Beranda / Romansa / FWB (Friend with Bonus) / Bab 16 - Fitting Baju Pengantin

Share

Bab 16 - Fitting Baju Pengantin

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-05 10:00:04

"Ibu ... ayah ... Juan ...."

"Ibu ...."

"Tolong Giva, bu."

"Ibu, Giva takut."

"Ibu ...."

Rintihan itu mengetuk-ngetuk alam bawah sadar Juan yang sedang asik bermimpi. Membawanya untuk mau tak mau bangun, terkesiap sejenak kemudian bergegas mendekat pada perempuan yang tengah tertidur di tempat tidurnya.

"Giva ... I'm here now. Giva, hey,hey. Giva, let's wake up. It was just a nightmare."

Juan mengusap-usap pipi Giva lembut. Dihapusnya buliran keringat sebesar-besar biji jagung di dahi Giva. Kembali diguncangkan tubuh perempuan itu agar tersadar dan berhenti bermimpi. Setelah tiga kali percobaan barulah Giva membuka matanya.

Di sana, di penjuru matanya, nampak air mata bergelumang. Memandang Juan dalam buram. Sejenak hanya saling diam, Giva akhirnya tergugu dengan air mata yang menderu.

"Hey, I'm here now, don't cry Giva. What did you dream? You can tell me."

Juan mengusap-usap jemari Giva, mencoba menenangkan. Ia tidak bisa memeluk Giva selayaknya ia menenangkan para perempu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 17 - Bertemu Mantan Juan

    "Terus gimana?"Juan menghela napas panjang. "Gue sudah minta kenalan untuk selidiki ini, tapi kata beliau sih memakan waktu yang lumayan karena terornya juga setahun sekali.""Jadi lo berharap gue diteror setiap hari?" sungut Giva kesal."Bukan begitu, Sutinah. Maksud gue adalah kita kekurangan bukti dan clue, jadi mungkin akan memakan waktu."Giva akhirnya diam. "Terus tadi lo bilang apa soal boutique?""Ya ampun, Juan! kita disuruh ke sana sekarang. Lo ikut gue, ayo buruan."Setengah menarik paksa, Giva akhirnya bergegas bersama Juan menuju alamat boutique yang dikirimkan ibunya. Sebuah butik dengan nama besar yang bisa dipastikan berapa nilai dari sepasang baju yang hanya akan digunakan sekali dalam sebuah pesta pertunangan.^^^^Meski suka bertengkar, Giva dan Juan selalu selaras dalam selera. Baik itu musik, film maupun fashion. Maka ketika perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu tiga puluh menit itu berubah menjadi satu jam lebih lima belas menit, menunggu macet berakhir

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 16 - Fitting Baju Pengantin

    "Ibu ... ayah ... Juan ...." "Ibu ...." "Tolong Giva, bu." "Ibu, Giva takut." "Ibu ...." Rintihan itu mengetuk-ngetuk alam bawah sadar Juan yang sedang asik bermimpi. Membawanya untuk mau tak mau bangun, terkesiap sejenak kemudian bergegas mendekat pada perempuan yang tengah tertidur di tempat tidurnya. "Giva ... I'm here now. Giva, hey,hey. Giva, let's wake up. It was just a nightmare." Juan mengusap-usap pipi Giva lembut. Dihapusnya buliran keringat sebesar-besar biji jagung di dahi Giva. Kembali diguncangkan tubuh perempuan itu agar tersadar dan berhenti bermimpi. Setelah tiga kali percobaan barulah Giva membuka matanya. Di sana, di penjuru matanya, nampak air mata bergelumang. Memandang Juan dalam buram. Sejenak hanya saling diam, Giva akhirnya tergugu dengan air mata yang menderu. "Hey, I'm here now, don't cry Giva. What did you dream? You can tell me." Juan mengusap-usap jemari Giva, mencoba menenangkan. Ia tidak bisa memeluk Giva selayaknya ia menenangkan para perempu

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 15 - Kado Menakutkan

    "Giva suka kopi pahit, Giva juga suka kue putu yang marketingnya pakai bunyi-bunyian. Giva suka baca buku, Giva juga suka nonton film.Giva suka banyak hal kecuali satu, kado di hari ulang tahun."-Juan Dirangga Moelya-***Giva berjalan cepat keluar dari lift. Wajahnya ditekuk, kesal. Ia bergegas meninggalkan dua manusia di belakang sana yang mengekorinya dengan bersitegang. Tak ada satu yang mengalah, baik yang waras serupa Jay maupun yang rada-rada seperti Juan.Giva hendak masuk ke apartemennya, meninggalkan dua laki-laki itu tanpa sepatah katapun. Ia masih sebal pada Juan yang menginterupsi percakapannya dengan Jay. Sehingga tanpa ba-bi-bu, Giva memilih pulang ke apartemennya dengan asumsi bahwa baik Jay maupun Juan akan pulang ke kediaman masing-masing. Meski nyatanya, ekspektasi Giva meleset jauh. Dua J itu berjalan tergesa menyusulnya di belakang, saling melirik tajam, saling mendengus kesal.Entahlah.Namun niat Giva jelas tertahan. Ia urung menekan kode pintu karena sebuah k

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 14 - Juan si Cemburuan

    Giva mengangguk mafhum. Ia jadi berempati dengan korban-korban Juan yang seenak jidat dipermainkan laki-laki itu. "Kayaknya aku sudah dengar yang lebih parah dari itu," komentar Giva."Misalnya?" Jay nampak tertarik."Ada yang bahkan mengancam akan bunuh diri dan dibawa ke UGD karena menelan obat asma lima sekaligus."Jay melongo. Ia pikir, teman sejawatnya di rumah sakit adalah korban yang parah dari tipu muslihat Juan. Ternyata ia salah, korban Juan yang lain ternyata ada yang lebih menderita."Lalu kamu setuju menikah dengan laki-laki seperti itu?" tanya Jay masih dengan nada khawatir yang kentara."Kamu tahu ... alasanku datang ke ayahmu untuk terapi dan konsultasi?"Dalam ragunya, Jay akhirnya mengangguk. Jay tahu alasan Giva datang ke dr. Mufti namun tetap Giva ingin mengatakannya lagi. "Aku memiliki trauma mendalam karena sexual harassment yang aku alami saat di bangku SMA. Aku memiliki ketakutan yang luar biasa saat bertemu dengan laki-laki, awalnya. Namun karena terus terapi

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 13 - Jay Khawatir Soal Si Playboy Juan

    "Aw! Dingin." Giva berseru kala Shina menempelkan iced Americano miliknya di pipi Giva. Membuyarkan lamunan perempuan itu untuk kemudian menggerutu kesal. Shina yang datang bersama Javin hanya terkekeh geli. "Gila, teman gue ini akan jadi nyonya Juan," goda Shina seraya duduk di samping Giva. Rooftop Kita Moelya's Building, pukul lima sore yang seharusnya mengantarkan mereka untuk berjibaku dengan macet Jakarta dan pulang ke rumah masing-masing. Lucunya, solidaritas antar teman yang terbangun secara tak kasat mata itu, menarik Javin dan Shina untuk mengikuti langkah Giva yang diam-diam melamun di rooftop seorang diri. "Rese." "Tapi sejujurnya gue juga terkejut ... tapi nggak terkejut juga. Bagaimana ya jelasinnya," ujar Javin bingung sendiri. Lanjutnya, "Gue tahu lo berdua temenan dari bayi dan saling care satu sama lain. Terlebih setelah mendengar lo cerita kejadian Juan nonjok Adrian. Bahwa ada sesuatu yang terasa spesial antara kalian berdua." Giva terkekeh pelan. "Spesial pa

  • FWB (Friend with Bonus)   Bab 12 - Siapa Jay?

    "Juan kaya raya sejak lahir, jago akademik dan punya bakat seni lukis yang mantap. Urusan berkelahi, sepertinya dia bisa jadi jawara UFC. Cuma satu yang jadi kekurangan, Juan takut kecoa terbang."-Givanya Nantika Soekma-***"Mohon maaf tuan-tuan, Givanya Nantika Soekma yang sedang anda-anda perebutkan itu adalah calon istri dari Juan Dirangga Moelya, Direktur Kita Moelya's Company. Tanggal 16 April, sepuluh hari lagi, pesta pertunangan itu akan digelar di The Ritz-Carlton Pacific Place. Silakan nantikan undangan yang akan segera disebar. Betul, kan sayang?"Siapapun manusia yang ada di sana, di gedung Kita Moelya's Company yang berjumlah 43 lantai, bekerja sebagai kacung kampret sampai jajaran eksekutif, jelas terkejut mendengar pengumuman mendadak ini. Sebab desas-desus yang beredar selama ini, sang anak pemilik Kita Moelya akan menikah dengan salah satu aktris papan atas sekaligus pengusaha sukses, Irena Inka D'Jong."Betul, Va?" tanya Yulio dengan mata yang hampir menangis. Ia me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status