Share

10. Ada Apa Ini?

last update Last Updated: 2021-06-07 17:19:13

Enam tahun tanpa malam pertama 10

Mas Edwin sudah berangkat bersama Raka. Lelai kecil itu tak mau jika aku yang mengantarnya sekolah pagi ini. Katanya belum kenal. Ya Tuhan, aku adalah ibu angkatnya, bukan orang lain yang sama sekali tidak ia kenal. Sumpah aku begitu bingung dengan pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Segitu antipatinya dengan orang lain. Kupandang mangkuk besar berisi nasi goreng buatanku yang masih tersisa sangat banyak. Mas Edwin tidak mau memakannya. Suamiku menemani Raka makan sosis bakar dan juga roti. Sarapan buatanku tak tersentuh samak sekali dan itu sangat membuatku kecewa.

“Bik, ini semua beresin aja, Bik. Kalau ada pemulung kasikan pemulung aja. Bibik pisahkan lebih dahulu untuk dimakan,” pintaku pada Bik Isa. Dengan langkah malas, aku masuk kembali ke dalam kamar. Jika pagi hari seperti ini, aku selalu bingung mau melakukan apa, karena tidak memiliki keahlian lagi selain memasak dan membuat kue. Namun pagi ini suasana hatiku sedang kacau karena menghadapi ulah suami dan juga anak angkatku.

Kuputuskan untuk bermain social media saja di dalam kamar hingga jam menunjukkan pukul sebelas siang. Itu tandanya aku harus menjemput Raka sekolah. Anak lelaki itu bersekolah di sekolah swasta, sehingga jam belajar lebih panjang, tidak seperti siswa sekolah negeri. Aku sendiri baru kali ini mendengar nama sekolahnya. Dari namanya saja sudah nampak bahwa itu adalah sekolah mahal.

Aku pun bersiap dengan cepat. Aku tak mau Raka lama menunggu di sekolah. Lebih baik aku yang menunggu daripada anak sekecil Raka. Bisa menjadi masalah bagi suamiku jika aku terlambat menjemput anak kesayangannya. Begitu keluar dari rumah, mobil baru pemerian suamiku sudah terparkir manis di sana. mobil sedan keluaran terbaru berwarna merah marun kesukaanku. Ingin sekali memakainya untuk menjemput Raka siang ini, tetapi sayang, plat nomornya belum terpasang. 

Kuputuskan naik mobil sedan kecil yang biasa aku gunakan ke sana-kemari. Mang Dirman sudah membuka lebar pagar di depan sana. Kutekan klakson dua kali tanda berpamitan padanya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sambil menikmati pemandangan sekitaran komplek sungguh membuat perasaanku membaik saat ini. Ponselku bergetar, saat kulirik pengirimnya adalah suamiku. Karena sedang berkendara, aku memutuskan untuk membaca pesan itu nanti. 

Aku terpana pada sebuah gedung sekolah tinggi dan sangat keliatan eksklusif. Benarkah Raka sekolah di sini? Bukannya anak itu diadopsi karena orang tuanya tidak mampu membiayai hidupnya. Lalu, kenapa bisa sekolah di tempat mahal seperti ini? Apa suamiku yang mendaftarkan Raka sekolah di sini. Sungguh kesehatan jantungku benra-benar tak baik. Jika iya, kenapa Mas Edwin tidak membicarakannya lebih dahulu padaku? Bukankah aku ini istrinya? Memang iya, dia yang mempunyai uang, tetapi bagaimanapun menyekolahkan anak tentunya harus berdiskusi denganku. 

Mobil aku parkir di area khusus parkir tamu sekolah. Nampak mobil berjejer rapi bersamaan dengan mobilku. Mulai dari mobil  biasa sampai mobil mewah. Segera aku menetik pesan pada Mas Edwin untuk mengonfirmasi semua ini. Jangan sampai aku tak tenang di jalan saat menyetir membawa Raka nanti.

“Mas, gak salah ini sekolah Raka? Bukannya ini sekolah mahal? Aku yakin bayarannya saja bisa mencapai dua juta satu bulan. Belum lagi uang masuknya. Mas, kamu harus jelaskan ini begitu pulang bekerja?”

Send 

Aku sangat berharap pesan yang aku kirimkan segera berbalas, karena aku sungguh penasaran dengan semua ini. Bolak-balik kugeser layar ponsel, tak kunjung ada pesan masuk dari Mas Edwin. Pesan dariku hanya dibaca saja, tetapi belim dibalas. Mungkin dia sedang sibuk. aku memutuskan untuk masuk ke dalam area gedung. Tujuan pertamaku adalah ruang administrasi siswa. Aku ingin tahu data Raka apakah sebagai siswa baru atau lama.

Kuketuk pintu yang tertempel tulisan kantor administrasi.

“Masuk,” suara dari dalam sana membuatku membuka pelan pintu dan langsung masuk ke dalamnya. Ada dua orang petugas dan aku memilih untuk berjalan mendekat pada petugas perempuan yang kini sedang menapku.

“Permisi, Bu. Saya wali dari anak Raka, siswa kelas satu di sekolah ini,” ucapku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“Oh, iya. Mari Bu, silakan duduk,” ucap ibu itu mempersilakanku duduk di depannya.

“Ada yang bisa kami bantu?” tanyanya lagi sambil membetulkan letak kaca matanya yang melorot sampai ke hidung.

“Maaf, Bu. Saya mau tanya, apakah Raka memang sudah sekolah sejak tahun ajaran baru di sini, atau baru saja masuk?” tanyaku to the point. Kening si ibu mengerut. Tentu ia heran dengan pernyataanku. Bisa saja jadinya ia curiga padaku saat ini. Namun aku mencoba abai. Dengan ekspresi sesantai mungkin aku mencoba mencairkan suasana dengan memberikan senyum padanya.

“Ibu bukannya wali dari Raka, tetepi kenapa tidak tahu?” tanyanya balik membuatku tak bisa berkutik. Tak mungkin aku ceritakan masalah rumah tanggaku padanya’kan?

“Begini, Bu. Ada sedikit miskomunikasi antara saya dan suami, karena suami saya baru saja mengangkat anak yaitu Raka. Baru kemarin juga tidur di rumah saya. Maaf, bukannya saya curhat, Bu tapi itulah kenyataannya.”

“Oh, seperti itu. setahu saya, Raka sudah terdaftar sebagai siswa baru di sekolah kami sejak Januari; saat pendaftaran gelombang satu sudah akan ditutup. Sebentar, saya cek di system ya,” katanya lagi membuat jantungku semakin berdetak tak karuan. Aku merasakan kedua kaki dan tangan yang membeku karena sangat penasaran sekaligus syok dengan kenyataan yang baru saja aku dengar. Jika Raka sudah terdaftar sejak Januari sebelum tahun ajaran baru, berarti dia memang murid lama di sini. Trus, siapa yang mendaftarkannya? Tak mungkin Mas Edwin. Apalagi suamiku itu bilang, ia baru saja membantu temannya untuk merawat anak temannya itu.

“Maaf, Bu. Di data siswa, nama anak Raka Hidayat. Nama ayah Edwin Prakasa Hidayat dan Ibu Eva Rianti.”

“A-apa? Ya Tuhan, ada apa ini?”

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Raisha Naya Ayatulhusna
iya diulang ulang
goodnovel comment avatar
istriyangdisyng
knp ceritanya diulang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Enam Tahun Tanpa Malam Pertama   95. Malam Pertama

    Edisi Malam Jumat"Wajahmu mengerikan sekali." Zamir menatap sinis Rena yang masih mendekam dalam penjara. Hari ini adalah tahun keenam ia dihukum. Masih ada empat tahun lagi yang harus ia lewati di dalam penjara untuk membayar semua perbuatannya yang telah merugikan banyak orang, sekaligus melakukan tindakan hampir membunuh seseorang dengan sengaja."Kalau lu kemari cuma mau mengejek gue, sebaiknya lu pergi aja!" Rena bangun dari duduknya dan bermaksud meninggalkan Zamir. Lelaki teman tidurnya sekaligus lelaki yang membuat semua rencananya yang hampir menguasai harta Erlan berhasil."Raka menikah hari ini. Pestanya sangat meriah. Apa kau tidak ingin lihat, bagaimana kebahagiaan kembali padanya? Heh, wanita yang pernah ia nikahi, kembali menjadi istri sahnya dan kau tahu, dia akan menjadi salah satu penerus keluarga Teja Corp. Ah, satu lagi ... Erlan juga

  • Enam Tahun Tanpa Malam Pertama   94. Pernikahan Siwi dan Raka

    PTM 48Hari pernikahan besar antara Siwi dan Raka digelar di sebuah hotel bintang tiga milik Teja yang baru saja sebulan resmi beroperasi. Berlangsung di ballroom yang cukup megah dan luas, pasangan Siwi dan Raka-lah yang pertama kali menggunakan tempat itu sebagai lokasi sakral mengucapkan janji suci pernikahan. Ruangan yang dengan kapasitas menampung maksimal kurang lebih seribu lima ratus orang. Namun tidak perlu khawatir dengan kapasitas maksimum itu, karena tamu dijamin tidak akan berdesakan dan penuh karena area foyer dari ballroom ini sangat luas.Ada yang menarik dari acara pernikahan anak pemilik hotel baru di Jakarta ini, tidak adanya pelaminan megah, tempat tamu memberikan doa dan selamat. Lalu di mana kedua pengangtin itu akan duduk? Siwi dan Raka memiliki konsep bahwa mereka yang akan berkeliling menyambut tamu yang datang. Kenapa tidak ada pelaminan dalam sebuah pesta pernikahan? Bukankah pelaminan itu hal wajib dalam sebuah pe

  • Enam Tahun Tanpa Malam Pertama   93. Pesta Ulang Tahun Ayumi

    6 Tahun KemudianHari Sabtu yang begitu dinantikan oleh anggota keluarga besar Teja dan Ria pun tiba. Hari yang akan dilangsungkannya pesta ulang tahun Ayumi; cucu mereka yang telah berusia delapan tahun.Pesta digelar dengan meriah di dalam rumah Teja yang baru saja selesai direnovasi. Yah, setali tiga uang. Sambil mengadakan pesta ulang tahun, Teja juga mengadakan syukuran acara rumah barunya yang semakin bagus dan mewah. Ada beberapa tamu artis dan petinggi yang datang memberikan selamat.Pesta yang digelar di dalam ruangan, tetapi juga tamu dipersilakan untuk menikmati pemandangan luar rumah yang sangat asri. Teja berhasil mendesign rumahnya dengan ide dan sesuai keinginannya sendiri. Begitu melihat hasilnya, ia sangat puas.Semua tamu yang datang ke rumahnya tentu saja membawa banyak kado untuk Ayumi. Gadis kecilnya yang semakin hari semakin cantik d

  • Enam Tahun Tanpa Malam Pertama   92. Ketuk Palu Hakim Pengadilan

    Rena terus saja menggaruk tubuhnya yang terasa sangat gatal. Tidak hanya di kedua kaki dan tangan, Rena juga mengalami rasa gatal di leher dan juga wajahnya. Entah apa yang terjadi sehingga tahanan lain tidak mau satu sel dengan Rena, karena amat jijik dengan bau busuk serta kudis yang muncul di permukaan kulit wanita itu.Seorang dokter sudah didatangkan untuk memeriksa Rena dan ia pun sudah diberikan salap dan juga obat yang harus diminum sehari tiga kalia agar rasa gatalnya hilang. Namun sangat disayangkan, wanita itu masih terus menggrauk seluruh tubuhnya. Jangankan tahanan lain, sipir penjara dan pengacaranya saja tidak sanggup duduk berlama-lama di dekat karena karena bau bangkai seperti bangkai tikus tercium hidung mereka. Rena pun hampir frustasi dengan keadaannya yang sangat menyedihkan. Tidak ada siapapun yang bisa menoleongnya, karena kedua orang tuanya juga masuk ke dalam penjara, karena kasus penggelapan

  • Enam Tahun Tanpa Malam Pertama   91. Permintaan Siwi

    PTM 44Kondisi kesehatan Evan berangsur pulih. Polisi menjadwalkan reka ulang kejadian esok hari. Kepada pihak kepolisian, Evan sudah mengakui kesalahannya atas penyekapan berencana bersama tiga orang pria suruhannya. Semua itu ia lakukan karena sakit hati—merasa dipermainkan oleh Siwi. Jejak ciuman Siwi dengan Raka yang nampak di matanya, membuat lelaki itu buta dan nekat melakukan kejahatan yang belum pernah ia lakukan.Erlan pun sudah mulai pulih, tetapi masih dirawat di rumah sakit, karena kepalanya masih sering sakit. Lelaki itu belum mengetahui perihal pengakuan Evan dan Rena yang sudah mendekam di jeruji besi. Pak Sulis yang meminta pada pihak kepolisian untuk menahan diri memberitahukan apapun pada Erlan, karena Erlan memiliki riwayat penyakit jantung.“Siapa kamu?” tanya Erlan pada wanita bertubuh semok yang tengah duduk termenung di sofa kamar perawatannya. Wanita itu menoleh, lalu dengan sigap be

  • Enam Tahun Tanpa Malam Pertama   90. Tertangkap

    Siwi terbangun berjam-jam berikutnya. Sinar matahari pagi yang masuk ke kamar perawatannya, membuat Siwi merasakan matanya sedikit silau. Setelah matanya dapat menatap jelas langit-langit kamar, Siwi pun merenggangkan ototnya yang kaku. Kulitnya terasa tertarik dan begitu kebas karena tangannya terlalu lama diikat pada sisi tempat tidur.Jika kemarin ia belum terlalu merasa ya nyeri di sekujur tubuhnya, tapi pagi ini tubuhnya terasa sangat sakit. Siwi menoleh ke samping, tepatnya ke arah sofa. Papa dan mamanya tengah terbaring dengan lelap. Entah pukul berapa mereka baru tidur setelah menjaganya semalaman. Jam di dinding sudah menunjukkan angka sembilan dan Siwi mulai merasakan cacing di dalam perutnya melakukan orasi.Siwi ingin bangun setengah duduk untuk mengambil air, tetapi tubuhnya tidak mampu digerakkan. Kali ini ia meringis saat merasakan nyeri pada pinggang dan juga pangkal lengan. Merasa ada pergerakan dari brangkar putriny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status