Kenyataan membuka pintu bagi imaginasi (Jhon Lenon)
***
Xander membuka lembar demi lembar buku yang sekarang sedang berada di tangan nya, awal sekolah setelah libur natal membuat mereka harus kembali fokus dengan sekolah mereka juga. Sejak semalam, tidak ada kejadian di sekolah mereka atau kasus teror seperti beberapa hari yang lalu. Meski begitu, perasaan Xander tidak bisa tenang sejak tadi. Seolah ada yang mengintai mer
Kenyataan membuka pintu bagi imaginasi (Jhon Lenon)***Xander membuka lembar demi lembar buku yang sekarang sedang berada di tangan nya, awal sekolah setelah libur natal membuat mereka harus kembali fokus dengan sekolah mereka juga. Sejak semalam, tidak ada kejadian di sekolah mereka atau kasus teror seperti beberapa hari yang lalu. Meski begitu, perasaan Xander tidak bisa tenang sejak tadi. Seolah ada yang mengintai mer
Karna Manusia hanya lah manusia, yang tidak tau kapan ajal akan menjemput.
Xander menunggu Alice yang masih belum memasuki kamar nya dan ia masih berdiri di depan pintu gadis itu. Sementara dari kejauhan, suara gelak tawa sudah mulai terdengar membuat Xander sadar bahwa Alice sudah berjalan ke arah nya bersama dengan Logan yang masih asik menggoda gadis itu "Yak!! Xander? Ada apa?" ujar Alice dan Logan saat mendapati lelaki itu yang sedang berdiri di ambang pintu kamar mereka."Mengapa kau tidak masuk? Kau takut sendirian?" seru Logan sedikit menggoda XanderPasalnya mereka memang memutuskan untuk tidur satu ruangan dengan ranjang yang terpisah, Xander kan bisa masuk lebi
Xander segera memasuki mobil Logan yang terparkir di depan sekolah, usai ia memberikan surat ijin dan menyerahkan tugas mereka bertiga. Xander bergegas keluar dari gerbang sekolah, "Xander, segera masuk!"Usai Xander masuk, mobilHammeritu bergegas meninggalkan lokasi sekolah, Alice yang duduk di belakang menatap layar handpone nya yang sedang berada di tangan nya. Xander melirik gadis itu dari kaca spion dan segera menatap Logan karena lelaki itu mengajak nya berbicara. "Apa kepala sekolah mengijinkan kita?"
Alice sudah berada di tengah ruangan itu dan kaki nya memijak sombol yang bahkan tidak ia tau simbol apa. Sosok bertopeng tadi mengambil tempat di salah-satu bagian kosong dari simbol itu. Tidak hanya satu sosok bertopeng, namun dari kejauhan sudah ada beberapa orang bertopeng yang mendekat ke arah Alice. Mereka ikut berdiri di masing-masing simbol yang ada di tengah. Membuat Alice seketika merasa sesak karena tidak lagi bisa melihat Xander yang tadi ada di depan nya."Kau yakin Alice akan baik-baik saja?" guman Logan yang berdiri di sebelah Xander"Aku yakin, lagi pula ini hanya lah ritual pengembalian ingatan. Tidak ritual yang lain, Alice hanya akan dibawa kembali ke dalam masa lalu nya!" seru Xander tenang. Selagi Logan menatap ke ruangan itu, Xander mengambil duduk dan membaca buku nya lagi.Suara nyayian mulai terdengar dari para manusia berjubah itu, mereka mengelilingi Alice dengan teratur. Alice memejamkan matanya saat mulai pusing den
MobilhammerLogan sampai di rumah besar bertingkat itu, Logan dan Alice sudah turun duluan. Namun Xander tidak, lelaki itu masih menatap rumah itu. Rumah yang memang memiliki banyak rahasia yang tidak bisa ia ungkap kan dengan sebuah kebenaran. Siapakah yang harus ia percaya? Oliver yang dulunya adalah sosok sahabat untuk nya atau lelaki yang sudah merawat nya sejak dulu.Kaca pintu mobil di sebelah nya di ketuk, Xander memalingkan wajah nya dan menatap Alice yang juga sedang menatap nya dari luar. Xander menarik nafas nya dalam, ia lalu keluar dari dalam mobil dan menatap kedua sahabat nya "Jika kau tidak ingin membicarakan nya pada kami, itu tidak apa Xander. Pasal nya, kau seperti memiliki beban berat setelah berbicara dengan mereka!" ujar Logan menepuk bahu Xander dan lebih dulu memasuki rumah itu. Sengaja meninggalkan Alice dan Xander.Alice masih berada di belakang Xander, tangan nya ter-ulur hendak menggapai pundak lel
Seusai makan bersama, Yuki langsung menuju kamarnya yang sudah rapi, harum plus buat tenang deh pokoknya.Yuki hendak menutup pintu kamarnya, namun tiba-tiba Leon juga masuk. Yuki menaikkan alisnya, jangan bilang dugaannya ini benar."Tidur bareng ya!" Ujar LeonYuki mesem, sudah dia duga."Ngak boleh!" Ujar Yuki"Ya, pliss sayang. Aku takut tidur sendiri!" Ujar Leon memelas"Takut sama pocong bang??""Bukan!" Ujar loenYuki menaikkan alisnya lagi, pasti Leon mau ngegombal"Takut di tinggal kamu!" Ujar LeonYuki kicep, Leon ini bukan raja gombal deh, receh banget. Unfaedah sekali, basi."Ha-ha-ha! Udah, sana pigi-pigi!" Usir Yuki setelah tertawa receh. Mirip ketawa mak lampir di serial film-filmnya.Leon keukuh, dia melompat ke ranjang dan berpura-pura tidur. Astagahh, batin Yuki. Pacarnya itu emang jago banget deh buat gemes. Pengen cubit jadinya. Alhasil, Yuki pun ikut naik ke ranjang setelah menutup pintu
Mr.Tanaka mengusap dagu nya yang mulai ditumbuhi dengan rambut-rambut halus yang mulai memutih. Ia meneguk kopi yang berada di atas meja nya, menatap selembar surat yang lagi-lagi diberikan oleh sosok di depan nya. Pria tua itu menatap ketiga murid yang menurut nya adalah murid pentolan dari sekolah ini, dengan tatapan bertanya. "Ada apa lagi ini?" seru nya setelah membaca surat itu lagi."Kami akan ijin seperti keterangan yang sudah ada di surat itu pak!" jawab Logan santai"Tidak bisa, kalian sudah izin selama 2 hari dan masih ingin meminta ijin lagi? Sekolah kita terpilih untuk olimpiade ajang Nasional, kalian sebagai kandidat yang saya rekomendasikan. Dan, olimpiade nya nanti!"Alice, Logan dan Xander saling menatap, mengerutkan kening mereka masing-masing "Aku rasa kami bisa menolak nya Sir, ini memang keadaan yang sedang genting. Kami harus pergi!" seru Alice"Mengapa kalian bertiga harus pergi bersama-sama? Tidakkah urusan k