Share

Elena
Elena
Penulis: Rachell

Perempuan Mandiri

Jam berdentang menunjukkan pukul 05.00 di pagi hari. Hari masi nampak gelap tapi dari luar terdengar suara kokok ayam jantan kukuruyuk..kukuruyuk seolah menyuruh orang-orang segera bangun dari tidurnya.

Elena segera bangun dari tidurnya. Ia membuka matanya yang seolah masih lengket dan masih ingin terlelap di kamarnya yang gelap. Ya, ia suka tidur dengan lampu yang dimatikan. Karena menurutnya matanya bisa beristirahat dari kilau lampu yang menyilaukan matanya.

"Ah, aku masih ngantuk. Malas sekali rasanya untuk kerja."

Ia membalikkan badan ke arah kiri sambil memegang selimutnya yang lembut itu.

"Elena, kamu tidak boleh bermalas-malasan.Ingat kamu punya tanggung jawab yang besar terhadap keluarga."

"Sekarang bangun dan lekas berangkat kerja. Bangun pemburu rupiah." Elena berbicara pada dirinya sendiri.

Ia bangkit perlahan-lahan sambil menghidupkan lampu di kamarnya.

Dengan mata yang masih sedikit terpejam,dia berjalan perlahan-lahan. Ia langsung menuju kamar mandi untuk mandi. 10 menit kemudian, ia keluar dalam keadaan bersih wangi dan segar.

Ia mengambil pakaian rok dan seragam kantornya dari lemari yang sudah tersetrika dengan rapi dan harum sekali.

"Hmm, bajuku wangi sekali. Aku suka."

Dia mencium baju itu dengan memegang di kedua tangannya.

"Kalau begini, aku jadi semangat kerjanya."katanya.

Ia berdandan dan menyisir rambutnya yang sebahu, tampak tebal dan agak pirang. Tak lupa menyemprotkan minyak wangi kesukaannya yang ia beli bulan lalu. Wanginya lembut,aroma wanita elegan. Ia memakai minyak wangi itu tiap hari sebelum bernangkat kerja ke kantor.

Setelah siap berdandan, ia mengambil sebungkus roti coklat di atas meja meja makan dan menyeduh teh hangat tanpa gula untuk sarapannya sebelum memulai aktivitasnya hari itu.

Sambil makan roti dan meneguk teh hangat itu, ia mengecek email masuk dan daftar tugas yang akan dilakukan di kantor melalui telepon genggamnya.

"Cek email dulu ah. Oya,aku juga harus cek agendaku,apa saja kegiatan yang harus kulakukan hari ini supaya tidak ada yang ketinggalan."

"Hari ini aku selesaikan laporan keuangan,trus follow up berkas nasabah yang datang kemarin bersama istrinya."

"Ah, mudah-mudahan hari ini semua pekerjaanku berjalan lancar dan tidak ada halangan.Amin."

Elena bekerja di salah satu Bank swasta di kota Bandung. Ia perempuan yang mandiri ,cerdas dan disiplin. Tak heran, ia lumayan sukses dari pekerjaannya yang sudah digelutinya selama 5 tahun. Ia tinggal di kos-kosan yang cukup mewah dan punya mobil sebagai kendaraan pribadinya.

Ia juga selalu mengirim uang kepada orang tuanya di kampung untuk membantu biaya sekolah adiknya Hana yang masih duduk di bangku SMA. Ibunya hanyalah seorang penjahit kampung yang telah ditinggal oleh ayahnya 1 tahun yang lalu meninggal karena sakit jantung.

Tentu saja hati Elena merasa tidak tega jika harus melihat ibunya bekerja susah payah menyekolahkan adiknya itu.

Kini, hidup mereka baik makan dan sekolah bergantung kepada Elena. Elena sosok anak yang berbakti kepada orang tuanya. Ia ikhlas bekerja keras di kota asalkan orang yang disayanginya bahagia.

Setiap minggu, ia menelepon keluarganya menanyakan tentang kabar mereka dan jika ada hal yang dibutuhkan. Ia mengerti tanggung jawab yang dipikulnya setelah ayahnya tiada.

Ia sangat ingin melihat adiknya sampai menjadi sarjana sehingga bisa hidup mandiri seperti dirinya. Ibu Yuri senang dan bangga terhadap Elena yang mau jadi tulang punggung keluarga menjadi anak yang berbakti dan selalu memberi perhatian terhadap keluarga.

Di dalam hati, ibu Yuri ingin putrinya itu bisa mendapat pasangan hidup yang punya hati untuk mengasihi keluarga dan pengertian. Seperti yang selalu ia pesankan pada Elena, "carilah pria yang bertanggung jawab,karena jika ia bertanggung jawab terhadap hidupmu itu artinya ia siap berkorban untukmu dan tentu ia mencintai dirimu."

Tepat 6.30 Elena sudah siap berangkat ke kantornya. Ia memakai sepatu pantofel nya yang membuat ia terlihat anggun dan percaya diri. Bersih, rapi,wangi menjadi ciri khas pegawai Bank,yah tersebut memang dituntut oleh pihak kantor supaya lebih meyakinkan nasabah dan tampak profesional.

"Yes, Aku siap untuk bekerja. Datanglah rupiah, dompetku siap menampungmu..haha haha." Elena menyemangati dirinya agar lebih semangat bekerja.

"Ngomong-ngomong mana teman-teman yang lainnya,kok belum datang sih."

"Ah, aku heran dengan mereka.Mereka selalu datang bertepatan dengan jam masuk kerja dan tak jarang juga datang terlambat. 

"Pantas saja kinerjanya tidak maksimal." Elena agak sombong.

"Eeh, aku gak boleh bicara seperti itu. Mereka kan sebagian sudah menikah,tentu saja banyak kerepotan di rumahnya yang harus diurus sebelum berangkat kerja. Tidak seperti aku yang bangun tidur bisa langsung pergi kerja."

"Hus, aku gak boleh sombong. Hmm, Elena syukuri saja keadaanmu." Ia berbicara sendiri sambil menunggu teman-teman kantornya datang.

Tak lama, teman-temanya pun berdatangan satu per satu ke kantor dan seperti biasa mereka saling menyapa dan senyum satu sama lain.

"Pagi,Elena."sapa Siska.

"Pagi juga,Siska. Gimana jalanan macet gak tadi?"tanya Elena.

"Biasa saja. Cuma aku tadi harus siapkan bekal makanan anakku sebelum dia berangkat ke sekolah. Ya,begitulah emak-emak rempong hehehe...."jawab Siska.

"Loh, memangnya asisten rumah tanggamu kemana? Kan bisa dia yang kerjakan."

"Elena, meskipun punya asisten rumah tangga,sebagai ibu rumah tangga kita yang harus siapkan kebutuhan suami dan anak.Mereka tugasnya hanya membantu saja. Yah, lebih nyaman aja kalau semua sudah beres sebelum saya kerja. Nanti juga kamu merasakannya kok."

"Oh, begitu ya. Ya,maklumlah aku belum berkeluarga jadi belum tahu rasanya mengurus keluarga sendiri hehehe.."

"Aku doakan semoga cepat dapat jodoh ya. Jodoh yang baik tentunya."kata Siska.

"Amin. Makasih ya udah mau doain semoga segera terkabul.

"Eh, itu Dina baru datang.

"Pagi,Dina."sapa Elena.

"Pagi juga Elena,Siska. Ada apa nih pagi-pagi dah ngumpul, ngomongin aku ya? kepo nih gue."kata Dina.

"Iya,dong. Kita habis ngomongin kamu. Benar kan Sis?"

"Iya,bener itu. Hahaha.. Bisa aja kamu Din, pagi-pagi dah mau buat dosa aja." Mending lakukan hal-hal bermanfaat."jawab Siska.

"Kirain. Hehehe. Iya deh aku percaya,kan kalian teman baikku.  Ayo, kita memburu rupiah hari ini. "Dina tertawa kecil.

Mereka pun akhirnya pergi ke meja kerja masing-masing dan membersihkan tempat kerjanya sebelum briefing pagi dimulai.

*****

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status