Home / Romansa / EX to NEXT 21+ / 41. Tinggal Bersama

Share

41. Tinggal Bersama

last update Last Updated: 2025-05-24 17:18:33

Chapter 41

Tinggal Bersama

Evander tersenyum. “Pekan depan aku harus pergi ke Timur Tengah.”

Bianca tidak menduganya. “Untuk?”

“Ayahku sudah lama mengusulkan agar aku melanjutkan studi dan aku menolaknya, sekarang dia mengusulkan agar aku belajar langsung ke salah satu perusahaan maskapai terbaik di dunia secara langsung. Kupikir ini kesempatan bagus sehingga aku tidak menolaknya. Aku tahu ini berat untuk kita, aku mungkin akan berada di Timur Tengah untuk beberapa minggu,” ujar Evander.

Bianca tersenyum. “Bukan masalah. Hanya beberapa minggu.”

Evander mengelus-elus punggung tangan Bianca. “Ada sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku,” katanya sembari menatap Bianca.

Bianca membalas tatapan Evander bersiap mendengar Evander memberitahunya masalah Isabel yang akan mengumumkan pertunangan.

“Katakan,” kata Bianca penuh harap.

“Minggu ini akan menjadi sangat sibuk bagiku, aku tidak bisa menemanimu kalau Marco membuat kegaduhan lagi.”

Kulit wajah Bianca merona mendengar apa yang di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
lobeger374
Cherry double up plis
goodnovel comment avatar
Ninuk Handayani
aaah....mosok tinggal bersama tapi ga ngapa2in?? mana tahaaaaan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • EX to NEXT 21+   41. Tinggal Bersama

    Chapter 41Tinggal Bersama Evander tersenyum. “Pekan depan aku harus pergi ke Timur Tengah.” Bianca tidak menduganya. “Untuk?” “Ayahku sudah lama mengusulkan agar aku melanjutkan studi dan aku menolaknya, sekarang dia mengusulkan agar aku belajar langsung ke salah satu perusahaan maskapai terbaik di dunia secara langsung. Kupikir ini kesempatan bagus sehingga aku tidak menolaknya. Aku tahu ini berat untuk kita, aku mungkin akan berada di Timur Tengah untuk beberapa minggu,” ujar Evander. Bianca tersenyum. “Bukan masalah. Hanya beberapa minggu.” Evander mengelus-elus punggung tangan Bianca. “Ada sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku,” katanya sembari menatap Bianca.Bianca membalas tatapan Evander bersiap mendengar Evander memberitahunya masalah Isabel yang akan mengumumkan pertunangan. “Katakan,” kata Bianca penuh harap.“Minggu ini akan menjadi sangat sibuk bagiku, aku tidak bisa menemanimu kalau Marco membuat kegaduhan lagi.” Kulit wajah Bianca merona mendengar apa yang di

  • EX to NEXT 21+   40. Perasaan Takut Bianca

    Chapter 40Perasaan Takut BiancaDelina memarkirkan mobilnya di depan La Luna Florist, tetapi ia sebenarnya tidak memiliki alasan yang kuat mengapa ia berada di sana. Wanita itu menghela napas dalam-dalam, berpikir jika mungkin dirinya terlihat terlalu banyak mencampuri urusan Bianca, tetapi ini adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan.Bianca telah banyak membantunya tanpa memandang apa pun padahal mereka hanya dua kali bertemu dan Bianca tidak berpikir panjang untuk memberikan informasi tentang Ryan. Delina tidak mau menjadi orang yang tidak berterima kasih, ia harus memastikan jika Bianca tidak akan disakiti oleh Evander sementara terhadap Isabel selama ini ia tidak pernah berutang budi apa pun pada Isabel. Bahkan jika dipikir-pikir ia justru belum pernah menceritakan masalah priabdinya pada Isabel karena di pandangannya Isabel bukan seorang pendengar yang baik untuknya. “Hai,” sapa Bianca sembari tersenyum lebar ketika melihat Delina memasuki toko. Delina mengamati toko dan tidak

  • EX to NEXT 21+   39. Permainan Ayah Evander

    Chapter 39Permain Ayah Evander Setelah mengantarkan Bianca ke toko, Evander kembali ke tempat tinggalnya lalu mengemudikan mobil menuju ke kantor. Pagi-pagi sekali Valeria sudah meneleponnya dan memberitahu kalau ayahnya setuju dengan syarat yang diajukan Evander, tetapi Evander yakin jika ayahnya tidak semudah itu mengalah padanya. Evander bukan tidak memercayai ayahnya sepenuhnya, tetapi orang tidak mungkin begitu saja melunak jika tidak memiliki reancana cadangan. Ayahnya mungkin akan mengambil langkah yang belum terpikirkan oleh Evander dan Evander tidak sabar untuk mngetahuinya. Ketika Evander memasuki ruang kerjanya, ayahnya duduk di kursi tempatnya biasa duduk.“Bagaimana kabarmu, Nak?” tanya Raul dengan senyum lebar. Evander menutup pintu dan berkata, “Selama pagi, Pa.” Raul bergeser, memperbaiki posisinya. “Valeria pasti sudah bilang kalau Papa ingin bicara langsung denganmu, kan?” “Ya, Valeria sudah bilang,” jawab Evander seraya menarik kursi kemudian duduk di seberang

  • EX to NEXT 21+   38. Menyerahkan Segalanya

    Chapter 38Menyerahkan SegalanyaBianca menutup pintu lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Evander baru saja pulang setelah bergabung di unit Marco untuk sekedar berkenalan dan mereka menikmati beberapa hidangan cepat saji yang disediakan Marco. Entah kapan Marco berkenalan dengan tetangga satu lantai mereka, Bianca saja yang telah tinggal di sana selama dua tahun tidak pernah berkenalan dengan penghuni lain. Satu-satunya yang ia kenal hanya Lisa dan mereka tidak tinggal di lantai yang sama, mungkin karena Bianca terlalu banyak menghabiskan waktunya di toko sehingga tidak memiliki waktu bersosialisasi dengan tetangganya, bahkan dengan Lisa pun akhir-akhir ini tidak banyak berinteraksi karena kesibukan masing-masing. Setelah selesai membersihkan diri Bianca memeriksa ponselnya dan mendapati jika suara gaduh dari unit sebelahnya ternyata terdengar sampai ke unitnya. Marco, tetangga barunya itu menempati unit yang bersebelahan dengannya. Penghuni sebelumnya hanya sesek

  • EX to NEXT 21+   37. Tetangga Baru

    Chapter 37Tetangga BaruNamun, baru saja Bianca hendak membalas ciuman Evander suara pintu digeser membuat tautan bibir mereka terlepas dan Bianca mendapati Ryan berdiri di ambang pintu bersama seorang wanita yang baru pertama kali Bianca lihat dan Ryan juga mendorong sebuah kereta bayi. Bianca yakin wanita itu adalah Adelle.“Selamat datang di toko kami,” kata Bianca dengan ramah seraya menjauhkan diri dari Evander. “Oh, sepertinya kedatangan kami kurang tepat. Apa kami mengganggu?” tanya Ryan dengan senyum lebar dan mendekati Bianca.Bianca tersenyum ramah dan berkata, “Kalian datang di waktu yang tepat. Sepertinya ada berita bagus, apa ada yang bisa kami bantu?” “Aku pernah bilang kalau akan merekomendasikanmu pada tunanganku untuk menjadi florist di pernikahan kami nanti,” kata Ryan. “Ryan bilang semua bunga yang dia berikan padaku adalah pilihanmu, kau merangkai bunga dengan sangat indah dan pilihan warnanya juga selalu cantik,” kata Adelle. “Terima kasih,” kata Bianca deng

  • EX to NEXT 21+   36. Cukup Layak

    Chapter 36Cukup LayakBianca mengangkat kepalanya ketika pintu tokonya digeser dan mendapati seorang wanita berdiri di ambang tokonya, ia pernah mendapati wanita itu saat ia menitipkan laptop Evander di kantor Binter Canarias. “Valeria,” kata Evander yang sedang membantu Bianca membersihkan tangkai bunga. “Dia Valeria,” ujar Evander memberitahu Bianca. “Oh,” kata Bianca. Saat Valeria mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, Evander berencana menjenguk Valeria dan membawa Bianca bersamanya, tetapi ada begitu banyak yang hal yang terjadi sehingga Evander gagal membawa Bianca menjenguk Valeria. Pada akhirnya ia menjenguk Valeria tanpa Bianca sehingga Valeria dan Bianca belum sempat berkenalan. “Papa pasti mengutusmu ke sini, bukan?” tanya Evander tanpa berbasa-basi.Valeria tersenyum dan menghampiri Evander. “Kau sepertinya sangat menikmati pekerjaan barumu.” “Aku membantu bisnis calon istriku, tentu saja aku sangat menikmatinya,” kata Evander dengan santai. Valeria menata

  • EX to NEXT 21+   35. Keuntungan

    Chapter 35Keuntungan Bianca sedang berbicara dengan seorang pembeli ketika pintu tokonya digeser seseorang dan ketika Bianca mengalihkan pandangannya, orang yang menggeser pintu tokonya adalah Delina. Bianca melemparkan senyumnya pada Delina dan berkata, “Selamat datang di toko kami.” Delina tersenyum kepada Bianca seraya melangkah masuk, tetapi tidak langsung mendekati Bianca. Wanita itu mendekati rak tempat pajangan berbagai macam vas sembari menunggu Bianca selesai melayani pelanggannya barulah ia mendekati Bianca. “Sepertinya tempat tinggalku memerlukan sentuhan bunga segar,” ujar Delina sembari tersenyum lebar pada Bianca. “Sayangnya aku tidak tahu bunga apa yang cocok untuk diletakkan di kamar dan ruang makan. Jadi, aku harus meminta pendapatmu.” “Untuk kamar kau bisa memilih bunga berwarna cerah dengan aroma yang harum, sementara untuk meja makan sebaiknya kau memilih bunga kecil degan warna lembut dan tidak beraroma,” kata Bianca sembari tersenyum ramah.Delina berpikir

  • EX to NEXT 21+   34. Tantangan dari Ares

    Chapter 34Tantangan dari AresBianca membuka matanya, ia berada dalam dekapan Evander yang memeluknya dari belakang dengan posesif dan berpikir jika memiliki seseorang dalam kehidupan ini ternyata membuat hidupnya lebih berwarna. Memasak dan makan bersama lalu membagi tugas membersihkan peralatan makan juga menyenangkan, kemudian sebelum tidur menggosok gigi berduaan juga kegiatan yang menyenangkan dan berbaring di atas tempat tidur berdua sembari membicarakan hal-hal yang telah terjadi menjadi pengalaman baru yang mengesankan. Ketika pagi hari berada dalam pelukan seseorang yang mencintainya membuat perbedaan yang cukup besar, di mana biasanya di pagi hari ia bangun dan cepat-cepat bersiap-siap untuk memulai harinya meskipun di akhir pekan. Namun, hari ini ia ingin berlama-lama di atas tempat tidur menikmati pagi yang cukup hangat hingga membuatnya ingin kembali memejamkan mata. Sayangnya bermalas-malasan bukanlah kebiasaan Bianca dan ia pun mengulurkan tangan ingin meraih ponselny

  • EX to NEXT 21+   33. Pengangguran

    Chapter 33 Pengangguran Bianca membuka pintu unit apartemennya dan terkejut mendapati Evander berdiri di depan pintu dan masih mengenakan pakaian yang sama sejak pagi. “Aku merindukanmu,” ucap Evander seraya menatap Bianca. Sesuatu pasti terjadi, batin Bianca. Tatapan Evander tidak menyiratkan kebahagiaan, tetapi seolah terpancar kekecewaan dan kekalutan di sana. Bianca tersenyum, berharap bisa menghibur Evander dengan senyumnya. “Bagaimana pertemuan dengan ayahmu?” “Kami bertengkar,” ucap Evander murung. Senyum di bibir Bianca belum memudar. “Salah satu dari kalian hanya harus mengalah." Meskipun Bianca tidak akan meminta Evander mengalah karena jika Evander mengalah berarti Evander harus menerima perjodohan yang diatuir ayah Evander dan itu jelas mustahil. Evander tidak akan mau dan ia juga tidak rela. "Aku mengundurkan diri dari perusahaan," kata Evander pelan sembari menatap lurus mata Bianca. Evander pasti sedang sangat emosi saat mengambil keputusan itu, B

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status