Share

Part 52

"Ayo, sekarang waktunya giliran abang yang harus bercerita secara jujur." ucap Dasta mengingatkanku.

Aduh, mampus aku! batinku menjerit.

Tersenyum kikuk ke arah Dasta yang menatapku dengan senyuman manis. Huffftt, aku pun jadi tak tega melihatnya. Ia sudah bercerita jujur padaku mengenai Gee, sedangkan aku masih ragu antara ingin mengatakan yang sebenarnya.

Aku takut Dasta syok ketika mendengar ucapan jujurku, termasuk mengenai Mei yang ikut masuk di dalamnya.

"Dasta," 

"Iya bang?" 

"Aku harap kamu tidak terkejut dan marah padaku saat aku bercerita nanti." ucapku mengisyaratkan padanya untuk tak marah.

"Ya, tergantung dengan cerita abang nanti. Bakalan bikin aku marah atau tidak." 

"Nah, kan." rungutku dengan muka memberengut kesal.

"Haha, jangan pikirkan marahku bang, ayo cerita saja dulu." 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status