Share

68. Kenyataan Pahit Bag. 1

“Benarkah? Apa buktinya?”

“CCTV yang terpasang di tikungan tak jauh dari rumahmu.”

Pram lupa ada CCTV di tempat itu. “Bagaimana dengan saksi?”

“Aku sudah dengar sendiri, dan kupastikan mereka jujur.”

“Kau sudah pastikan mereka bisa menjaga rahasia?”

“Kujamin. Kuancam mereka dengan pencemaran nama baik, jika sampai membocorkan rahasia ini.”

Jemari Pramono mengepal kuat yang sebenarnya hanya upaya untuk menguatkan hatinya yang mendadak kacau.

“Buat pertemuan antara aku dan mereka,” ucap Pramono akhirnya.

“Kapan?”

“Besok aku pulang.”

“Baiklah.”

Hening sesaat.

“Setelah membuktikan ini, apa rencanamu?”

Pramono tercenung. Itu juga pertanyaan yang muncul di benaknya. “Aku belum tahu. Akan kupikirkan besok.”

Tidak ada orang yang baik-baik saja setelah mendengar kabar buruk. Begitu juga dengan Pramono. Dengan tangan gemetar dia mematikan sambungan telepon, memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celana, dan kembali melangkah ke dalam.

“Siapa, Pram?” tanya Dinar setiba dia di rua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status