Share

Bucin

3 bulan sudah Langit dan Asila berpacaran, tetapi langit belum berhasil merenggut keperawanan Asila, mereka pacaran hanya sekedar berpelukan dan berciuman.

Ntah apa yang membuat langit tak tega untuk merusak Asila, cinta kah?hanya langit yang tahu.

Selama 3 bulan ini banyak hal yang mereka lalui bersama, sepasang anak manusia yang berjalan beriringan setiap hari, tertawa bersama, mereka bagai kanan dan kiri yang saling melengkapi, langit nyaman. Dia seperti memiliki sandaran, memiliki rumah untuk pulang.

"Lang gigit," ucap sila sambil berusaha menggigit lengan langit. Asila sangat suka menggigit lengan langit, itu sebuah kebiasaan yang aneh.

Mereka berdua sedang duduk di sofa apartemen Langit, hari ini adalah hari terakhir ujian nasional dan Asila memutuskan untuk mampir ke apartemen Langit.

"Nggak! lihat bekas gigitan kemaren aja masih ada. gigitnya kenceng banget lo, " gerutu Langit sambil menunjuk bekas gigitan Asila di lengannya.

"Dikit aja,"rengek sila dengan wajah imutnya.

"Sakit Sila,"protes Langit sambil menjauhkan lengannya yang hendak digigit lagi oleh Asila.

"Dikit aja,"rengek Asila lagi.

"Diem kagak lo, entar gua kasih yogurt," langit berusaha menyogok agar sila tak menggigitnya. Langit jadi berpikir apakah Asila keturunan serigala?

wajah sila langsung berbinar saat langit menyebutkan yogurt minuman kesukaannya.

"Bener ya?"tanya sila

Cup

Langit mencium pipi sila singkat. Lalu tersenyum manis, "iyaa," jawabnya

Pipi sila bersemu merah, Langit tuh main nyosor aja Asila kan malu. 

Langit mencolek hidung mancung Asila dengan gemas, "Pipinya kebakaran," ledek langit.

"Nggak ko,"sangkal Asila cepat. Langit hanya terkekeh mendengar jawaban itu.

"Gue ambil dulu yogurt nya,"ucap Langit hendak bangkit, namun Asila menahannya.

"Dua ya." Sila menatap langit dengan berbinar.

Langit menggeleng,"satu aja entar lo sakit perut sila,"ucapan langit sukses membuat sila cemberut.

"Dua aja," rengek sila.

"Satu." kekeh langit.

"Dua."

"Satu."

"Dua lang."

"Satuuuuuu."

Sila bungkam, sekarang dia sedang merajuk, lihatlah wajah nya sangat imut.

Bahkan langit tak habis pikir gadis yang dulu sangat dingin dan datar itu ternyata sangat mengemaskan dan sangat sangat manja. Atau mungkin Asila sedang kerasukan jin?

Langit mengangkat tubuh sila dan mendudukan Asila di pangkuannya.

Cup

Langit mencium pangkal hidung Asila dan menggesek-gesek hidung mereka berdua gemas, "Satu,"ujar Langit tegas.

Asila membuang wajahnya ke samping, ia hanya ingin yogurt dua? Kenapa susah sekali?

Langit menghela napas menyerah, "Iyaa dua," kata Langit  berhasil membuat Asila berbinar.

"Bener?"tanyanya semangat.

Langit tersenyum gemas. Sila selalu bisa membuat keputusan yang berubah.

Langit mengangguk, "iya. dua buat kucing kecil gue" 

Lalu langit bangkit dari duduknya menggendong sila dengan gendong koala, sila berpegangan erat pada leher langit dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher langit. Ah imutnya

Langit berjalan menuju kulkas di dapur untuk mengambil yogurt kesukaan sila. Dibukanya kulkas itu, ada banyak yogurt di sana karena langit selalu menyetok yogurt untuk menyogok Asila jika marah.yogurt Adalah senjata terampuh bagi Langit.

Diambilnya dua yogurt di kulkas lalu langit mendudukkan sila di meja bar yang ada di dapur.

"Nih." Langit menyerahkan yoghurt itu pada Asila.

Shilla tersenyum bahagia, "makasih pacar" ucap Asila manis, Langit mengangguk dan menyelipkan anak rambut Asila, memandang wajah kekasih nya yang cantik ini.

Kedua yogurt itu langsung tandas berpindah tempat ke perut sila. Langit yang gemas langsung memeluk sila.

Heran dengan gadis itu yang sangat suka sekali dengan yogurt, bahkan pernah Asila meminum 17 botol hanya dalam waktu sehari,alhasil dia sakit perut selama 3 hari, itu membuat langit khawatir.

"Jangan keseringan minum yogurt, nanti lo sakit perut lagi," kata langit masih memeluk sila.

Sila membalas pelukan itu, dan mengangguk- ngangguk "iya," jawabnya, sila tau langit mengkhawatirkan nya. tapi, sila tetap tak bisa berhenti menyukai yoghurt, bahkan jika yogurt punah di dunia maka sila pun akan ikutan punah.

Yo yogurt.

Langit si Playboy seperti buaya yang telah menemukan pawangnya.

Hanya ada rasa nyaman yang langit rasakan, selebihnya masih saja obsesi untuk memenangkan taruhan.

Langit pernah berpikir mungkinkah Dia benar-benar telah jatuh cinta pada sila?tapi keegoisan langit sangatlah tinggi dia selalu menepis rasa itu dan kembali ke tujuan awal yaitu itu taruhan.

~~~~~~

Sekitar jam 7 malam Langit mengantarkan Asila pulang, Asila turun di halte bus seperti biasa. Selama berpacaran Langit tak pernah tahu di mana rumah Asila, setiap mengantar pulang sila selalu meminta diturunkan di halte.

Langit tak peduli soal itu, toh dia hanya menjadikankan Asila barang taruhan yang harus dia renggut keperawanannya. Langit memang pantas di sebut iblis.

Malam harinya Langit dan kedua temannya yaitu Marsel dan Tomy sedang berada di sebuah club terkenal Jakarta.

Kehidupan anak muda jaman sekarang memang terlalu bebas. apalagi jika uang mereka ngalir bagai pancuran tanpa hambatan.

"Taruhan kali ini gue yakin gue yang bakal menang," ucap tomy bangga seraya menoleh pada langit yang sedang meneguk wine nya.

"Iyalah tom, kaya nya gue udah nyium bau-bau bucin nih," Marsel mengompori.

"Yoi lah, secara! Sila itu cakep coy! Cakep luar dalem tapi sayang gue cuma baru liat luarnya doang," canda tommy cengengesan.

"Liat dalem nya boleh ga Lang?" tanya Tommy pada langit, dan langsung diberikan toyoran kepala yang cukup keras oleh langit hingga Tommy terjungkal.

"Wohooooo, santai bro." Tommy semakin gencar menggoda langit yang mulai terjebak dalam permainan nya sendiri, terlihat jelas langit sudah jatuh cinta pada sila.

"Ga usah liat dalem nya dosa Lo udah banyak jadi jangan di tambahin," sahut Marsel.

"Masih banyak kan juga dosa Lo

" ujar Tommy tak terima.

"Sama-sama pendosa. banyak bacot lo pada!" Kelakar Langit.

"Waktu Lo tinggal 3 Minggu lagi ya Lang, ga sabar deh gue naik mobil baru." Tommy girang ketika mengingat hadiah taruhan ini adalah mobil kesayangan langit yang harganya sudah pasti selangit juga.

"Seorang langit Anggara jatuh cinta dan tobat jadi playboy,"  kata Marsel dengan satu tangan terangkat ke atas dramatis.

"Lo bilang bisa renggut keperawanan Asila dalam waktu 1 bulan aja, mana? Sampe sekarang, masih segel tuh Asila. Cinta kan Lo sama dia? Ga tega ngerusak cewek yang Lo cinta?"ledek Tommy.

"Resmi jadi bucin Lo Lang hahahaha," ledek marsel seraya menepuk bahu langit sedikit kencang, dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari langit.

"Tunggu aja besok" akhirnya langit mengeluarkan suara. 

"Oke siapa takut," tantang Tomi.

"Oke, lagian gue ga cinta sama dia, gila kali gue cinta sama dia.gue masih waras" yang keluar dari mulut langit namun beda dengan hatinya.

"Yakin Lo ga bucin?" Ledek Marsel

"Stop ngatain gue bucin." kesal Langit

"Udah ngaku aja Lo cinta sama sila, Lang." Marsel dengan sisa tawa di bibirnya bicara.

"Shit! Gue ga cinta sama dia!" umpat langit kali ini terdengar serius, tatapan nya menghunus tajam, itu berhasil membuat Tommy dan Marsel berhenti menggodanya.

"Oke. Waktu gue tinggal tiga minggu, bertepatan dengan hari acara perpisahan sekolah. Gue bakal bongkar semuanya di depan semua orang dan bikin Asila malu. Itu cukup menyenangkan, kenangan kecil masa SMA dan jadi bukti kalo gue ga cinta sama Asila"ujar Langit angkuh. Dengan ide gila yang keluar dari otaknya yang kejam.

"Lo yakin? Ide Lo cukup kejam," ujar Marsel ngeri sendiri. Langit memang tak punya belas kasih.

"Gue ga pernah main-main sama ucapan gue"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status