Share

Agresia

"Is there anything I can help?"

Aku berbisik, "Sat, dia ngomong apa, sih?"

Mulut Satria hampir setengah membuka. Mungkin kaget, karena aku tidak sepandai yang dia kira.

"Aku bilang, ada yang bisa saya bantu, nggak?" gadis bermata biru, dengan rambut pirang yang digerai indah itu menimpal.

"Ini udah tiga belas kali latihan, loh, Ra. Masa kamu nggak hafal-hafal sama dialognya, sih?" Satria menghela napas berat.

"Mbak Keyra, kita coba lagi, ya?" Agresia–bule blasteran Kalimantan Selatan-Jerman, menyemangatiku.

Aku tidak yakin dengan hafalan tiga buah dialog, yang mesti dikuasai dalam waktu kurang dari tiga jam.

"Oke, sekali lagi." Satria memakai wig rambut beruban, menirukan gaya bicara ibuku.

"Halo, Bu. Apa kabar?" kataku sambil tersenyum full.

Satria mengingatkan, "Bukan pake bahasa Indonesia."

Aku menepuk jidat. Astaga! Kenapa kefokusanku cepat sekali menghilang? Karena tak ingin mereka berdua kecewa, aku pun berjanji, "Sekali lagi. Aku janji nih, bakalan bisa kok, kali ini."

"Halo,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status