Share

BAB 32

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2025-09-10 12:59:01

Emily terdiam mematung, tatapannya memandang langit. Kini wanita itu berada di rooftop kampus, suasana disana begitu indah dipandang mata. Gadis tersebut memejamkan mata berusaha menenangkan hati bergejolak.

"Paman Alex," gumamnya sekali lagi.

"Apa aku membuatmu kesulitan?" tanya wanita itu dengan nada sedih.

Perempuan itu menundukkan kepalanya, ia mata begitu saja meluncur bebas tanpa bisa dilarang. Emily spontan mengusap kasar dan kembali memandang langit yang sedikit mendung.

"Paman ... maafkan aku."

Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir mungil Emily, tangannya terkepal memendalam gejolak emosi.

"Aku bakal berusaha mengikhlaskanmu, benar kata Paman Han. Maaf membuat kamu sedih, atau bahkan menhalangi jalanmu," tuturnya dengam suara lemah.

"Aku hanya gak berani menerima kenyataan, Paman. Kamu tau itu kan," lontarnya kembali.

***

Kini
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Empat Tunanganku   BAB 32

    Emily terdiam mematung, tatapannya memandang langit. Kini wanita itu berada di rooftop kampus, suasana disana begitu indah dipandang mata. Gadis tersebut memejamkan mata berusaha menenangkan hati bergejolak. "Paman Alex," gumamnya sekali lagi. "Apa aku membuatmu kesulitan?" tanya wanita itu dengan nada sedih. Perempuan itu menundukkan kepalanya, ia mata begitu saja meluncur bebas tanpa bisa dilarang. Emily spontan mengusap kasar dan kembali memandang langit yang sedikit mendung. "Paman ... maafkan aku." Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir mungil Emily, tangannya terkepal memendalam gejolak emosi. "Aku bakal berusaha mengikhlaskanmu, benar kata Paman Han. Maaf membuat kamu sedih, atau bahkan menhalangi jalanmu," tuturnya dengam suara lemah. "Aku hanya gak berani menerima kenyataan, Paman. Kamu tau itu kan," lontarnya kembali. *** Kini

  • Empat Tunanganku   BAB 31

    Aroma dupa menyebar pelan di ruangan, foto Owen yang tersenyum dalam balutan seragam pilot terbingkai rapi. Lengkungan di bibir itu kini jadi kenangan, perasaan duka menyelimuti kediaman keluarga Davies. Isakan terdengar dari bibir Emily, Michael menghela napas panjang. Ia berdiri di hadapan foto Owen, mata tajamnya memandang kosong dengan tubuh tegak. "Kamu memang pulang, tapi kenapa dalam keadaan gak bernyawa," gumamnya dengan nada pelan. Di sisi lelaki itu, Ethan ikut memandang foto sang adik. Tangannya dimasukkann saku dengan tatapan kadang-kadang beralih menatap lantai untuk mengendalikan perasaan. "Kenapa kamu harus pergi! Kamu belum jadi chef, walaupun makananmu selalu enak," ujarnya lemah, tangan mengepal dalam saku. Daniel segera menggenggam jemari sang Ibu dan Emily, berusaha menguatkan kedua wanita itu. Pikiran lelaki itu terasa kosong, tetapi ia berusaha kuat demi kesayangan. "Pam

  • Empat Tunanganku   BAB 30

    Semua terpukul dengan kabar pesawat dikendarai Owen yang hilang kontak, di tempat orang tua si kembar itu. Tubuh Olivia bergetar akibat menangis, air mata mengalir deras di pipi. Jasper menjatuhkan cangkir kopi yang ia pegang, tatapan terpaku pada layar televisi yang menayangkan kabar duka tentang sang putra. "Di mana handphoneku, Mah! Ayo cepat telepon Michael. Suruh dia kerahkan semua orang buat nyari Owen," seru Jasper dengan nada gemetar. Olivia yang masih terpukul menoleh memandang sang suami, matanya sudah berlinang air mata. Dengan tubuh gemetar bagai kehilangan tenaga, ia bangkit mencari benda pipih yang diminta Jasper. "Di mana sih handphonenya, Mah," pekik Jasper dengan nada khawatir dan amarah. Lelaki itu mulai mengobrak-abrik barang-barang, tempat yang sering ia taruh sembarang benda pipih tersebut. "Harusnya aku gak menyuruh Owen buat jadi pilot," ujarnya lemah. Jasper tiba-tiba

  • Empat Tunanganku   BAB 29

    Kini waktu keberangkatan Owen, lelaki itu telah bersiap dan sekarang semua tengah sarapan bersama. "Kamu bakal tetap pergi," kata Michael dengan nada dingin. Owen menganggukkan kepala, tangannya menyentuh bahu sang kakak dengan bibir mengulum senyuman. "Kamu tenang aja, aku kan pilot hebat. Kamu tau itu," lontar Owen berusaha menenangkan Michael. "Paman Alex ... maaf, aku gak bisa mengantarmu. Aku ada kelas pagi hari ini," tutur Emily dengan nada lemah. Lelaki itu tersenyum kecil membalas perkataan Emily, apalagi melihat gadis tersebut berkata sambil menyentuh lengannya. "Gak apa-apa, lagian kamu gak bisa anter karena ada kelas. Bukan karena kamu gak mau," balas Owen dengan nada pelan dan lembut. Setelah percakapan ini, mereka makan dengan hening. Harusnya sekarang adalah jadwal Owen bersama Emily, karena ada pekerjaan mendadak jadi digantikan oleh Daniel. "Ay

  • Empat Tunanganku   BAB 28

    "Vera," panggil Owen lembut. Emily yang namanya dipanggil menoleh, ia mendapati Owen yang berdiri tak jauh darinya, lelaki itu mendekat dengan tangan memegang botol minuman. Jarum jam kini menunjuk angka sembilan malam, semua telah tertidur karena kelelahan habis bermain. "Kamu kebangun atau belum tidur?" tanya lelaki itu saat sudah dekat dengan sofa. Gadis tersebut menghela napas pelan, ia bersandar di kepala sofa dan memejamkan matanya. "Ahhh ... gak tau Paman Alex, aku agak gelisah," tutur perempuan itu. Owen yang mendengar balasan Emily tersenyum, lelaki itu kini mendaratkan bokong ke sofa dan tatapannya tertuju pada sang pujaan. "Gelisah gara-gara apa? Vera," tanya lelaki itu dengan nada lembut. Tatapan mata lelaki itu fokus pada Emily, begitu lembut dan dalam. Senyuman terukir di bibir pria tersebut. "Aku mau kerja besok, menggantikan kapten Reno," jel

  • Empat Tunanganku   BAB 27

    Senyuman sumringah Emily langsung terbit kala menatap pemandangan Disneyland, mata berbinar memandang sekeliling. Ia segera menoleh ke arah empat tunangannya. "Ayo! Kenapa diam aja? Main sepuasnya," seru Ethan merangkul Emily. "Ya, ayo Emily. Aku tau, eh kami tau kamu tertekan dengan urusan kampus, jadi hari ini buat dirimu senang, okey," timpal Daniel berdiri di sisi sang tunangan. Setelah berkata demikian lelaki itu menggandeng lengan Emily lalu melangkah membawa gadis ini pergi. Owen melihat hal ini segera mengejar mereka, lelaki itu berlari membuat Michael menggelengkan kepala. Ia melangkah dengan santai mengikuti mereka dan berhenti saat adik bungsunya berhenti. "Ayo naik ini, kamu berani gak," ucap Daniel dengan nada bersemangat. "Ayo! Siapa takut, aku kan sering mengendarai pesawat," balas Owen menyombongkan diri. Gadis yang dikelilingi empat lelaki itu tertawa renyah, melihat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status