Share

67. Rencana

“Sejak tadi, aku lihat kau sibuk. Sudah makan?” tanya Pramono pada gadis di depan wastafel yang masih sibuk dengan gelas di tangannya.

“Kenapa kau mengelap gelas, bukankah itu pekerjaan Bik Endang?” tanya Pramono lagi.

Ratna meletakkan gelas yang baru dia keringkan, begitu pun kain lap putih di tangannya.

“Kami saling membantu, Mas. Tidak ada pekerjaan siapa dan siapa.”

Pramono menangguk. Dia meletakkan cangkir kopi di wastafel dan bermaksud mencucinya. Namun, Ratna terlebih dulu meraihnya hingga tangan mereka bertumbuk.

Hati-hati Ratna melepas jemari laki-laki itu dari cangkir, membilasnya dengan air yang mengucur dari kran, sebelum melepaskannya.

“Makasih.” Pramono menarik tangannya dan mengeringkan.

Ratna hanya menekan bibirnya dan menoleh ke wastafel. Dia tak sanggup melihat wajah matang laki-laki yang sudah seperti kakaknya itu, yang entah kenapa rasa itu berubah justru setelah Pramono menikah.

“Maafkan sikap Nadya tadi, ya.”

Ratna menggeleng. “Tak apa, itu salahku,” jawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status