Share

Puncak bogor

"2 kecoa," gerutu langit sambil bangkit dari ranjang. Langit tahu pasti yang datang adalah kedua sahabatnyanya yang sama sama-sama brengsek itu. Siapa lagi?

Ceklek

Langit membuka pintu apartemen nya.

Bugh

Marsel dan Tomy langsung ambruk di depan kaki langit. mereka berdua mabuk berat. Langit hanya memutar bola matanya malas. Dia sudah bosan sekali harus menampung dua manusia laknat ini setiap mereka mabuk.

"Bangun kambing," ucap langit malas.

"Hay baby..." racau Tomy dalam pengaruh alkohol.

"Mau masuk atau gue usir," kesal langit dia sudah sangat mengantuk.

"Lang, Lo tauuu.." ucap Marsel yang berusaha bangkit dan berdiri kokoh walau sempoyongan.   "Lo itu cowoo paling beruntung sedunia karna bisa milikin Asila," racau Marsel.

"Bohong Lang, Lo itu langit, sekali Langit tetep Langit. harga diri Lo itu tinggi jangan jatuhin harga diri Lo karna cewe," racau Tomy seraya merangkul pundak marsel. Namun kedua orang itu tak bisa berdiri kokoh.

Kenapa kedua sahabatnya itu suka sekali membicarakan Asila? 

"Kita itu satu habitat!" Racau Tommy.

" Iya kalian berdua itu satu Habibat," jawab langit malas " habitat anj*Ng" lanjut langit seraya berlalu pergi. Sadarkah langit dengan apa yang di ucapkan nya?Satu habitat? Habitat anjing? Oh berarti ketiga cowo itu satu habitat sama-sama anjing.

Bodoamat dengan dua makhluk yang malah tiduran di ambang pintu apartemen nya, Langit malah kembali kekamar untuk merajut mimpi.

"Sama-sama anjing jangan ngatain Lang,"

"Woy Lang taruhan kali ini gue menang ya," teriak Tomy pada langit yang menghilangkan di telan pintu.

"Hahahaha temen gue nih udah bucin," racau Marsel

"Iyaa hhaha" mereka berdua terus berbicara tanpa tau apa yang mereka bicarakan.

Marsel dan Tomy mencoba berdiri lebih kokoh dan berjalan sempoyongan menuju sofa. Seketika mereka ambruk berpelukan di sofa secara tidak sadar. Mungkin jika mereka sadar sekarang sedang berpelukan mereka akan saling bergidik ngeri. Hahaha

Pagi harinya jam 8 pagi, sekolah hanya tinggal menunggu hari kelulusan. jadi hari ini libur. Dan sila berencana ke apartemen langit dengan wajah bahagia.

Bahagia karna setelah semalam dia dan sang ayah bertengkar, hari ini Ayah Danu dan bunda mendadak pergi ke Amerika untuk menyelesaikan masalah kantor yang ada disana, jadi sila tidak perlu mengajak mang nanang untuk berkonspirasi membohongi kedua orang tuanya.

Tit tit tit  bunyi kode apartemen yang sila masukan.

Ceklek. Setelah pintu apartemen terbuk Asila melangkah masuk ke dalam, dilihatnya di sofa ada sepasang manusia yang sedang tidur berpelukan.marsel dan Tomy

"Ihh" sila bergidik ngeri melihatnya. Cowo dan cowo tidur berpelukan?Iss serem.

Sila mengeluarkan ponsel nya dan mengambil gambar Tomy dan Marsel yang sedang berpelukan itu.

Poto itu nantinya bisa sila jadi kan bahan ledekan. Sila terkekeh melihat hasil jepretan nya.

Lalu sila melangkah menuju dapur untuk membuat sarapan.

Sedangkan di dalam kamar, langit terbangun dengan sendirinya, di lihat nya jam dinding menunjukkan pukul 08.15.

Langit bergegas kekamar mandi dengan malas, dia harus mengusir dua kecoa itu dari rumah. Beberapa menit kemudian langit selesai mandi.

Langit bertelanjang dada dan hanya melilitkan handuk di pinggang nya.

Terdengar suara bising di arah dapur membuat langit penarasan. Dia lalu keluar kamar untuk memeriksa.

Ketika melewati sofa langit melihat pemandangan kedua kecoa itu sedang tidur berpelukan, dia bergidik ngeri sambil terkekeh.

"Woy bangun," dengan tak ber'adab langit mengeplak kepala kedua sahabat kecoa nya itu.

Perlahan mata Marsel dan Tommy terbuka karna pukulan langit menganggu tidur mereka.

Mata Marsel dan Tommy bertemu beberapa detik, dan detik selanjutnya mereka saling mendorong sampai terguling-guling mengakhiri acara berpelukan mereka.

"Ihh homo Lo! Jijik gue!" Umpat Tommy.

"Lo perkosa gue kan?, Gilaa Lo gue udah ga perawan lagi gara-gara lo!" Umpat Marsel tak mau kalah.

Langit  berjalan ke dapur meninggalkan kedua kecoa yang sedang berdebat tak berbobot itu,di dapur terlihat sila sedang berkutat dengan peralatan dapur dengan sangat cekatan, sila tambah cantik saat memasak.

Langit tersenyum lalu menghampiri sila yang nampaknya tak menyadari kedatangan langit.

"Pagi." sapa langit saat kedua tangannya berhasil memeluk sila dari belakang dan menaruh kepalanya di pundak sila.

Sila terlonjak kaget,namun kemudian dia tersenyum. " Pagi," jawab sila

Langit menghirup aroma vanilla di tubu sila dalam dalam, wangi favorit nya. dia  menciumi tengkuk sila dan hal itu membuat sila kegelian.

"Geli lang,"ujar shilla.

Langit terkekeh "lo wangi," ujar langit Seraya membalikkan badan shilla ketika melihat shilla sudah selesai memasak.

Shilla membuang muka ke arah lain dengan wajah yang merona. Karena langit bertelanjang dada, bahkan otot-otot perut milik langit terlihat jelas.

"Pakai baju dulu sana,"titah sila sambil menutupi kedua matanya.

"Hahaha."langit malah menertawakan wajah sila yang tersipu itu." Cie merah. itu muka apa tomat" goda langit.

Sila mencubit perut berotot itu kesal."nyebelin" sila cemberut.

"Hey baby kiss me," perintah langit seraya menyerahkan pipi kirinya.

"Ga,"tolak asila dengan menahan senyumnya.

Langit menarik pinggang sila agar tubuh mereka lebih menempel lagi.

"Gak mau cium gue?"tanya langit.

"Ga mau, minta cium aja sono sama Tomi,"ujar shilla menantang

"Oh kalau gini masih gak mau cium gue?"tanya langit sembari menggelitiki perut sila

"Hahaha hahaha"tawa sila menggema di dapur itu sambil berusaha menghindari serangan dari langit.

"Masih gak mau?"tanya langit lagi masih melancarkan serangan menggelitiki nya. Langit ikut tertawa.

"Oke oke aku nyerah aku nyerah hahaha" 

Langit berhenti menggelitiki nya lalu kembali menarik pinggang sila agar menghadap kepadanya.

"Kiss me,"titah langit kembali menyerahkan pipinya.

Cup

Dengan malu malu Sila mengecup bibir langit membuat langit mengerjap takjub, padahal langit menyerahkan pipi?bukan bibir?ini pertama kali nya sila mencium bibir langit duluan, langit tersenyum, dan Asila menunduk malu.Ah Ashilla sungguh sangat mencintai Langit.

Langit mengangkat dagu asila keatas, memiringkan kepalanya untuk memudahkan bibirnya mencium asila. Pertemuan dua bibir itu kali ini di iringi dengan lumatan yang sangat halus.

Satu tangan langit menahan tengkuk sila untuk memperdalam ciuman nya.Langit mencium bibir asila cukup lama. Setelah itu melepaskan pangutannya.

"I love you,"ucap langit tersenyum smirk.

"Love you too,"jawab sila malu malu.

Langi membawa tubuh sila kepelukannya gemas, mereka berpelukan saling menghangatkan seolah mereka adalah orang yang saling mencintai namun pada kenyataannya ada udang dibalik batu. Ada rencana menyakitkan yang langit buat untuk ashilla. Langit memang brengsek. Taruhan laknat itu membuat langit buta dengan apa yang sebenarnya ia rasakan.

"Woi. kalian kira dunia ini milik berdua apa, inget ada jomblo di sini,"seloroh Marcel yang entah sejak kapan sudah berdiri berdua dengan Tommy di sana.

Langit Dan Sila melepaskan pelukannya, sila bersembunyi di balik punggung langit, dia malu kepergok bermesraan.

"Sirik aja lo," ledek langit.

"Iya iya dah kalah gua sama yang bucin,"ujar Tommy kali ini,"dunia milik kalian berdua yang lain cuman ngontrak," lanjut Tommy.

"Emang kita ngontrak ya? Gua udah 17 tahun nggak pernah bayar,ke siapa sih bayarnya?"ujar Marcel yang memang sedikit telmi (telat mikir).

Langit,Sila dan Tomi hanya diam tak meladeni pertanyaan bodoh Marcell. Jika dijawab tidak akan kelar bertahun-tahun pun.

"Woi! wah parah gue dikacangin"kesal Marcel.

"Mati aja sana lo,"ujar langit datar.

"Wih enak nih, siapa nih yang masak?" Marcel mengalihkan pembicaraan ketika melihat banyak makanan di meja makan.

"Gue yang masak,"jawab Tommy asal.

"Lo yang masak?tungguin gua mati dulu baru gua percaya lu masak,"Marcel tak percaya.

"pasti yang masak Asila cantik,"tambah Marcell.

"Itu lo udah tahu kenapa nanya bangsat."ujar langit sembari menoyor kepala Marcel. Dan Marcel hanya nyengir kuda.

lalu mereka sarapan bersama. makanan sila memang tak ada dua nya, buktinya mereka sangat lahap.

Selesai sarapan langit kembali ke kamar untuk memakai pakaian, lalu Tommy dan Marcel masuk ke kamar tamu untuk membersihkan diri, kamar tamu apartemen langit memang biasa dipakai oleh Tomi dan Marcel kedua kecoa itu selalu kompak jika sehabis mabuk pasti nyangkut nya di apartemen langit.

Sedangkan ashilla menunggu di sofa, hari ini mereka berencana untuk liburan ke puncak Bogor. Langit yang merencanakan "refreshing ngejernihin otak abis ujian biar ga gila,"itu ucapan langit.

Padahal kenyataannya, di puncak nanti langit akan melancarkan rencananya untuk memenangkan taruhan.brengsek memang.

Tidak hanya mereka berempat saja tapi juga dengan kedua sahabat ashilla yaitu Nana dan Vania.

3 jam kemudian langit,asila, Nana dan kedua kecoa berwujud manusia itu telah siap, mereka sedang menunggu vania di lobi apartemen langit.

"Mana sih lama banget,"gerutu Marcell.

"Sabar. Vania lagi di jalan bentar lagi kok, kejebak macet dia" ujar sila 

"Yaelah, panas nih!" Gerutu Tommy kali ini.

"Sabar. Orang sabar itu ganteng," ujar Nana malu- malu. Mereka memang sedang dekat. Ah lebih tepatnya Nana sedang bucin pada Tommy.

"Yang sabar itu ganteng ya Lang?" Tanya Marsel pada Langit, sedangkan langit hanya dia tak menjawab pertanyaan tak bermutu itu.

"Sabar sabar sabar sabar sabar," kata Marsel berulang sambil mengelus dadanya "Gue udah ganteng kan na?" Tanya Marsel pada Nana.

Nana dan yang lain nya hanya mengangguk pasrah melihat kelakuan Marsel yang polos itu, ntah polos beneran atau pura pura polos hanya Marsel saja yang tahu. Oke skip.

"Sorry guys gue telat," suara cempreng Vania akhirnya terdengar.

"Dasar keong ngaret banget." omel Marsel.

Vania melotot ke arah Marsel tak terima di panggil keong "Apa Lo!" Ujar Vania galak.

Sudahlah vania dan Marcel memang tidak pernah akur.

"Udah udah mending kita berangkat sekarang,"Nana menengahi.

Mereka hanya memakai dua mobil

satu mobil langit dan 1 mobil ashilla. Masing-masing mobil berisi 3 perempuan dan 3 laki-laki. Langit dan para kecoanya. Lalu ashilla dan para keongnya.

Perjalanan ke puncak Bogor hanya memakan waktu 2 jam, karena beruntung hari ini tidak macet.

Sesampainya di villa milik keluarga Tommy, mereka tinggal mengatur kamar untuk masing-masing. Di villa ini ada 4 kamar namun satu kamar telah dipakai oleh penjaga villa dan tersisa 3 kamar lagi yang kosong.

"Gue sekamar sama sila,"ucap langit to the point.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status