Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 2. Pria Itu ...

Share

2. Pria Itu ...

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-08-14 00:12:54

“Ah ... ya ampun, sakit banget!”

Pagi itu, Diana bangun dengan tubuh yang terasa sangat remuk. Terlebih di are intinya, sangat nyeri.

Dia segera bangkit dari tempat tidurnya dan bersandar pada headboard ranjang.

Ketika dia menoleh ke samping, terlihat seorang pria dengan punggung tegap tengah tertelungkup di atas bantal.

Rambut hitam lebat pria itu menutupi seluruh wajah. Karena sangat penasaran, Diana pun menyibak rambut itu.

“Ya ampun! Apa pria ini baru saja bermalam denganku?”

Melihat kondisi sekitar yang sangat kacau, Diana menduga bila dia memang melakukan itu. Seketika, ingatannya berputar ke beberapa jam yang lalu.

Seingatnya, dia mabuk dan secara tidak sadar dibimbing oleh seorang lelaki yang baru dikenalnya menuju ke lantai atas bernama Ganendra. Dan ternyata, dia justru bermalam dengan pria asing.

Lantas, ke mana Ganendra?

Samar-samar Diana mengingat jika dirinya menggoda pria ini semalam dan meminta uang.

Jika pria yang ada di sampingnya itu masih tertidur lelap, lantas bagaimana caranya dia mendapatkan uang?

“Shit! Kenapa aku menyerahkan diri kepada pria asing ini? Oh, God! Dan ... ck! Kenapa pria ini tidak bangun bangun?”

Beberapa kali dia menggoyangkan lengan pria itu. Namun ternyata pria itu tidak bereaksi apapun.

“Bangunlah! Hei bangunlah! Kenapa kamu tidur seperti kerbau? Hei, bangun! Aku butuh uangmu! Menikmati tubuhku tidak mau beri aku uang meski hanya 10 juta! Hei! Ck! Selain kerbau, pria Ini kemungkinan juga tuli! Sudahlah, lebih baik aku pergi saja!”

Kesal karena tidak mendapatkan tanggapan berarti dari pria tersebut, maka Diana segera mengenakan pakaiannya tergesa-gesa.

“Sial banget! Kenapa sih aku harus terjebak dengan pria ini? Kenapa juga aku tidak meminta uang di awal? Kalau begini caranya, aku tidak akan mendapatkan uang sepeserpun! Ck! Bodohnya kamu, Diana! Harusnya kamu mendapatkan uang di muka! Ck! Kalau pun aku harus menunggu, itu jelas tidak mungkin! Papa akan semakin marah sama aku karena tidak pulang semalaman!"

Maka, Diana memiliki rencana lain. Dia teringat bahwa dirinya masih memiliki ponsel.

“Tinggu, tunggu! Sepertinya aku membawa ponsel! Aha! Aku harus mengabadikan wajah pria itu agar jika aku ketemu dengannya, aku bisa meminta uang!”

Begitu Diana hendak mengambil tas jinjing miliknya yang tergeletak di samping ranjang, matanya justru teralihkan pada sebuah dompet mahal yang dia duga sebagai milik pria itu yang tergeletak tak jauh dari celana bahan panjang berwarna hitam.

Diana segera mengambilnya. Dia meneliti identitas pria itu.

“Damar Setyawan, lahir 1990, agama oke, alamat ... oke, aku ingat. Dan apa pekerjaannya? Oh, itu tidak penting!” Diana beralih menatap banyaknya uang yang ada di dompet pria itu. Melihat nominal sekitar satu juta, bibirnya merenggut kesal.

“Heh! Kenapa uangnya hanya segini?” Diana kesal bukan main.

Setelah mengambil uang tersebut, Diana membuang dompet itu. Namun seketika, senyumnya kembali sumringah ketika melihat Kredit card yang ada di sana.

“Aku yakin limit kredit card ini pasti banyak! Aku harus mengambil ini dan menggunakannya! Enak saja dia menikmati tubuhku tanpa mau membayar!”

Diana bergegas membuang dompet tersebut setelah mengambil 3 kredit card milik pria itu. Lalu setelahnya, dia bersiap pergi.

Sebelum pergi, Diana menyeringai dan berbisik lirih pada pria itu. “Kuakui kau memang sangat jantan dan hebat! Milikmu sangat besar dan aku menyukainya. Saat kita bertemu lagi, aku tidak akan keberatan kalau kita mengulangi masa-masa ini! Tapi kuyakin, kita tidak akan pernah kembali bertemu. Bye! Aku ambil kredit card milikmu, Tuan!”

Meskipun rasa sakit masih tak tertahankan di bawah sana, namun Diana tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Dia harus segera pulang karena papanya pasti akan marah-marah lagi setelah ini.

****

Diana Putri Atmaja, dia adalah sesosok gadis peri yang berusia 20 tahun. Dia kuliah mengambil jurusan business management dan kini sudah masuk semester 3.

Dia merupakan Putri dari Heru Atmaja yang sangat kaya raya. Kemarin, dia putus cinta. Aldo— kekasihnya berselingkuh dan dia tidak terima.

Masalah tak habis di situ saja. Diana juga didera masalah baru lantaran nilai beberapa mata kuliahnya minus.

Sudah putus cinta, Diana juga harus menanggung akibat lantaran Papanya mengetahui hal tersebut. Semua keuangannya diblokir begitu saja dan dia diusir dari rumah. Dia hanya memiliki uang 2 juta saja sebagai pegangan.

Frustasi dengan keadaan tersebut, Diana menghabiskan rasa kesalnya di sebuah klub malam. Dia bertemu dengan seorang pria bernama Ganendra dan diajak mengobrol santai sambil menikmati wine.

Pria itu juga menjanjikan pekerjaan dengan gaji fantastis, entah apa pekerjaannya. Namun sialnya, Diana justru dijebak. Dia yang begitu awam tak sadar jika telah masuk perangkap.

Lalu, di lorong saat Ganendra meninggalkannya untuk mengambil card lock access yang tertinggal di lantai bawah, Diana mendapati sesosok pria yang lebih tampan.

dia merayunya, dan dia berharap mendapatkan uang. Sayangnya, dia bodoh dan dia justru menyerahkan kesuciannya secara cuma-cuma.

*****

Tiga hari kemudian, Diana mengikuti mata kuliah seperti biasanya. Kebetulan dosen fakultas ekonomi bisnisnya atau dosen FEB yang biasa mengajar di kelasnya kemarin mengundurkan diri dan hari ini digantikan oleh dosen baru.

Begitu Diana duduk, dia disambut oleh sahabatnya yang bernama Fransiska. Wanita itu heboh sendiri pada Diana, “Hei, Di! Sini, sini! Lo tahu gak? Hari ini—”

“Gak tahu gue!” sahut Diana dengan acuh.

Fransiska memukul lengan sahabatnya itu sambil menggerutu, “Ih, gue belum ngasih tahu apapun kali! Denger, pasang telinga lo baik-baik. Hari ini, ... Katanya ada dosen FEB yang baru loh!”

“Terus?” Diana tampak tak bersemangat.

Dia memikirkan banyak hal termasuk Bagaimana caranya membayar uang kuliah yang tidak sedikit itu. Keuangannya sendiri sedang kocar-kacir dan seluruh fasilitasnya telah dicabut oleh sang ayah.

“Eh, lo kenapa cuek? Gue denger juga dari mahasiswa lain yang kemarin diajar oleh dia katanya akan mengajar di kelas kita! Duh! Dia kece badai! Cakep, badan tegap, dan satu lagi! Dia galak katanya! Tapi single sih!” beritahu Fransiska sambil terkikik.

Masih seperti sebelumnya Diana pun Acuh menanggapi. “Hm, sepertinya menarik!”

Kesal diabaikan terus-menerus oleh Diana, Fransiska menyenggol lengan sahabatnya itu. “Heh, kenapa sih lo kaya gak semangat gitu? Mencret?”

“Sialan lo!”

Tepat setelah Diana berkata demikian, suasana ruang kuliah yang tadinya ramai, tiba-tiba menjadi sangat sunyi.

“Diem, diem! Dosen baru kita katanya killer loh! Gak usah berisik, nanti kita kena sembur!” tegur yang lain hingga membuat Diana dan Fransiska pun ikut terdiam.

Sontak, Diana memperhatikan sesosok pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan ini bersama salah satu dosen senior. Diana terperanjat dari tempat duduknya.

“Di-dia?” Diana memandang gugup. Batinnya bergemuruh. “Bukannya dia ... Dia Damar yang ... yang ... ya ampun! Kenapa dia di sini? Jangan bilang dia dosen pengganti itu! Lalu iya, mati gue!”

Pria yang berada di belakang dosen seniornya itu merupakan pria yang baru saja menghabiskan malam panas bersamanya 3 hari yang lalu.

Lantas, kebetulan macam apa ini? Mengapa dunia sempit sekali?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   5. Godaan Maut

    “Apartemennya sudah bersih? Yakin Bapak mau nyuruh saya bersihin ruangan ini? Kelihatannya nggak kotor-kotor banget?”Setelah negosiasi yang cukup alot kemarin, akhirnya Diana datang ke sebuah apartemen elit pemilik Damar yang terletak di pusat kota.Begitu dia masuk, dia disuguhkan dengan pemandangan yang begitu indah. Semua barang tertata dengan rapi, bersih, dan ... dia bingung harus melakukan apa.“Bukankah kamu yang ingin membersihkan apartemen saya? Saya bahkan hanya ingin kamu mengembalikan uang milik saya!” jawab Damar sambil menghempaskan tubuh di sofa. Dia memperhatikan Diana yang juga menyusulnya dengan wajah cemberut.“Ck! Bapak tahu kalo saya gak bisa ngembaliin uang itu!” gerutu Diana sambil memajukan bibirnya.Damar agak tertarik mengulik kisah wanita itu. Lantas, dia bertanya, “Kenapa? Bukannya nominal 260 juta sangat mudah kamu dapatkan? Kamu anak orang kaya, saya rasa nominal itu sangat kecil bagi seorang putri Atmaja.”Damar sebenarnya merasa amat bersalah karena me

  • ENAK, PAK DOSEN!   4. Budak Di Atas Ranjang

    “Masuk gak ya? Masuk, enggak, masuk, enggak.” Diana menghitung jari jemarinya sambil sesekali menggigiti kuku. Resah!Sejak 2 menit yang lalu telah tiba di depan ruangan dosen barunya itu. Namun, hatinya dilanda gelisah lantaran takut bila pria yang ada di dalam sana akan memangsanya hidup-hidup. “Masuk kena sembur sama si singa, kalo enggak kena DO. Lebih baik masuk, hadapin singanya. Siapa tahu dia mau daging, ‘kan? Di bawah ada daging wagyu, gurih dan legit pula! Siapa tahu, ... itu bisa gue gunain buat pelet dosen killer itu. Lagi pula ... ya wajar aja sih kalau pria di dalam sana marah. Kemarin ‘kan gue nguras 3 kartu kreditnya sampai 250 juta lebih. Ya ampun! Gue emang suka banget berhadapan dengan maut.” Setelah mempertimbangkan matang-matang mengenai apa yang harus Diana lakukan, pada akhirnya dia mengetuk pelan. Ketukan ke tiga kali, hingga terdengar sahutan dari dalam sana. “Masuk!” “Mampus! Dari suaranya yang datar itu, gue udah tahu kalau pria itu benar-benar galak!

  • ENAK, PAK DOSEN!   3. Hukuman

    “Aduh, dia ngenalin gue nggak ya? Kalau sampai dia tahu gue ada di kelasnya, mampus gue!” Diana mencoba menyembunyikan wajahnya di belakang tubuh rekan gemuknya yang ada di hadapan. Dia duduk dengan gelisah hingga membuat Fransiska yang ada di sampingnya nampak terkejut dengan tingkah Diana yang cukup aneh. “Heh, lo kenapa sih? Takut nilai lo jongkok juga sama dosen ini?” tanya Fransiska dengan alis yang mengerut. Tidak pikir panjang, Diana langsung menganggukkan kepalanya begitu saja karena tidak memiliki alasan lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. “Ya lo pikir aja! Mata kuliah yang diajarin sama dosen kita sebelumnya aja gue gagal terus karena dia galak! Apalagi, pria di depan sana gak kalah galaknya! Gimana gue gak takut coba? Ini sekali lagi gue gagal, gue bakalan gak lulus mata kuliah ini! Fix! Gue bakalan diamuk sama nyokap bokap gue!” Tidak mengherankan bagi Fransiska, ketakutan seperti ini sudah biasa dia lihat. Maka, dia acuh saja tanpa curiga sedikitpun. Dos

  • ENAK, PAK DOSEN!   2. Pria Itu ...

    “Ah ... ya ampun, sakit banget!” Pagi itu, Diana bangun dengan tubuh yang terasa sangat remuk. Terlebih di are intinya, sangat nyeri.Dia segera bangkit dari tempat tidurnya dan bersandar pada headboard ranjang. Ketika dia menoleh ke samping, terlihat seorang pria dengan punggung tegap tengah tertelungkup di atas bantal. Rambut hitam lebat pria itu menutupi seluruh wajah. Karena sangat penasaran, Diana pun menyibak rambut itu. “Ya ampun! Apa pria ini baru saja bermalam denganku?” Melihat kondisi sekitar yang sangat kacau, Diana menduga bila dia memang melakukan itu. Seketika, ingatannya berputar ke beberapa jam yang lalu. Seingatnya, dia mabuk dan secara tidak sadar dibimbing oleh seorang lelaki yang baru dikenalnya menuju ke lantai atas bernama Ganendra. Dan ternyata, dia justru bermalam dengan pria asing. Lantas, ke mana Ganendra? Samar-samar Diana mengingat jika dirinya menggoda pria ini semalam dan meminta uang. Jika pria yang ada di sampingnya itu masih tertidur lelap,

  • ENAK, PAK DOSEN!   1. One Night Stand

    “Eumh … kenapa diam saja? Ayo kita ke kamar dan ber-cin-ta! Apa kau bisa memberiku uang setelah ini?” racau Diana sambil mengalungkan tangan kepada pria asing yang ada di lorong itu. “Berapa yang kau minta?” Bagai kucing diberi ikan, siapa yang akan menolak? Meski pria ini tidak mengenal wanita yang tetiba memeluknya, tapi hasrat bergelora dalam dirinya tak bisa ditahan. “Tidak banyak! Hanya … 10 juta. Dan kau tahu, aku masih perawan! Ha ha! Kau pasti suka, ‘kan? Bagaimana kalau kita ke dalam sana. Kau tahu, milikku sudah … basah ….” Bibir tipis Diana menggumam, cekikikan dan tatapannya sayu karena dia menenggak alkohol begitu banyak. Sedangkan pria yang ada di depan Diana tadi menyeringai. Dia baru saja meeting dengan seseorang di bar ini dan memesan minuman. Ternyata, minuman itu itu mengandung obat perangsang. Dan sialnya, dia tak dapat menahan semua itu. Dia juga butuh penyaluran hasrat. Kalau ada yang menawarinya untuk bermalam bersama, kenapa tidak? Lagi pula, nomi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status