya sahabat aja." Balas Reno.

"Lo udah berapa lama sih sahabatan sama Acha?." Tanya Dristan.

Reno diam coba mengingat awal mula kedekatannya dengan Acha. "Dari gue pindah rumah, sekitar enam tahun yang lalu." Ucap Reno setelah mengingat-ingat.

"Selama itu lo sama sekali gak ada perasaan sama Acha?." Tanya Dristan.

"Ada." Bara dan Dristan tertegun. "Perasaan sebagai seorang sahabat, gak lebih." Kedua cowok itu menghela nafas kompak mendengar penuturan Reno.

"Kalo lo, Cha, lo ada perasaan gak sama Reno?."

"Selain perasaan antara sahabat."

Acha menatap Reno sekilas lalu menompangkan dagu nya menatap kedua cowok itu. "Gue suka Reno." Ucap Acha, tidak hanya Bara dan Dristan yang terkejut Reno yang mendengarnya pun ikut tertegun.

"Sebagai peliharaannya."

"Udah gak ke tolong, Bar." Dristan kembali fokus pada pancingannya.

Acha melihat bungkusan ciki yang telah habis dimakannya tanpa terasa, bagaimana tidak habis jika dari tadi mulutnya tidak berhenti mengunyah untuk menghilangkan rasa bosan,  sisa bumbu pada jemari tangannya pun Acha jilati hingga bersih lalu mengelap nya ke baju.

Jorok memang.

Acha memutar otaknya agar tidak bosan, makanannya sudah habis Acha harus memikirkan hal lain untuk membuang rasa bosannya.

Melihat pancingan yang dipegang Reno sebuah ide langsung muncul diotak Acha. Dirinya bisa berlajar memancing siapa tau hoki, mengandalkan Reno tidak ada harapan.

"Gue mau coba."

Reno menggeleng menjauhkan pancingannya dari Acha. "Lo gak bisa."

"Bisa, lo ajarin."

"Gak ada. Udah diem tunggu, bentar lagi pasti dapet ikannya, abis itu kita pulang." Ucap Reno membuat Acha cemberut.

"Sini biar gue ajarin cara mencing." Ucap Bara menepuk kursi disebelah nya agar Acha pindah.

"Boleh?."

"Gue bukan Reno."

Reno menatap tajam Bara, tidak bisa dibiarkan.

"Pegang." Sebelum Acha pindah kesamping Bara Reno langsung memberikan pancingannya pada Acha.

Reno memindahkan kursinya kebelakang Acha. "Gini cara pegang nya." Tangan Reno ikut memegang pancingan membuat posisinya seperti sedang memeluk Acha dari belakang.

"Kalo umpannya kemakan gimana?."

"Tarik kaya gini." Reno memperagakan cara menarik pancingannya dengan tangan  dibawah genggamannya.

Bara dan Dristan saling melempar pandangan melihat dua orang sahabat yang malah bermesraan, isi pemikiran mereka memikirkan hal yang sama keduanya geleng-geleng.

"SAHABATAN TAI."

*****

"Astagfirallahaladzim." Bagas istighfar melihat Acha yang basah kuyup menangis terisak di gendongan Reno.

"Om, anaknya kecemplung empang."

"Kok bisa?." Bagas tidak habis pikir bagaimana bisa putri nya yang sudah berumur 19 tahun masih kecemplung empang seperti anak kecil.

"Salah saya om, tadi Acha angkat pancingan sendiri dia gak kuat malah ikutan masuk ke empang." Ucap Reno mengakui kesalahannya yang telah lalai menjaga Acha.

Pulang mancing bukannya bawa ikan Reno malah bawa Acha yang basah kuyup kecemplung empang ikan.

Bara dan Dristan diam saja dibelakang Reno bingung ingin ketawa tapi kasian juga melihat Acha.

Bagas memijat keningnya pusing ada saja setiap hari kejadian yang terjadi pada Acha, lama-lama Bagas stres.

"Bawa masuk ke kamarnya, sekalian saja kamu mandiin." Ujar Bagas capek.

"Om gak waras?."

"Om capek Reno." Bagas mengeluh.

"Lebih baik kamu cepat nikahi Acha."

"SETUJU." Kompak Bara dan Dristan.

"Maaf om kriteria calon istri saya bukan model an Acha." Tolak Reno.

Weh.

Bagaimana bisa mereka mempergunjikan namanya dari tadi padahal orangnya disana dengan nasib yang malang, dimana hati nurani mereka.

To be continude

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dunia friendshit   44. Misi pertama

    "Cara gini lo yakin berhasil?." Tanya Reno ragu kepada dua temannya."Kalo gak dicoba kan gak bakalan tau." Ujar Dristan memakai topeng pencuri bersama dengan Bara, kedua nya sudah kompak akan cosplay menjadi seorang penjahat malam hari ini demi sang teman.Reno semakin ragu dengan rencana yang akan mereka lakukan karna ini cukup berbahaya, resiko nya lumayan besar kalo ketauan warga sekitar bisa digebukin mereka."Tenang aja, aman." Ujar Bara."Kalo ketauan gimana?." Tanya Reno cemas terlalu memikirkan resiko-resiko kegagalan mereka."Gak bakalan, aman dah. Serahin sama kita berdua lo cukup dateng dan jadi pahlawan buat Acha." Timpal Dristan bersiap menyelinap masuk ke rumah Acha yang tampak sepi.Reno menatap was-was ke sekitar takut ada yang melihat mereka, agak gila sebenarnya rencana yang diusulkan Dristan tapi lebih gila lagi dirinya yang mau saja mengikuti akal bulus itu.Ya gimana? Untuk dirinya juga.Reno menunggu dengan hati yang gusar, Dristan dan Bara sudah masuk kedalam r

  • Dunia friendshit   43. Second choice

    "Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang."Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya."Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit."Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut."Calon suami atau pacar nya kemana emang?." Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu."Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-

  • Dunia friendshit   42. Sabar Pak dokter

    "No, gue mau buka usaha.""GAK USAH NGACO!."Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya. Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya."Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau." "Prettt. Siapa yang mau beli." "Ih, biar kaya orang-orang, No.""Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya

  • Dunia friendshit   41. Perjodohan

    Acha membuka mata dengan tangan memegang kepalanya yang masih terasa berat, mata nya mengerjab pelan melihat kearah tangannya yang digenggam oleh seseorang yang tak lain adalah... Reno.Selain Reno disana juga ada papah nya yang terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar, Acha menghela nafas berat pasti sangat pegal semalaman tidur dengan posisi seperti itu apalagi Reno.Acha berusaha menarik tangannya yang digenggam oleh Reno dengan perlahan tapi rupa nya pergerakannya malah membuat Reno terusik dan akhirnya bangun daro tidur nya. Melihat Acha yang sudah bangun, cowok itu menarik senyuman tipis nya menegakan tubuh dan merasakan punggung nya terasa cukup sakit."Lo kenapa tidur disini?." Pertanyaan itu menyambut awal kesadaran Reno."Jagain lo." Balas Reno dengan enteng, punggung tangannya menyentuh kening Acha. "Alhamdulillah demam nya udah turun gak kaya semalem." Kata nya bersyukur.Acha tidak menggubris ucapan Reno, dia lebih fokus pada badan cowok itu yang semalaman tidur de

  • Dunia friendshit   40. Acha dendam

    Namanya cobaan hidup kalo gak susah ya sulit, mau enak mah namanya cobain. Mau marah tapi gak bakalan merubah kenyataan, akhirnya cuman bisa pasrah dan ikhlas merelakan.Emang bener kata orang, hari sial gak pernah ada di kalender karna sial bisa terjadi dimana pun dan kapan pun, tidak pernah ada yang tau.Reno mendesah pelan berjongkok didepan gerbang rumah nya pagi-pagi buta meratapi nasib motornya yang dibawa pergi oleh orang alias di colong.Mimpi apa ya dia semalem bisa sampe kecolongan? Setelah bertahun-tahun dia hidup dan tinggal di komplek itu baru kali ini dia merasakan kebobolan padahal selama ini aman-aman saja. Meskipun hanya motor nya saja yang dibawa pergi tapi Fara pasti akan mengamuk dan langsung mengadakan sidang dadakan kepadanya jika tau perihal ini."Sabar ya mas, kami akan urus masalah ini insyaallah pasti motor nya ketemu." Ucap satpam komplek yang datang setelah Reno melaporkan motornya hilang dicuri orang.Reno tidak akan menyalahkan keamanan komplek nya karna

  • Dunia friendshit   39. Modus jangan

    Reno geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Acha yang sudah lama tidak dirinya benahkan, entah harus berkomentar bagimana Reno pada cewek yang masih santai dengan laptop di pangkuannya.Cowok jangkung itu membungkuk memunguti sampah-sampah bekas cemilan sang tuan putri, mengumpulkannya menjadi satu lalu memadukannya pada tempat sampah yang bersih."Baru kemaren gue muji-muji lo, Cha, Cha." Ujar Reno sambil lanjut memunguti barang yang ada dilantai.Acha menoleh sejenak lalu kembali fokus pada layar laptop nya. "Kemaren sibuk, tugas gue lagi banyak jadi gak sempet beres-beres." Balas Acha dengan santai sesekali memakan cemilannya.Reno berdecak pelan merebut cemilan yang dimakan Acha. "Nanti banyak semut dikasur, liat tuh." Ucap nya menunjuk remahan kecil cemilan yang berjatuhan diatas kasur Acha tapi cewek itu tidak memperdulikannya."Pindah, biar gue bersihin dulu." Suruh Reno tapi Acha tidak segera beranjak dari posisi nya."Cha." Panggil Reno namun tidak digubris.Reno menghela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status