Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 15. Pergi Jauh

Share

15. Pergi Jauh

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-08-24 18:15:08

Bahkan, tidak ada seorangpun yang mau menerima dirinya dalam keadaan berbadan dua seperti ini.

Diana sebenarnya tidak berharap banyak pada Damar untuk bertanggung jawab selamanya. Dia hanya butuh tempat tinggal dan tempat nyaman untuk melahirkan.

Barulah setelah itu, Diana pergi jauh dan berusaha membesarkan anak ini sendiri. Tetapi, harapan yang musnah sudah satu sang pemberi benih malah menghinanya tanpa henti.

“Kamu salah, Nona. Tuhan itu Maha Memaafkan hamba-Nya yang mau benar-benar mau bertaubat.” Lelaki itu masih tampak memberi pengertian.

“Dosa saya sudah terlalu besar. Tuhan pasti tidak akan pernah memaafkan sekali pun saya bersujud 100 tahun,” tukas Diana parau. Dia membenci situasi ini.

Helaan panjang dan hembusan napas kasar terdengar dari mulut lelaki itu. “Hah! Ternyata kamu memang tidak memiliki iman sama sekali.” Lelaki itu kemudian terdiam dan membingkai kedua bahu Diana yang bergetar.

“Lihatlah aku!” ucapnya dengan nada tegas. Manik hitam i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   282. Baby Journal

    “Ah, indahnya hidup ini,” bisik Raline dengan matanya berbinar-binar penuh rencana. Sambil mengusap perut, ia menunduk. Ia bahagia sekali dengan kabar kehamilan ini yang sesuai dengan prediksinya “Oh, selamat datang ke dunia, Baby. Mama tidak sabar menunggu kehadiranmu di dunia ini, dan mengguncangkan kehidupan Diana dan Pak Damar. Mama yakin dengan adanya kamu, … Pak Damar akan menjadi milikku! Milik kita, kita akan hidup bahagia! Kamu senang?”Usai tersenyum tipis, Raline lalu mengakhiri panggilan video dengan Claudia. Senyum itu tidak tulus, lebih seperti topeng yang menutupi gejolak dalam hatinya. Matanya kemudian tertuju pada test pack dan hasil USG transvaginal yang tergeletak di pangkuannya. Benda-benda itu adalah bukti nyata dari rencana yang sedang ia susun. “Sempurna! Kamu hadir, melengkapi hidupku, Sayang. Oh, terima kasih. Terima kasih “Dengan gerakan selembut mungkin, Raline meletakkan test pack dan hasil USG itu di dalam

  • ENAK, PAK DOSEN!   281. Plan A berhasil!

    “Ah, saya tahu! Beri saham perusahaan saja, Tuan!” Sambil menjentikkan jarinya, mata Jimmy berbinar. Ide di kepalanya mendadak tercetus, ia begitu bersemangat. Sayangnya, hal itu berbanding terbalik dengan reaksi Damar yang acuh. “Saham perusahaan? Hei, apa kamu bercanda? Semuanya sudah atas nama Diana, Jim! Aku hanya mengelolanya saja. Apa ku tidak punya ide lain yang lebih cerdas?” Damar menatap Jimmy dengan tatapan skeptis, seolah semua usulan yang Jimmy berikan tidak akan mempan pada Diana. Kini, Jimmy terdiam sejenak sambil berpikir keras. Setelah beberapa saat hening, ia mengangkat kedua tangannya menyerah. “Ya sudshlah. Ampun, Tuan! Saya angkat tangan! Ternyata, memiliki istri itu rumit sekali ya?”“Memang!”“Hm, karena itulah saya betah melajang sampai usia hampir kepala empat.”“Hei, kamu harus menikah. Kamu—”“Tidak, tidak! Saya tidak mau menikah, Tuan. Lebih baik membelikan tas mewah untuk beberap

  • ENAK, PAK DOSEN!   280. Diusir

    “Diana! Diana!” “Keluar!” “Diana, aku—” “Keluar. Silakan cari bukti dan berikan padaku! Kalau sampai Mas gak bersalah, aku terima Mas. Kalau sampai Mas salah, aku pokoknya minta cerai!” “Oh ya ampun!” Damar menggerutu usai Diana menutup pintu gerbang setinggi 3 meter itu sambil berkata pada security. “Pak, jangan sampai Mas Damar masuk!” “Tapi, Nyonya. Saya—” “Bapak masih mau bekerja di sini atau tidak?” Ancaman Diana berhasil membuat sang security mengangguk penuh keterpaksaan. Matanya menatap Damar. Damar pun menatapnya, dan seolah ia mendapat kode agar menuruti perintah sang Nyonya. “Ma-masih, Nyonya.” “Ha, bagus! Kalau masih ingin bekerja di sini, turuti perintahku. Jangan biarkan Mas Damar masuk. Kalau dia masuk, tembak saja kakinya!” Terusir dari rumah sendiri, Damar mendengus sebal. Usai Diana menjauh meninggalka

  • ENAK, PAK DOSEN!   279. Amukan Singa Betina

    “Diana, Diana kamu salah paham, Sayang. Diana, kumohon dengarkan aku!”Damar melompat dari sofa, jantungnya berdebar keras. Ia berlari mengejar Diana yang sudah berdiri di ambang pintu dan terlihat punggungnya bergetar hebat. Wanita itu menangis tergugu sambil berlari. Demi Tuhan, Damar takut terjadi sesuatu pada kandungan istrinya saat ini!“Jangan berlari, Sayang. Kumohon jangan lari!” Diana pun enggan mendengarkan. Kedua bola matanya sembab, ia menatap suaminya dengan tatapan penuh luka serta amarah.Diana baru percaya pada pria itu sekitar dua tahun kalau Damar tidak lagi bermain wanita. Tapi, apa kenyataannya?Pria bergelar suaminya itu justru mengkhianatinya, dan bahkan selingkuhannya sampai hamil!Apa-apaan ini? Jadi selama menikah dengannya, Damar sudah berse-tu-buh dengan wanita lain? Ya ampun! Tak cukupkah rasa sakit di masa lalu yang ditorehkan pria itu untuknya?Diana tak habis

  • ENAK, PAK DOSEN!   278. Terungkapnya Rahasia Besar

    "Tuan Damar, kondisi kehamilan istri Anda sangat baik. Perkembangannya sesuai dengan usia kehamilan dan janinnya sehat. Mohon tetap kurangi aktivitas berat, ya. Usahakan untuk rutin berolahraga ringan seperti yoga, senam hamil, atau sekadar jalan pagi atau sore di sekitar rumah." Setelah melakukan pemeriksaan awal dan USG, dokter berhijab merah maroon itu menatap Damar dan Diana dengan senyum lembut. Ia menjelaskan setiap detail yang dia periksa tadi serta memberikan saran. "Baik, Dok." sahut Damar. Kini, bola matanya masih fokus menatap layar monitor USG dengan tatapan penuh haru. Ia melihat janin kecil yang tampak begitu menggemaskan. Ia harus bersabar beberapa bulan lagi kini. Lalu, Damar bertanya saking penasarannya. "Kalau untuk jenis kelaminnya bagaimana, Dok? Apakah sudah bisa terlihat?" Dokter menggerakkan transduser ke sisi kiri dan kanan perut Diana, mencoba mencari petunjuk. “Belum

  • ENAK, PAK DOSEN!   277. Pilihan Salah Kaprah

    "Mau apa dia ke sini?" gumam Damar dalam hati. “Apa dia juga melakukan USG?” Matanya membulat tak percaya. Sosok yang ia temui di depan ruang USG tak lain dan tak bukan adalah Raline. Jantungnya berdebar kencang, firasat buruk mulai menghantuinya. Jujur, Damar takut apa yang ia pikirkan akan terjadi. Di depannya, Raline tersenyum sinis sambil memamerkan hasil USG. Seolah-olah tengah mengejeknya dengan gambar hitam putih itu.Bibir Raline tak berkata apa-apa, tapi seolah mengucapkan, “Hai, Pak Damar. Benihmu telah hadir di rahimku!”Pikiran Damar pun bercabang, “Apa yang dilakukan wanita itu? Apa dia berniat menjebakku lagi dengan ini? Oh, ini gak boleh terjadi. Aku harus mencegahnya?”Pada saat yang sama, Raline pun tak berkata apa-apa. Wanita bertubuh ramping dengan balutan kaos crop top hitam dan celana baggy pants cream itu hanya menyeringai dingin.Seringai itu menusuk tepat di jantung Damar, membuatnya membeku se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status