Share

Bertahan

“Kalian sedang meributkan apa?” tanya Azizah di sela perdebatan antara Izul dan Adrian. Keduanya tengah merebutkan Azizah.

“Ah, kami baik-baik saja kok, Za. Tidak terjadi sesuatu pada kami berdua.” Sengaja Adrian menutupi yang sebebnarnya, agar status yang selama ini coba ia sembunyikan tidak ketahuan.

“Adrian kamu sungguh egois! mentang-mentang kamu sudah pernah menikah, lantas dengan mudahnya menipu Azizah!” Izul sengaja mengungkap kebohongan Adrian di depan Azizah, agar gadis itu memutuskan hubungan bersama Adrian.

“Apa maksud kalian? Aku tidak mengerti.” Namun, Azizah masih belum memahami maksud dari ucapan Izul.

“Zul, kamu apa-apaan sih? Apa kamu sengaja ingin memberitahu Azizah tentang yang sebenarnya? Apa kamu sengaja ingin merebut dia dariku?!” Adrian membawa Izul ke sudut ruangan kelurahan yang hampir rampung. Disana dia mencerca pemuda berkulit sawo matang itu dengan kalimat penuh penekanan. Adrian tak terima Izul sengaja mengungkapkan kebenaran di depan Azizah sebelum segalanya ia persiapkan. Masih banyak hal yang harus Adrian lakukan sebelum status yang selama ini coba ia tutupi diketahui oleh Azizah.

Adrian memang berencana akan memberitahu kekasihnya itu mengenai statusnya, tetapi sekarang bukan lah waktu yang tepat. Namun, Izul mengacaukan segalanya hanya karena merasa cemburu.

“Kak Adrian, apa yang sedang kakak sembunyikan dariku? Apakah yang dikatakan kak Izul tadi benar adanya?” Kini Azizah mulai paham situasinya. Sehingga dia mengajukan pertanyaan yang sukses membuat jantung Adrian berpacu kencang. Sementara Izul menarik salah satu sudut bibirnya membentuk senyum penuh kemenangan disana.

“Za, aku bisa jelaskan semuanya, em?” Adrian memegang kedua tangan Azizah, mencoba meyakinkan gadis itu dengan ekspresi sungguh-sungguh.

“Hala, kau jangan percaya dia, Za. Dia itu—“

“Cukup!” Belum lagi Izul menyelesaikan kalimatnya, Azizah mencekal pemuda dengan tahi lalat di pipi itu. Azizah merasa Izul tidak perlu ikut campur dengan urusan asmaranya bersama Adrian.

“Kak Izul, tolong tinggalkan kami berdua,” pinta Azizah.

“Tapi, Za. Aku hanya—“

“Tolong lah.” Azizah meminta sungguh-sungguh pada Izul dengan memandang pemuda itu penuh permohonan.

“Baiklah.” Sehingga membuat Izul tak berdaya. Dia menuruti ucapan Azizah yang menginginkannya pergi. padahal niat pemuda itu sangat baik. Memberitahu Azizah akan status pria yang ia cintai. Namun, dengan cara yang licik.

“Jelaskan padaku, kak. Apa benar yang dikatakan kak Izul, bahwa kakak sudah menikah?” tanya Azizah begitu merasa yakin Izul benar-benar meninggalkannya bersama Adrian.

“Za, tolong maafkan aku sebelumnya. Aku tidak berniat membohongimu. Aku memiliki alasan mengapa selama ini aku tak pernah jujur padamu,” sahut Adrian sungguh-sungguh.

“Kalau kakak tidak memiliki niat membohongiku, lalu mengapa sejak awal kakak tidak jujur? Itu sama saja kak Adrian sengaja menyembunyikan segalanya dariku.” Azizah merasa kecewa pada Adrian yang membohonginya sejak awal. Walaupun pemuda itu tak bermaksud jahat, tetapi ada konsekuensi yang harus ia tanggung dari segala keputusannya.

“Za, dengerin aku dulu. Aku bisa jelaskan semuanya. Tapi, please jangan tinggalkan aku setelah ini,” pinta Adrian masih dengan memegang kedua tangan Azizah. Berharap gadis itu tak memutuskan hubungan.

“Kalau begitu jelaskan padaku, mengapa kakak berbohong? Apa salahku pada kakak sehingga memilih untuk berbohong?” Azizah masih tampak sangat kecewa pada Adrian. Sementara pemuda itu hanya bisa pasrah. Tak berani menyela ucapan Azizah. Dia paham, bahwa setiap wanita pasti akan merasa kecewa ketika kekasihnya berbohong.

“Katakan padaku, siapa namanya,” tanya Azizah akhirnya dengan nada yang mulai melunak.

“Yanti. Dia adalah istriku. Kami menikah tiga tahun lalu, tetapi Yanti telah meninggalkanku setahun ini. Dia juga membawa serta kedua anakku.” Mendengar keterangan Adrian, hati Azizah merasa hancur. Rupanya selama ini ia menjalin hubungan dengan pria beristri. Kendati telah di tinggal pergi, tetapi mereka belum bercerai secara hukum. Alangkah bodohnya Azizah kala itu, harus lalai dalam menilai orang lain.

“Siapa nama anak kakak?” Dengan menahan sakit hatinya, Azizah menanyakan nama anak Adrian.

“Chelsea dan Ello,” ungkap Adrian seraya menundukan kepala. Merasa bersalah pada Azizah yang ia tipu mentah-mentah. Walau tak terlintas niat jahat di dalamnya. Akan tetapi, seorang penipu tetaplah penipu.

“Jadi namanya Chelsea? Apakah dia yang namanya kakak tulis di tangan Azizah dulu?” Sungguh hati Azizah semakin hancur berkeping-keping. Selama beberapa bulan ini di bohongi oleh pria yang ia cintai. Betapa tidak, Adrian pernah menulis nama putrinya di tangan Azizah dengan alasan, bahwa nama itu nanti yang akan mereka berikan ketika menikah dan memiliki anak. Namun, ternyata nama itu merupakan nama anak Adrian bersama Yanti.

“Za, tolong maafkan aku.” Adrian memohon ampun pada Azizah dengan sungguh-sungguh. Memang tak ada niat tuk menyakiti gadis polos tersebut. Hanya saja dia mencintai Azizah dengan cara yang berbeda. Memilih berbohong demi mendapatkan wanitanya.

“Apa yang kakak pikirkan ketika menulis nama itu di tanganku? Pernakah kakak merasa bersalah padaku selama ini? kakak sudah berbohong padaku! Apa salahku padamu, kak?” Kali ini Azizah meninggikan nada suaranya. Mengungkapkan kekecewaan pada Adrian.

“Aku tahu yang aku lakukan ini salah, Za. Tapi aku tidak berdaya. Aku sangat merindukan kedua anakku. Yanti membawa mereka pergi jauh dariku selama ini,” lirih Adrian.

“Saat itu aku sedang tidur, setelah aku sadar Yanti sudah pergi dengan membawa Chelsea dan Ello tanpa meninggalkan pesan apapun. Ketika itu aku merasa ketakutan. Aku tidak ingin berada jauh dari kedua anaku. Sehingga aku mencari mereka kesana kemari seperti orang gila. Bahkan ke rumah mertua hingga ipar-iparku. Tapi mereka menyembunyikan keberadaan Yanti dan Chelsea serta Elllo. Sampai akhirnya aku tahu, bahwa Yanti pergi ke makasar malam itu juga.” Adrian mulai bercerita tentang masa lalunya yang begitu pahit. Di tinggal istri begitu saja, jelas membuatnya sakit hati dan kecewa. Dia menutup diri dari mereka yang berjenis kelamin wanita, hingga akhirnya bertemu Azizah.

Kelembutan dan keramahan Azizah membuat Adrian semakin hari semakin jatuh cinta. Terlebih lagi gadis berhijab itu merupakan pekerja keras. Dia tak pernah malu membantu ayahnya di pasar dan juga kebun mereka yang di tanami sayur-sayuran.

“Apa kau tahu, Za. Saat itu Yanti meninggalkanku hanya karena aku tak memiliki pekejaan tetap. Dia merasa bosan dengan keadaan kami yang masih belum memiliki apa-apa. Setiap hari kami bertengkar di depan anak-anak yang masih kecil. Dia tak pernah mau mendengar ucapanku. Sehingga terkadang aku gelap mata. Aku menamparnya demi memberinya peringatan, tapi tetap saja. Dia tak pernah bosan melawan.”

“Saat aku tengah berusaha mencari uang dengan kerja serabutan, dia justru pergi meninggalkan aku. Aku sakit hati dan kecewa, Za. Tapi aku masih belum berputus asa. Aku terus bekerja kesana kemari demi mendapatkan uang agar aku bisa menjemput kedua anakku. Tapi lagi-lagi aku tak berdaya, keluarga Yanti tak pernah memberiku izin untuk bertemu mereka. Maka jadilah aku seperti sekarang ini.”

“Aku melamar pekerjaan di sebuah perusahaan kontruksi. Walaupun masih terbilang perusahaan kecil-kecilan, tapi aku bersyukur karena memiliki pekerjaan yang menjamin hidupku sehari-hari, meski hanya sebagai koki.”

“Sebelumnya aku sangat takut kembali mengenal cinta, sampai akhirnya aku bertemu dirimu. Kau membuat traumaku perlahan-lahan mulai sirna. Itulah sebabnya aku memilih untuk berbohong padamu, Za. Karena aku sangat takut kehilanganmu. Aku sungguh mencintaimu Azizah.”

Adrian menceritakan kisah pilunya di masa lalu bersama Yanti. Tak ada satu pun yang ia tutup-tutupi kali ini. Segalanya telah terungkapkan. Tentu saja dengan harapan, agar wanita itu tetap berada di sisinya.

Lalu bagaimanakah perasaan Azizah setelah mendengar pengakuan Adrian? Akankah gadis itu melanjutkan hubungan yang sejak awal di dasari oleh kebohongan? Ataukah memutuskan pemuda tersebut? nantikan kisah selanjutnya, ya readers.

To be continued… 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status