Share

4. Martha

dibilang sempit itu, Selina langsung menaruh tas sekolahnya secara asal. Ia merebahkan dirinya di kasur yang menurutnya sangat tidak empuk.

Perlahan gadis cantik itu mulai memejamkan matanya tanpa mengganti seragam sekolahnya. Pikiran Selina saat ini sudah bercabang, barusaja pertama kali ia bertransmigrasi tapi sudah banyak hal-hal yang membuatnya kesal.

Mulai dari teman-teman sekolahnya, gurunya, kejadian melawan preman, pertemuannya dengan pria aneh, dan keluarga pemilik asli yang sangat ingin membuat Selina membunuh mereka karena sikap mereka yang sangat tidak tau malu.

Ditambah ia terlalu miskin sekarang, gadis cantik itu bangkit dari tidurnya, ia mulai mengeluarkan buku, pulpen dan pensil dari tas sekolahnya. 

Ia tidak bisa terus-menerus kekurangan uang seperti ini, dia harus memikirkan cara bagaimana memiliki banyak uang.

Selina mulai menggambar sebuah desain baju, ia memiliki bakat di bidang tersebut, di kehidupan pertamanya ia sudah menjadi seorang desainer terkenal, dan setiap pakaian atau apapun yang ia desain pasti akan  selalu di buru oleh orang-orang. Karena setiap karya yang ia buat selalu menjadi edisi terbatas.

Gadis cantik itu terus menggambar desain baju, rencananya ia akan membuat pakaian, androk, celana dan memasarkannya di toko online.  

Saat ini kebanyakan orang lebih memilih membeli hal apapun di toko online, maka dari itu Selina memanfaatkan teknologi sebaik mungkin untuk meraup pundi-pundi uang. 

Selama 1 jam Selina menggambar desain tersebut, akhirnya gambar yang ia buat selesai. Mulai besok mungkin Selina akan membeli kain dan bahan-bahan lain yang ia pakai untuk menjahit.

Ia mulai menutup buku dan menaruh kembali peralatan lainnya di tas, merenggangkan ototnya sejenak, Selina mengganti pakakian  mengenakan baju tidur. 

"Huh semoga saja Semuanya berjalan lancar," monolog Selina seraya merebahkan dirinya kembali di tempat tidur.

Lalu tak lama, ia mulai memejamkan matanya kembali dan menjelajah alam mimpi.

•••

"Anak sialan, bangun kau! Cepat bereskan rumah! jangan jadi pemalas!" Martha berteriak dengan nada memerintah dan mengetuk pintu kamar Selina dengan tak sabar.

Sedangkan Selina yang merasa terusik, membuka matanya, dan bangkit dari tidurnya. Dengan langkah malas ia membuka pintu lalu ia berkata. "Berisik! Apakah kau pikir ini hutan? Jangan berteriak, apa kau tidak malu dengan para tetangga?" tanya Selina dingin.

Martha tersentak kala mendengar ucapan Selina, wanita paruh baya itu memandang Selina tak percaya lalu melotot tajam kemudian. "Kurang ajar! Kau mulai berani melawanku, huh? Memangnya kau pikir kau siapa? Kau hanya anak pembawa sial yang tidak berguna," ujarnya sedikit berteriak.

Selina terkekeh sinis. "Aku bukan anak kandungmu kan? Aku hanya anak yang sengaja kau tukar agar putri kandungmu bisa menjalani kehidupan kaya."

Martha mundur satu langkah, ia kaget tentu saja, Martha tidak pernah menyangka bahwa suatu hari rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat akhirnya terbongkar. Terlebih yang mengetahui rahasia itu adalah anak sial seperti Selina. Hanya satu yang ada difikirkan, darimana Selina tau asal-usulnya? Siapa yang memberi tahu gadis itu?

"Ka-kau jangan berbicara omong kosong! Jelas-jelas kau putri kandungku." Martha berbicara dengan sedikit terbata.

Sebenarnya Martha memiliki satu rahasia, ia dan putri kandungnya, Jesslyn sudah sering bertemu, dan Jesslyn sudah mengetahui sejak lama bahwa dia bukanlah putri asli keluarga Gillbert. 

Saat itu Jesslyn yang akan lulus  sekolah menengah pertama, di datangi Martha dengan membawa bukti DNA. Bahwa sebenarnya dia bukanlah putri asli keluarga Gillbert, melainkan putri dari pasangan yang bisa terbilang miskin. Jesslyn yang sudah memiliki sikap angkuh dan terbiasa menjalani kehidupan kaya juga di manja tidak percaya, namun karena bukti DNA yang terlalu kuat Jesslyn akhirnya menerima kenyataan. 

Martha berjanji tidak akan mengadukan perihal ini ke keluarga Gillbert dengan syarat bahwa Jesslyn harus mengirimkan uang pada Martha tiap bulan, dan Jesslyn yang ketakutan, tentu saja menyetujui permintaan Martha.

Sejak saat itu Jesslyn sering menyuruh Martha menyiksa Selina agar Selina mempunyai trauma dan menjadi idiot.

Faktanya Selina yang asli memang memiliki masalah mental karena sering menerima penyiksaan yang sering ia terima dari Martha dan lingkungan sekitar. 

Namun kini jiwa yang berada dalam raga Selina bukan lagi Selina yang asli, akan tetapi Selina yang berasal dari dunia lain. Jadi tentu saja, Selina sekarang tidak lagi mempunyai penyakit mental.

Bisa dipastikan hal apapun yang akan Jesslyn lakukan akan selalu menjadi sia-sia.

"Putri kandungmu? Kau sedang bercanda denganku? Jika aku benar putri kandungmu. Kenapa aku tidak memiliki ciri fisik yang sama denganmu? Hanya aku yang paling berbeda, kau dan Kak Leyla memiliki ciri fisik yang mirip, lantas kenapa aku berbeda sendiri? Bisa kau jelaskan hal itu?" tanya Selina sembari menatap Martha dengan pandangan remeh.

"I-itu ka-karena kamu mirip dengan kakek dan nenekmu," jawab Martha berbohong.

Selina tertawa keras, seolah mendengar lelucon terlucu abad ini. "Kakek dan nenek? Apa kau fikir anak kecil yang akan mempercayai perkataanmu? Apa kau fikir aku idiot, huh? Tunggu saja sebentar lagi kedua orang tuaku akan segera menjemputku. Dan ucapkan selamat datang kepada putri kandungmu, Jesslyn."

Selina memang tidak berbohong menurut plot novel yang diceritakan tidak lama lagi kedua orang tua kandung Selina akan segera mengetahui identitas aslinya. Dan menjemput Selina untuk tinggal di keluarga Gillbert.

"Omong kosong Selina! Apa kau sedang berhalusinasi sekarang? Rupanya kau benar-benar sudah gila! Lebih baik aku mengantarmu ke rumah sakit jiwa karena bicara yang tidak masuk akal." Martha berkata seraya terkekeh ringan, dan menatap Selina seolah dia adalah orang gila di sini.

Namun, Selina tetap tenang, ia tidak mau repot-repot berdebat dengan orang tidak tau diri seperti Martha. "Kita lihat saja nanti, akan ada pasangan suami istri yang datang ke sini dengan membawa bukti DNA dan surat dari rumah sakit perihal tertukarnya bayi yang terjadi 16 tahun lalu. Jika kau tak percaya ya sudah, aku hanya membicarakan sebuah kebenaran," ucapnya menjelaskan.

Tak mau pusing-pusing menunggu reaksi Martha, Selina segera menutup pintu kamarnya kembali dan menguncinya. 

Sementara Martha nampak membeku di tempat, pikiran wanita paruh baya itu mulai kalut, bagaimana jika ia tidak lagi mendapatkan uang dari Jesslyn jika identitas asli Selina terbongkar? 

Namun, Martha tak mau ambil pusing, ia hanya menganggap perkataan Selina barusan adalah lelucon dan angin lalu. 

Martha kembali menggodor pintu kamar Selina dengan sedikit kasar, tak hanya itu Martha juga berteriak memaki-maki Selina dengan kata-kata yang tidak pantas.

Akibatnya perilaku Martha tersebut membuat Leyla risih dah menghampri Ibu kandungnya tersebut.

"Bu ada apa? Ini masih pagi, kenapa teriak-teriak seperti di hutan?" tanya Leyla seraya menguap pelan, terlihat jelas gadis berusia 20 tahun itu baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.

Martha berhenti menggedor pintu, ia menengok kearah Leyla. "Anak sialan itu berbicara tidak masuk akal, Ibu rasa dia sudah gila, dan seharusnya dia masuk ke dalam rumah sakit jiwa," ucap Martha dengan nada marah.

"Memangnya apa yang anak itu bicarakan?" tanya Leyla lagi.

"Dia berbicara omong kosong kalau dia bukan putri kandung Ibu melainkan putri kandung orang kaya, Ibu rasa dia sudah benar-benar gila." 

Leyla mengangguk paham, dia setuju dengan pemikiran Martha bahwa Selina sudah gila, ia yakin bahwa perubahan Selina semalam karena Selina memiliki penyakit mental, jika tidak? Bagaimana mungkin Selina yang berkepribadian pengecut bisa menjadi berani melawan seperti semalam?

Setidaknya begitulah isi pikiran Leyla, padahal yang sebenarnya jiwa Selina sudah terganti dari dunia lain.

Leyla memang tidak mengetahui sebuah rahasia bahwa Selina bukanlah anak kandung Martha, Leyla memang terbiasa menindas Selina dari kecil karena Leyla iri melihat Selina yang sangat cantik dan selalu menjadi pusat perhatian orang-orang Karena kecantikan Selina. Dan sejak saat itu juga Leyla membenci Selina Karena Selina sangat cantik. Leyla tidak mau tersaingi terlebih ia sampai kalah saing dengan anak idiot seperti Selina. 

Dalam pikiran Leyla saat itu, kenapa Selina lebih cantik padahal ia dan Selina terlahir dari rahim yang sama? Ia merasa ini tidak adil untuknya, maka dari itu Leyla melampiaskan semuanya dengan membenci Selina dan selalu membuat Selina merasa rendah sejak kecil.

"Iya bu, sepertinya anak itu sudah gila, lebih baik membawanya ke rumah sakit jiwa sebelum bertambah parah," ucap Leyla menyetujui.

Sedangkan Selina yang mendengar percakapan dua orang tak tau malu dari dalam kamar hanya mendengus malas, ia yakin apabila ia terlalu lama tinggal di rumah ini bersama orang-orang seperti itu, bisa-bisa ia menjadi tak waras betulan.

Gadis cantik itu segera mengganti pakaiannya, dibanding ia terus diam di sini, lebih baik ia membeli bahan-bahan untuk menjahit.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status