Share

Tau apa soal cinta?

"Oke. Waktu gue tinggal tiga minggu, bertepatan dengan hari acara perpisahan sekolah. Gue bakal bongkar semuanya di depan semua orang dan bikin Asila malu. Itu cukup menyenangkan, kenangan kecil masa SMA dan jadi bukti kalo gue ga cinta sama Asila"ujar Langit angkuh. Dengan ide gila yang keluar dari otaknya yang kejam.

"Lo yakin? Ide Lo cukup kejam," ujar Marsel ngeri sendiri. Langit memang tak punya belas kasih.

"Gue ga pernah main-main sama ucapan gue"

"Oke. Tapi jangan sampe Lo jatuh cinta, Lo tau cinta itu serumit apa, inget Lo pacaran sama Asila cuma buat taruhan,"ujar Tommy mendapat anggukan dari Langit.

"Pacaran itu seperti roda," ujar Marsel dengan wajah konyolnya.

"Kadang di atas kadang di bawah?"tanya Tommy.

"Bukan"jawab Marsel.

"Terus?"tanya Tommy lagi.

"Ada serepnya," 

"Lo kira ban mobil ada serepnya!" Tommy menoyor kepala Marsel. Lelucon macam apa itu?

Langit hanya diam dengan segala hal yang ada di pikirannya. Besok langit akan merenggut mahkota asila, apapun yang terjadi dia harus melakukan nya. Langit tak ingin di katai budak cinta oleh temannya. Harga diri dong!

Biarkan saja langit memang egois. This is my life.

"Tom Lo lagi pdkt-an sama temennya si Asila? Siapa tuh namanya?" tanya Marsel pada Tommy.

Tommy mengangguk singkat," namanya Nana. Gue ga serius sama dia. Cuma buat main-main aja," jawabnya.

Marsel dan Langit manggut-manggut mengerti, Mereka memang sama-sama brengsek untuk urusan wanita. Ketiganya sama sekali tak percaya apa itu cinta?.

"Lo mau maen sama salah satu cewek di club ini ga Lang?"tanya Tommy.

Langit menggeleng, dia bangkit dari duduknya."Gue ada urusan. Gue cabut" ujarnya sambil berlalu pergi dari sana.

Sementara di tempat lain Asila masih di halte bus, tak selang beberapa menit datanglah sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Asila.

Semua siswa siswi di sekolah tak ada yang tau identitas asli Asila, itu di rahasiakan.  hanya Vania dan Nana saja yang tahu identitas asli Asila. Kedua sahabatnya itu sangat Asila percaya. Selebihnya tak ada yang tahu bahkan pihak sekolah pun sangat rapat menyembunyikan data Asila, Asila sedang menunggu waktu yang tepat saja untuk mengungkapkan identitasnya, maka dari itu asila selalu meminta langit untuk mengantar nya sampai halte bus saja.

Asila masuk ke dalam mobil itu, di dalam mobil hanya ada mang nanang sang sopir.

"Ayah. bunda. ga curiga kan mang?" Tanya sila setelah mobil mulai melaju.

Sang sopir nampak gugup " ng... nggak kok non," jawab mang nanang.

"Bagusss. mang nanang emang the best," puji sila pada mang nanang seraya memberikan jempol dua.

Mang nanang gusar. pasalnya ini sudah sering terjadi, asila selalu meminta mang Nanang untuk berbohong pada sang ayah.

Asila melihat wajah gusar mang nanang, " gapapa kok mang. ayah ga bakalan tau, jadi kita tetep aman," ujar sila santai.

"Iii... iyaa non," jawab mang nanang  terjeda "Tapi Besok besok mamang gamau ya di suruh bohong bohong lagi ke bapak, Saya masih mau bernapas non," lanjut mang nanang.

"Iyaa iyaa mang, tenang aja. sloww. oke. " 

"Tapi non___" 

"Udah mang Nanang ga usah khawatir kebohongan kita itu sangat sangat rapih dan ayah ga akan tau kok,"potong sila cepat.

"Mau serapih apapun ataupun non nyembunyiin nya di ujung dunia sekali pun. ayah non pasti tau. non jangan lupa siapa ayah non sebenarnya," ucap mang nanang membuat asila bungkam. Yang di katakan mang nanang benar bahwa asila tidak akan pernah bisa mengelabui ayahnya yang hebat itu.

Mang nanag yang melihat asila bungkam, hanya tersenyum. "Semoga besok ga di suruh bohong lagi," batin mang nanang.

40 menit kemudian sampai lah asila di sebuah masion mewah yang terletak di pinggiran kota. Masion mewah ini terlihat sangat asri dan di kelilingi oleh pohon-pohon yang rindang, Udara disini masih sangat bagus, berbeda dengan pusat kota yang penuh polusi.

Remaja berseragam putih abu abu itu melangkah masuk menuju masion, dia jalan mengendap- ngendap agar derap langkah nya tak terdengar oleh sang ayah dan bunda tercinta.

"YES." asila bersorak senang ketika dia berhasil masuk ke kamarnya.

Lampu kamarnya masih gelap.

Tek

Saklar lampu yang Asila tekan membuat kamar terang seketika.

"Mampus gue!" Batin sila.

"Dari mana sil?" suara bariton sang ayah membuat asila menelan Saliva nya susah payah, Ternyata sang ayah telah duduk santai di sofa yang ada di kamar Asila.

Asila nyengir kuda " eh ayah," ucapnya " Asila abis ngerjain tugas bareng temen temen yah," lanjut sila beralasan.

"Oh ya?" Tanya ayah berkerut alis.

Asila mengangguk pura pura yakin.

" Hari ini adalah hari terakhir kamu ujian nasional jadi ga ada tugas-tugas gitu," ujar ayah bersedekap dada

Glek. ah skak. dasar Asila bodoh bisa-bisa nya dia lupa bahwa tadi di sekolah adalah hari terakhir ujian nasional.

Asila tampak salah tingkah," emm... itu ayah... emmm."

"Iya?" ayah masih menunggu.

"Silaaa..." lidah asila terasa kelu, seketika dia lupa berbahasa Indonesia.

"Sila abis ketemuan sama cucunya kakek David kan?" Tanya ayah tepat sasaran.

Baiklah kali ini asila tak bisa berbohong dari ayah nya, sila mengangguk pasrah.

"Kan ayah udah pernah bilang jauhin dia," ucap ayah datar namun terdengar menyeramkan untuk sila. Selama berpacaran dengan langit ayah tak pernah menyukai langit sampai sekarang, sila selalu diam diam menemui langit dengan cara berbohong, dan mang nanang lah yang selalu sila suruh berbohong.

Sila tertunduk "maaf ayah."

"Jangan bandel sila. ini demi kebahagiaan kamu," suara ayah datar.

" Tapi sila cinta sama langit ayah,"sila berusaha protes namun masih menundukkan kepalanya.

"Dia ga cinta sama kamu sila," ayah bangkit dari duduknya.

"Tau apa ayah soal cinta!" Jawab sila masih menunduk

ayah mendesah pelan, menghadapi gadis kecilnya yang sekarang menjadi pembangkang, "Dia itu brengsek sila, dia baru 17 tahun tapi udah banyak ngerusak harga diri wanita,"

"Wanita-wanita itu yang nyerahin keperawanan nya ke langit bukan langit yang minta, langit cowo normal ayah!"sila tetap membela sang pacar. Sila tau langit memang maniak! Cassanova kelas kakap. Tapi selama berpacaran dengan Asila langit sudah tak seperti itu. Setidaknya itu yang Asila tau. 

"Pokonya jauhin dia demi kebahagiaan kamu nanti nya.  Asila Arya Kusuma darmata!" Bentak ayah lalu berlalu pergi meninggalkan Asila sendiri.

"Kebahagiaan sila itu cuma langit ayah," sila berbicara pada dirinya sendiri dengan air mata yang menetes.

Selalu begitu, sila dan sang ayah jadi selalu bertengkar seperti itu karna ayah tak pernah menyukai langit.

Sang ayah adalah Danu Darmata seorang pemilik dari perusahaan terbesar ke 2 di negara ini yang bernama DARMAGRUP sekaligus penanaman saham terbesar di perusahaan yang di miliki oleh kakek langit, David Anggara. Ayah Danu selalu menentang hubungan langit dan sila karna Danu merasa langit tak benar benar mencintai anaknya. firasat itu di perkuat dengan kenyataan kenapa Langit tak pernah mencari tahu identitas asli sila? Padahal langit akan dengan mudah mendapatkannya.

Bagaimana pun seorang ayah tak ingin putri kecilnya kecewa nantinya.

"Asila." panggil bunda yang daritadi mendengar pembicaraan antara suami dan anaknya.

Sila menoleh, dan langsung menghambur memeluk bundanya, "sila sayang sama langit bunda," adunya.

Bunda menepuk Nepuk punggung putrinya pelan, "iya bunda tau, tapi ayah juga ngelarang kamu karna ayah sayang kamu,"

Jujur bunda juga tak pernah setuju dengan hubungan putrinya dengan langit, semuanya begitu mendadak dan mencurigakan, sebagai orang tua. Ayah dan bunda hanya khawatir ada sesuatu yang akan menyakiti putri mereka.

~~~~~~

Pukul 03.00 pagi langit belum bisa memejamkan matanya. Pikirannya di penuhi oleh Asila. Beragam pertanyaan muncul di benaknya.

"Apa mungkin gue jatuh cinta sama Lo sil?" monolog langit sembari menatap langit-langit kamar.

"Ga mungkin lah gue suka sama dia gila! Gue masih waras,"langit masih berperang dengan diri sendiri.

Antara hati dan pikiran.

Malam ini pikiran mengalahkan hati. Ego langit terlalu tinggi untuk mengakui bahwa sekarang dia jatuh cinta.

"Besok! Gue bakal lakuin apa yang seharusnya gue lakuin dari dulu," lagi- lagi langit bermonolog sendiri.

Langit memejamkan matanya memutuskan untuk tidur.

Ting tong

Baru beberapa menit terpejam mata langit terpaksa kembali di buka karna suara bel apartemen nya.

"2 kecoa," gerutu langit sambil bangkit dari ranjang. Langit tahu pasti yang datang adalah kedua sahabatnyanya yang sama sama-sama brengsek itu. Siapa lagi?

Ceklek

Langit membuka pintu apartemen nya.

Bugh

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status