Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 236. Peluh Dan Desah Kenikmatan

Share

236. Peluh Dan Desah Kenikmatan

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-11-07 13:00:05

“Ya ampun! Diana? Kamu kenapa di sini?” Damar begitu terkejut melihat kedatangan istrinya yang tanpa disangka-sangka itu.

Beruntunglah Damar sejak awal memasang peredam suara di kamar private di belakang tubuhnya itu. Sehingga kini, Diana tidak akan mendengar apa yang Jimmy dan Raline lakukan.

Diana tampak memicingkan mata. Gerak-gerik suaminya terlihat mencurigakan. Ia pun akhirnya bertanya karena sang suami tidak menjelaskan apapun, “Loh, Mas sendiri yang kenapa kagetan gitu? Hayo, habis ngapain di belakang sana? Kenapa berkeringat? Mas habis ngapain?”

Diana menatap curiga kepada Damar lantaran bisa saja Damar bermain serong dengan karyawatinya.

Meskipun Diana percaya 100% kepada suaminya, kalau suaminya tidak akan pernah tergoda, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan perselingkuhan, ‘kan?

Ketakutan-ketakutan itu membuat Diana ingin sekali masuk ke dalam ruang privat sana dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   238. Siap Dipuaskan Olehmu

    “Sssh … ah, Sayang. Kamu ngapain?”Usai makan siang bersama di restoran yang menyatu dengan hotel ini, Damar membawa istrinya ke sebuah kamar yang telah ia reservasi.Di sana, Diana langsung Damar ke ranjang. Tubuh jangkung Damar terlentang di atas ranjang king size dan Diana kini menduduki perutnya.Diana terkikik. Sambil menelusuri dada suami dengan telunjuknya, ia menatap Damar dengan tatapan menggoda.Jari-jari Diana mulai bermain di kancing kemeja Damar, membukanya satu per satu. Tak hanya kancing kemeja yang ia lepaskan, tapi ikat pinggang dan celana pun ikut ia pelorotkan.Semua itu demi ‘service memuaskan’ yang Diana gadang-gadang sejak berangkat ke sini lagi.“Sshh … Sayang … aku mau melakukannya satu jam! Kalau kamu begini, mungkin hanya 10 menit aku bertahan.” Damar menggerutu. Kalau sedang mood, istrinya bisa menjadi kuda liar yang dapat memuaskannya. Contohnya ya seperti ini.Saat Damar memegangi telapak tan

  • ENAK, PAK DOSEN!   237. Pelayanan Yang Memuaskan

    “AAAA! Kecoa! Kecoaaaa! Aaaa, Mas, tolong! Toloooong!” Diana menjerit refleks ketika dia baru saja membuka pintu di belakang tubuh suaminya tersebut. Bukan rahasia besar atau pemandangan aneh yang menyambutnya, melainkan dua ekor kecoa yang tiba-tiba berlarian keluar dari balik pintu. Ukurannya tidak terlalu besar seperti yang pernah Diana temui di kontrakan lamanya, tapi cukup untuk membuatnya kaget bukan kepalang. Dengan sigap, Diana membanting pintu yang baru terbuka sedikit itu hingga tertutup rapat. Ia berlari tunggang dengan napas yang tersengal. Rasa jijik dan geli langsung menyerbu perasaannya. Demi apapun! Diana berbalik dan berlari menjauhi pintu itu. Ia tidak peduli lagi dengan rasa penasarannya. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah menjauh sejauh mungkin dari kecoa-kecoa menjijikkan itu itu. Kini, ia berlari ke luar ruangan suaminya, lalu meringkuk di dekat temb

  • ENAK, PAK DOSEN!   236. Peluh Dan Desah Kenikmatan

    “Ya ampun! Diana? Kamu kenapa di sini?” Damar begitu terkejut melihat kedatangan istrinya yang tanpa disangka-sangka itu. Beruntunglah Damar sejak awal memasang peredam suara di kamar private di belakang tubuhnya itu. Sehingga kini, Diana tidak akan mendengar apa yang Jimmy dan Raline lakukan. Diana tampak memicingkan mata. Gerak-gerik suaminya terlihat mencurigakan. Ia pun akhirnya bertanya karena sang suami tidak menjelaskan apapun, “Loh, Mas sendiri yang kenapa kagetan gitu? Hayo, habis ngapain di belakang sana? Kenapa berkeringat? Mas habis ngapain?” Diana menatap curiga kepada Damar lantaran bisa saja Damar bermain serong dengan karyawatinya. Meskipun Diana percaya 100% kepada suaminya, kalau suaminya tidak akan pernah tergoda, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan perselingkuhan, ‘kan? Ketakutan-ketakutan itu membuat Diana ingin sekali masuk ke dalam ruang privat sana dan

  • ENAK, PAK DOSEN!   235. Siap Dihajar Sampai Lemas

    “Tidak, apa yang akan kamu lakukan, Tuan? Kamu menjebakku?” gumam Raline. Melihat Damar memegang seutas tali, sebuah syal dan lakban, pikiran Raline berpendar ke mana mana. Sejujurnya, Raline ingin beringsut mundur tapi ternyata tidak bisa. Damar menduduki kedua pahanya dan bobot tubuh Damar membuatnya sulit bergerak. “Gak, Tuan! Lepaskan saya! Lepaskan saya!” Raline terus meronta dengan wajah ketakutan. Melihat tali di tangan Damar, ia takut ia akan digantung di sini tanpa belas kasih. Jujur saja, Raline menyesal lantaran ia setuju pada usulan Damar dan obsesinya mengalahkan logika. Damar sendiri tidak mau pergi. Ia tetap menduduki Raline. Kemudian, ia hempaskan benda tadi di samping kepala Raline dan ia pegangi kedua tangan Raline kuat-kuat di kedua sisi kepala. Sebenarnya, di dalam ruangan itu telah Damar siapkan seutas tali, syal, cambuk mini, dan masih banyak lagi alat untuk menyiksa Ralin

  • ENAK, PAK DOSEN!   234. Kasar Dan Buas

    “Jangan menipu saya, Tuan!” Di ambang pintu, Damar menyeringai. Ia tahu Raline ragu. Tapi, ia juga tahu kalau Raline tidak akan menolak. Sejak Raline datang tadi, Damar telah memencet tombol darurat, memanggil Jimmy ke kantornya. Ia yakin, Jimmy akan datang sebentar lagi … untuk ikut menuntaskan masalah ini satu persatu. “Siapa yang akan menipu? Apa ini namanya penipu? Kalau kau ingin, kenapa tidak mengikuti ku?” Dibutakan oleh api gairah dan obsesi, Raline beranjak dari sana. Ia mengikuti damar, membayangkan betapa nikmatnya bercinta dengan pria itu. Saat ia masuk, ia terbelalak melihat damar yang … sudah melepaskan seluruh pakaiannya dan duduk bersandar di ranjang. Pose tubuh Damar begitu memikat dan menggoda. Melirik ke kanan dan ke kiri, Raline bingung. Ini jelas jebakan Damar. Bisa saja Damar menyimpan senjata api, belati tajam, atau bahkan bisa saja menyuntikkan cairan mematikan untuknya.

  • ENAK, PAK DOSEN!   233. Mencicipi Kegagahan

    “What the hell, apa yang kamu pakai itu?” “Apa ada yang salah dengan penampilan saya, Tuan?” Saat Damar mempersilakan seseorang yang mengetuk pintunya untuk masuk, ia justru terkejut dengan orang itu. Itu adalah Raline. Wanita itu datang membawakan nampan berisi cangkir putih yang entah apa isinya. Damar yakin, itu adalah kopi. Karena biasanya di jam 11 seperti ini, ia selalu memesan kopi hitam. Dan yang paling mengejutkan bagi Damar adalah … penampilan Raline yang bisa dikatakan sangat, sangat dan sangat menggugah hasrat. Raline mengenakan kemeja kerja-nya pressbody. Seluruh lekuk tubuhnya terlihat, seperti mengenakan seragam kerja yang kekecilan. Dan bahkan kancing di bagian dada seperti ingin terlepas sebab saking tidak muatnya pakaian itu di tubuh Raline, tapi tetap saja dipaksakan. Tidak hanya itu, Raline mengenakan rok pendek span 10 cm di atas lutut. Paha putih mulusnya terekspose. Warna pakaian dan kulit lembut itu seolah menyatu dengan sempurna. Secara tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status