Share

30. Cinta Pertama Arga

Arga menatap layar teleponnya, menimbang apakah perlu menerima atau diabaikan saja.

"Siapa tahu orang yang mau jual rumah itu, Pa," ujar Tania.

"Ah betul juga, Nia. Papa belum punya nomer teleponnya," sahut Arga. Dia pun akhirnya menjawab panggilan tersebut.

Tetapi dugaan Arga keliru, bukan sahabat masa kecilnya yang menghubungi.

["Saya Mya, putrinya Bu Diah, Om."]

Sejenak, Arga terpaku. Bertanya di dalam hatinya, darimana remaja putri itu mendapatkan nomer kontaknya.

["Maaf, saya menemukan kartu nama Om di meja ruang tamu."] Mya memberikan penjelasan.

"Oh iya, Mya. Ada keperluan apa sampai telpon Om?" Arga bertanya dengan suara lembut.

["Bisakah kita bertemu? Om yang akan beli rumah kami kan?"] Permintaan Mya cukup membuatnya kaget.

"Boleh Om tahu, kenapa Mya minta ketemu sama Om?" Arga balik bertanya.

["Hanya ... ingin ngobrol saja, sebelum ikhlas dengan keputusan yang diambil Ibu."] Mya terdengar ragu-ragu dengan perkataannya.

Arga menghela nafas panjang, merasakan kegamangan gadis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status