Namanya juga jodoh. Kita tidak pernah tahu, kapan akan dipertemukan.
~Fall in love ~
"Enggak mau !” Tolaknya
Dia bahkan belum melihat cewek itu dan sudah menolak.
Apa dia sengaja menggangguku ?
Aku memerhatikan para senior didepan yang menatap kami.
Ada juga beberapa senior cewek yang seperti-nya menatapku dengan pandangan kesal.
Sumpah. Gue belum mau punya musuh. Mana itu senior lagi. Tapi badan gue juga enggak kecil-kecil amat.
Tinggi 180 cm, berat 52 kg.
Seimbangkah itu ?
Bisa dibilang body goals ?
“Kamu jangan cemburu oke, kamu udah cocok banget to be my wife. My future wife !" katanya lagi
Cemburu apanya ? Risih sih iya banget. Nggak bisa dijelasin.
“Liat tuh diliatin sama kakak senior yang cewek. Mantan lo itu ?” tanyaku
“Bukan. Mana ada mantan, pacaran aja baru pernah sama kamu !” jawabnya
Ih, bisanya ngaku doang. Kalau jadi artis pasti laris banget ini anak.
Bisaku rekomendasikan kalau ketemu mamanya nanti. Karena harusnya dia tidak masuk ke sini.
Aku menggerakan bahuku risih.
“Jangan gerak-gerak sayang !” ucapnya
Aku kaget.
Apa itu barusan ?
Mama, Stevie belum mau pacaran. Enggak mau pacaran maksudnya, maunya langsung nikah aja. Tapi jangan sama cowok ini. Yang lain aja.
Kalau bisa, sama justin bieber aja, Ammiin.
“Sayang pala lu !” cibirku
“Kan kamu pacar aku !” jawabnya dengan percaya diri.
“Ishh. Enggak malu apa dilihatin gini ?” Tanyaku
Dia tidak menjawab sama sekali
“Kalau mau buat sensasi tolong jangan bawa-bawa saya,” kataku lagi.
Apa berbicara harus dengan panggilan Saya-Kamu dulu ?
Stevie masih mencoba membuat cowok ini pergi jauh darinya. Atau setidaknya menyingkir dari bahunya.
“Ngapain malu. Kan mereka bukan siapa-siapa. Aku juga enggak punya utang tuh sama mereka.” jawab cowok itu masih dengan wajah tenang.
Aishhh.
Siapa sebenarnya anak ini ?
“Enggak gitu maksudnya,” jelasku
“Jadi maksudnya gimana sayang ?”
Astaga, dia benar-benar membuatku panas karena emosi.
Tahan stevie, tahan.
“Oke, kalau enggak malu setidaknya takut dimarahin gitu. Kitalan masih maba.” ucap stevie
“Kita ?, hmm, bagus juga. Lebih sweet kalau gitu !” ujar cowok itu.
Stevie tidak habis pikir dengan pikirannya.
Ini beneran mental kuat dibully. Baru juga maba udah berani gini.
"Haduh, awas atau saya-" sebelum menyelesaikan kata-katanya, sebuah suara sudah lebih dulu menginterupsi. "Baiklah adik-adik semua, hari ini kegiatannya sampai disini dulu, besok akan kita lanjutkan lagi. Terimakasih !" Ucap ketua BEM kampusku.Akhirnya.. Selesai juga
"Oh iya, buat yang mau pacaran jangan dulu yah, tunggu resmi jadi mahasiswa dulu !" lanjutnya lagi.Aku sadar perkataan itu ditujukkan untuk kami, tapi acuh sajalah, toh aku hanya membantu cowok modus disebelahku ini.
Walau lebih kelihatan dia sedang mencari kesempatan dan yang lainnya juga bisa melihat itu.
"Kamu enggak papa gitu diomongin senior ?” Tanya cowok itu.“Ohh, jangan-jangan baper yah sama Aku ?" tanya cowok itu, sepertinya dia juga memberi member senyum jahil disana.
Aishh, dia percaya diri sekali.
“Aduhh !” ringisnya
Aku menjitak kepalanya karena perkataan yang dia lontarkan barusan.
“Jangan terlalu percaya diri !” ujarku kepadanya
“Jangan gitu juga dong !” dia lebih terdengar seperti sedang protes kepadaku.
Memang benar kepadaku, masa mengadu pada cewek disebelahnya padahal aku yang sudah menjitak kepalanya ? Kan tidak nyambung jadinya.
“Lagian, baper itu hanya terjadi karena dua hal.” kata stevie
“Dua hal ?, apa aja ?” tanya cowok itu seperti penasaran
“Pertama kalau cowoknya ganteng !” kataku
“Kedua kalau situasi juga kondisinya mendukung.” jawab Stevie
Terlalu sekali jika dia tidak paham maksudku.
“Jadi ?, kamu udah baper dong ?” tanya cowok itu lagi
Heh, kesimpulan bagaimana itu ?!
Aku sudah malas menanggapi cowok di sebelahku ini.
“Mau tahu ?” tanyaku mencoba menggantung
“Iya dong !”
Hmm, dia mendengarkan juga ternyata.
Baiklah, sekarang waktunya memberikan dia pencerahan singkat, padat dan yang terpenting haruslah sangat jelas agar bisa dia pahami.
“Jawabannya enggak sama sekali,”
Aku memberi jeda setelah jawaban itu.
“Itu karena kamu bahkan tidak memenuhi kriteria pertama. Dan tempat ini sama sekali tidak mendukung untuk modus !” lanjutku
Aku menatap cowok di sampingku ini.
Bisa-bisanya kamu dimodusi saat hari pertama ospek, di depan senior dan teman-teman baru tapi mereka tetap diam saja.
Tapi walau berada di baris kedua, mereka tidak terlalu menonjol karena didepan mereka ukuran tubuhnya sangat besar. Tidak hanya satu, namun dua orang.
Aku masih memandang cowok itu namun dia sama sekali tidak bergeming dari bahuku.
“Harusnya kamu mengerti maksudku. Aku tidak suka tipe cowok modus sepertimu, walau seganteng apapun kata orang-orang disekitarku saat ini.” kataku
“Kamu tampan jika bisa menempatkan diri dengan benar bersama orang yang tepat. Namun sayangnya, itu bukan disini dan orang itu bukan aku.” lanjutku
Dia sama sekali tidak menjawab perkataanku barusan.
“Jangan baper. Saya enggak tanggung jawab kalau kamu akhirnya saya tinggalin. Secara kan saya enggak kenal !” stevie segera bergegas dari tempat itu.
“Jangan marah juga. Saya kebiasaan bicara ketus terutama dengan cowok modus sepertimu yang bisanya cuman gombalin anak orang.”
Aku mendorong bahunya paksa agar beranjak dari bahuku.
Tidak mungkinkan aku dorong-dorong kepalanya ? Itu kan anak orang. !
Apa aku harus bilang dia tampan ? Tubuhnya sangat atletis dan juga proposional. Apa dia malaikat ? Sepertinya.. lebih cocok lagi jika dibilang malaikat modus.
“Kenapa liatnya gitu ? Aku ganteng ?” tanya cowok itu dengan sangat percaya diri
“Enggak !” jawabku cepat
“Tuh kan gue capek.” kataku sembari menggerakan tangan dan bahuku.
“Sstt, enggak usah dijawab.” kataku saat melihat cowok itu akan membuka mulutnya.
Wajahnya seperti bukan asli Indonesia. Seperti ada campuran luarnya.
"Udahkan nyandernya ?, itu muka udah cerah.” lanjutku“Ralat, emang sedari awal udah cerah, Pergi dulu yah !” Aku mengambil barang-barangku dan hendak pergi.
“Oh iya, dan semoga enggak ketemu lagi !" kataku lalu segera beranjak dari sana.
Horee !
Akhirnya terbebas..
Semoga tidak ketemu cowok itu lagi.
"Iya sayang. Sampai ketemu besok !" teriaknya kencang yang langsung membuatnya menjadi pusat perhatian.Astaga, memang udah putus itu urat malu cowok itu.
Stevie sih, pake acara pengen ketemu teman yang enggak ada urat malunya. Makanya jadi gitu.
Terus kayak gitu lagi orangnya, memang diluar dugaan.
"Wah, pepet terus bro, jangan kasih kendor !" teriak maba yang lainTuhkan mereka kepo. Bakat terpendamnya mulai muncul.
"Ih ih, neriakin aku itu pasti !""Iya sayang, iya !"
"Uwu, sweet banget pacarku,"
"Ganteng banget sumpah, meleleh aku,"
"Tipe cowok gue, idaman banget, berani speak depan umum !"
Begitulah tanggapan para cewek yang bisa stevie dengar.
Sebenarnya Masih banyak lagi. tapi itu hanya akan membuat kepalanya semakin bertambah pusing dan bisa saja muntah-muntah.
Stevie itu anti cowok gombal, kayak sekarang ini, tiba-tiba pusing gitu kalau digombalin.Aneh yah ?
Sindrom baru mungkin ? Stevie juga tidak tahu benar atau tidak. Biar nanti dia tanyakan pada dokter jika sempat.
Tapi harus ke dokter mana ? Khusus kejiwaan ?. Sepertinya tidak usah.
Namun dia masih tidak habis pikir dengan kata terakhir itu.Apaan coba cowok idaman, berani speak segala, berani speak itu kalau membela keadilan dong, bukan berani gombalin anak orang.
Kiraiin apa tadi itu mereka lagi mesra-mesraan ?
Sakit kepala sama bahu sih iya !
"Eh tunggu dulu, belum juga tahu nama kamu !" teriaknya lagi.Emang kelebihannya juga suara toa. Walau ada suara berat-berat khas cowok gitu.
Aku tetap saja berjalan dan mengacuhkannya.
Aku tak ingin menjalin hubungan apapun yang nantinya akan menghambat studiku disini.
Seganteng apapun dia dan seberapa berpengaruh pun.
Titik !Jangan lagi dikasih koma.
. . .
Sampai ketemu di bab selanjutnya. Hope you enjoy it :)
Tenanglah, semua orang bisa datang silih berganti, itulah yang dinamakan hidup. ~Fall In Love ~Satu minggu kemudian...Waktu berlalu dengan cepat dan hari ini aku resmi menjadi mahasiswa baru. Aku sudah melewati masa orientasi selama tiga hari dan itu cukup untuk membuatku takut. Hari ini dan kedepannya aku akan menjalani semuanya tanpa rasa takut.Semoga saja, kelak aku dapat menyelesaikan studiku dengan baik disini. Tidak ada harapan yang lebih baik lagi dalam study selain kelulusan, pengalaman yang bisa dijadikan bekal masa depan dan relasi yang banyak bukan ?Dan semoga tak ada senior yang menggangguku atau cowok modus itu lagi. Apa aku terlalu banyak berbicara dan berfikir berlebihan terhadap senior ?Jika aku bisa membawa diri dengan baik, bahkan senior pun tidak ada alasan untuk menggangguku. Jika itu terjadi, mungkin saja
Tenanglah, semua orang bisa datang silih berganti, itulah yang dinamakan hidup. ~Fall In Love ~Apa hidupku tidak bisa tenang ? Kenapa aku harus bertemu dengan cowok tidak jelas ini ?“Enggak inget kalau punya pacar, hmm ?” tanya cowok itu lagi“Bukan enggak inget !” jawabku“Terus ?”“Tapi emang enggak punya pacar !” jawabku. Masa bodo apa yang akan dia pikirkan nanti.“Lagi pula, apa masalahmu ?” lanjutku ketusDia menatapku dengan intens. Ah, aku tidak suka seseorang menatapku seperti itu. Tapi tatapan yang dia berikan berbeda. Itu bukan tatapan menilai atau tidak suka. Itu jelas berbeda.“Kamu lupa aku pacarmu ?” tanyanya“Pacar ?” stevie mengulang kata itu karena tidak habis pikir.Sejak kapan dia berpacaran ? Apa dia
Suka atau tidak, mau atau tidak, kamu akan jadi milik aku selamanya ~Fall in love ~~Keesokan harinya..~Hari ini aku memiliki kelas matematika dasar.Okay, Hari pertama di Universitas dan kau dipertemukan dengan Matematika. Good job Stevie. Takdirmu sangat bagus semester ini.Itu sebagian dari caraku saat memberi selamat pada diri sendiri. Aku selalu melakukan itu agar tidak terlalu tegang dihari pertamaku.Ini terasa seperti waktu SMP dulu. Setelah panas-panasan karena upacara hari senin, kau malah dipertemukan dengan matematika beserta gurunya yang bisa dibilang jahat.Mungkin di perguruan tinggi akan disebut dosen killer. Walau ini adalah hari selasa dan bukan senin.Tak sulit menemukan kelas itu, itu sebabnya bertanya saja tidak akan membuatmu rugi apapun. Daripada sok tahu, tapi akhirnya muter-muter enggak jelas
"Hussh vie. Ngeliatnya gitu banget" tegur kevin yang entah sejak kapan sudah berada di depanku.Nih anak kapan munculnya sih ?“Lagian ngomongin siapa sih ?, kepo gue” kata kevin.Saat kevin akan membalikkan kepalanya, stevie lebih dulu menahannya.“Apaan deh, gue kepo nih” kevin masih saja keras kepalaDasar ini anak, kepo banget deh. Kayak cewek aja.“Jangan. Bukan siapa-siapa kok” jawab stevie cepatKevin menatapnya dengan tatapan selidik.“Ngeliatnya jangan gitu juga kali” cibir stevie.Oh ya, kevin ini juga teman baru stevie. Sekelas dalam mata kuliah umum Akuntansi A. Jadi dia juga sekelas sama salsa."Duduk di depan aku aja, supaya enggak kelihatan” kata stevie“Maksudnya apa sih ?, aneh ni anak” kata kevin“Ada alasannya. Lagian bantuin napa. Pelit banget” kata stevieKevin ini sepertinya
Sepertinya stevie mengerti.Memang kevin ini baru ketemu udah easy going banget. Pake acara nebeng segala sama salsa.“Lo nitip vin ?” tanya stevie dan kevin mengangguk“Terus lo mau sa ?” tanya stevie pada salsa dan dia juga mengangguk.“Oke. Lo berdua sama-sama salah kalau gitu. Udah tahu cowok masih aja nyuruh cewek. Lagian salsa pake acara mau segala lagi” kata stevie“Dia dong yang salah. Dasar ogeb” kata salsa“Lo tuh” jawab kevin tidak mau kalah“Kalian udah salah juga masih mau berantem. Mau gue katain ogeb ?” kataku“Itu udah dikatain” ujar kevin“makanya diem” kataku“Yah tapi ka-Sebelum salsa dan kevin mulai dengan aduk mulut mereka lagi, lebih baik stevie melerai mereka."Udah-udah. Punya gue mana ?, laper nihh" tanyaku"Kamu laper ?, ini ni ambil aja punya aku
Aku orangnya cemburuan, apalagi hal yang bersangkutan sama kamu-Fall in love again-Di meja lain"Eh bro. Itu kan cewek yang lu modusin pas mos" kata panji-ketua BEM"Iya, terus ?" tanya batara. Dia sudah tahu kemana pembicaraan ini akan berjalan.“Cuman sekedar modus doang kan waktu itu ?” Tanya panji lagi“Kata siapa ?” Kini batara yang bertanyaMereka semua terlihat saling menatap satu sama lain.Yah, batara namanya, cowok modus yang sampai saat ini belum stevie ketahui namanya. Anak jurusan tetangga, manajemen.“Bukan kata siapa-siapa sih. Tapi emang gitu kan kenyataannya ?” jawab panji“Gue bukan cuman modus” ujar bataraMereka mengangguk mendengarnya."Cantik juga, senyumnya manis, humoris deh kayaknya” kata fatur,“ uhh idaman gue tuh" lanjut fatur lagi."Janga
"Siapa cowok tadi ?" tanyanya ambigu sambil membenamkan wajahnya di ceruk leher milik stevie“Kenapa sih ?”Bukannya menjawab, stevie malah balik bertanya."Apa sih. Lepas nggak" kesal stevie"Enggak, sebelum kamu kasih tahu siapa cowok tadi" jawabnya"Cowok yang mana ?""Yang di kantin tadi pagi" kata bataraApa dia bertanya tentang kevin ? Pantas saja dia menatap mereka dengan tajam tadi.“Kok diem ?” tanya batara"Kenapa juga dikasih tahu, gak jelas deh" kata stevieDia ingin mendorong cowok itu tapi batara malah memeluk kedua tangan-nya juga.“Kamu kenapa sih ?” tanya stevie. Dia selalu saja membuat stevie bingung dengan semua tindakan-nya. Pantas saja disebut cowok tidak jelas.“Aku cemburu sayang. Belum jelas juga ?” katanyaStevie menghembuskan nafasnya pelan.&
"Sama kevin aja sana. Katanya kamu ganteng!" kata stevie"Kata itu anak atau kata kamu ?" Tanya batara"Jelas kata kevin dong." Jawab stevie"Aku mau kamu jauh-jauh dari cowok modus itu!" Kata batara"Yang modus itu kamu. Bukan kevin!" Ralat stevieSaat stevie baru menyebutkan nama kevin, batara langsung merenggangkan pelukannya lalu melihat ke arah stevie"Tuh kan. Kenapa kamu belaiin dia ?" Tanya batara tidak suka"Kan emang gitu." Balas stevie"Kamu suka sama dia ?" Tanya batara lagi"Kepo deh!" Ujar stevie"Bukan kepo beib. Tapi semua tentang kamu itu, penting buat aku!" Jelas batara"Jadi ingat. Jauhin itu anak." Kata batara lagi"Namanya kevin!" Ralat stevie"Tuh kan. Udah kayak setan itu anak, nongol mulu" katanya sambil menyubit hidung stevieApa yang salah ? Cowok itu yang lebih dulu menyinggung tentang kevin barusan."Mulutnya, jahat banget" ka