Share

Hilang sudah

"Gue sekamar sama sila,"ucap langit to the point

Nana dan Vania melongo, mana bisa lelaki dan perempuan satu kamar? Sedangkan Tommy dan Marcel hanya diam mereka tahu pasti itu bagian dari rencana langit soal taruhan itu.

"Nggak,sila sama kita."protes si cempreng Vania

"Pokoknya gue sama sila,"tegas langit

"Nggak bisa gitu dong, ya elo sama temen-temen lo aja. cewek-cewek. cowok-cowok."protes Nana kali ini.

"Gue kan pacarnya terserah gue dong,"langit beralasan.

"Kita sahabatnya,"tantang Vania.

"Gue yang dia sayang,"

"Sila juga sayang kita,"nana tak mau kalah

"Tapi gue...."

"Duh kalian tuh apa-apaan sih,"ashilla buka suara. selalu begini langit dan kedua temannya tidak pernah akur.

"Oke-oke gimana kalau sila aja yang nentuin mau sekamar sama siapa?" Usul Tomy.

"Lo sama gue kan sil?" Tanya langit.

Duh sila jadi bingung harus dengan siapa?

Sila menghela nafasnya,"maaf ya na,Van gue sama langit sekamar nya"ujar ashilla akhirnya memilih langit.

Cinta sila yang terlalu besar bahkan membuat Asila tak sadar bahwa cinta itu telah berubah menjadi kebodohan.

"Tapi sil___"nana hendak protes.

"Nggak apa-apa na, gue gak bakal ngapa-ngapain kok sama langit. Kalian percaya sama gue kan?" Ashilla berusaha meyakinkan kedua sahabatnya itu.

Akhirnya Nana dan vania hanya mengangguk pasrah, sebenarnya nama dan Vania tak pernah setuju dengan hubungan langit dan ashilla.

Bahkan Nana dan Vania menentang hubungan asila dan langit sama seperti kedua orang tua asila.

semuanya begitu mendadak. langit datang tiba-tiba menyatakan cinta pada sila. Padahal satu sekolah pun tahu langit adalah Playboy yang tak pernah mengemis cinta pada wanita, yang ada wanita mengemis cinta pada langit.

Nana dan Vania takut nanti nya malah ashilla lah yang terluka?

Mereka ber-enam jalan-jalan menyusuri puncak menikmati liburan mereka. Nana dan Marsel terlihat terus bergandengan tangan sedari tadi. Membuat Marsel mencibir.

"Gandengan mulu kayak mau nyebrang, Asila sama langit aja yang pacaran ga gandengan tangan" cibirnya.

"Sirik lo mah"cibir vania pada Marcel.

"Gue ga sirik ya! Nih gue gandengan sama Langit,"ujar Marsel seraya menggenggam tangan Tommy.

Langit menghempaskan tangan Marsel kasar,"Homo Lo! Ga Sudi gue gandengan sama Lo!" Kesal Langit.

Vania tertawa meledek," dasar jomblo kurang kasih sayang."

"Biar gue ga jomblo. Buat hari ini Lo mau ga jadi pacar sewaan gue?" Tanya Marsel pada Vania.

"Idihh ogah!"jawab Vania sambil berlari menjauh.

Langit dan ashilla hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman-temannya.

"Lang mereka gandengan," ujar Asila.

"Terus?" tanya langit cuek.

Asila berdecak, langit memang bukan tipe pacar yang romantis. Terkesan kaku dan to the points.

"Aku juga mau ngandengan!" Kesal Asila. "Yuk gandengan!"

"Jangan pegang tangan, pegang ATM gue aja".

"Cih" Asila merajuk.

"Sultan bebas boss," ujar Marsel.

Hari masih siang menjelang sore, di puncak ini ada sebuah pasar malam yang hanya mendagangkan buah buahan hasil panen para warga, karna ke-enam orang itu termasuk para manusia pecinta buah. akhirnya mereka memutuskan untuk mampir ke pasar itu.

Ada banyak warga yang berjualan berbagai macam buah, membuat keenam orang itu berbinar dan semangat.

Nana dan Vania sudah mengantongi satu kantung keresek stwoberry, Marsel dan Tomy Juga sudah mengantongi banyak sekali pisang kesukaan mereka.

"Dasar pecinta sesama jenis, batang suka batang,"  cibir Nana pada Marsel dan Tomy.

"Dih biarin, batangnya bisa di makan ini mah" jawab Tommy.

"Liat nanas nya udah ga punya mahkota," kata asila menghampiri penjual nanas yang sudah tak ada daunnya.

"Di copot kali dia dari jabatan, mahkotanya jatoh!" Celetuk marsel membuat sang penjual nanas tertawa.

"Berapa mba?" Tanya asila pada sang penjual yang tengah menggendong seorang balita, mungkin anaknya.

"Satunya 10 ribu." 

"Saya beli 3 ya mbak." 

"Iya neng," sang penjual mengambil keresek untuk membungkus pesanan asila.

"Mbak udah lama jualan nanas?" Tanya Tommy pada sang penjual.

"Udah 3 tahun" jawab sang penjual.

"Kalo cantik udah lama?" Celetuk marsel membuat sang penjual tersipu malu.

Sedangkan yang lain hanya geleng geleng kepala,bisa bisanya Marsel mengoda seorang yang punya anak.

Malam harinya setelah berkeliling puncak dan kenyang makan malam, mereka menuju kamar masing-masing.

Ashilla sudah selesai mandi dan sedang tiduran di kasur sambil memainkan ponselnya menonton drakor kesukaanmu. Sedangkan langit masih di kamar mandi.

Saat sedang asyik menonton tiba-tiba langit menindihnya, membuat asila melotot kaget, pipi bersemu merah melihat langit berlanjang dada dengan wajah press dan rambut basahnya yang terlihat sexy..

Langit mencium kening asila, pipi kiri, pipi kanan, terakhir bibir. mencium asila dengan lembut, Awalnya asila kaget namun tak lama kemudian ashilla membalas ciuman itu. 

Lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman yang lebih menuntut.asila hampir kebahisan napas nya jika langit tidak melepaskan ciuman ini.

Napas kedua remaja itu terengah engah dan saling menatap. 

 tangan langit sudah berusaha membuka kancing piyama asila.

Asila yang sadar langsung menahan tangan langit, Asila merasa aneh dengan langit, kilatan mata langit kali ini berkobar penuh nafsu.

"Lang," panggil sila menggeleng kan kepala di bawah Kungkungan langit.

"Sil, Lo percaya kan sama gue?" Langit meyakinkan, nafsunya sudah terkumpul.

"Tapiii..."

"I love you," potong langit cepat.

Asila menelan ludahnya," I love you to," jawab asila. Langit tersenyum licik.

Lalu kembali mencium asila dengan ciuman panas. tenang saja langit sudah ahli dalam hal ini.

Asila berdebar, pikirannya tak tenang, asila sadar apa yang dia lakukan ini sangat salah, tapi asila mencintai langit dan percaya pada langit.Cinta benar benar membuat asila bodoh. bahkan termakan oleh kalimat i love you yang keluar dari mulut dusta langit.

sampai disaat orang lain bilang langit tidak pantas untuknya. asila dengan lantang mengatakan" langit itu yang terbaik dari yang baik"  

Mereka sudah memulainya, asila mengeluarkan air mata saat sesuatu menerobos mahkota nya di bawah sana. bahkan asila menggigit bahu langit.

Langit melakukan nya dengan sangat lembut, melihat asila menangis kesakitan langit menghentikan permainan nya

Napas keduanya terengah-engah kegiatan panas mereka belum selesai, langit tak tega melihat asila menangis.

Langit menyelipkan anak rambut asila dan tersenyum "Tarik napas, hapus airmatanya,kita masukin sekali lagi ya sayang,"ujar langit gila!

semenjak mengenal langit asila benar benar berubah menjadi gadis remaja yang nakal,bandel bahkan melawan ayah nya.

Hilanglah sudah gadis dingin, polos lugu itu, bersamaan dengan hilangnya mahkota miliknya dan kemenangan langit akan taruhan itu.

Dua insan manusia yang sedang di mabuk cinta itu masih bergelung dengan selimutnya, sambil berpelukan. 

Asila terbangun ketika secercah cahaya matahari menerobos masuk, ia mengerjapkan matanya dan berusaha mengumpulkan jawanya.

Hal pertama yang Asila lihat adalah wajah tampan Langit yang tertidur dengan damai. Langit memeluk nya dengan erat. 

Asila merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk, bagian intinya pun terasa sakit. Seketika Asila sadar apa yang semalam dia lakukan. Asila bodoh! Demi cinta dia melakukan dosa besar!.

Jika kedua orangtuanya tahu pasti mereka akan sangat kecewa. Memikirkan semua itu membuat air mata Asila menetes. Dia menangis. Di dalam hati mengucapkan beribu-ribu maaf pada Tuhan dan pada kedua orangtuanya atas dosa besar yang telah ia lakukan.

Itu semua Asila lakukan karna cinta, cinta nya pada langit begitu besar hingga merangkap menjadi kebodohan.

Bagaimana jika dia hamil? Pertanyaan itu semakin membuat tangis Asila mengencangkan hingga suara tangis itu membangunkan langit.

"Lo kenapa?" tanya langit panik melihat Asila menangis.

"A-aku... A-aku takut hiks,"ujar Asila sesegukkan.

Langit paham. Langit memeluk Asila dengan erat berusaha menenangkan.

"Ada gue,"hiburnya.

"Gi--gimana kalo a-aku hamil?"tanya Asila.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status