Share

Bab 18

"Kau benar. Mereka semua itu terlalu mendramatisir keadaan. Memang, apa lagi yang tersisa untuk bisa dihancurkan?"

Mahira bangun dari posisi berbaring. Perempuan itu mengusapi wajah yang tertekuk. Kenapa? Kenapa kalimat itu terus-terusan terngiang?

"Aku bisa mati penasaran jika tak mendapat cerita."

Mahira turun dari ranjang. Ia sendirian, sebab Riga masih bersama Alex. Alex datang sore tadi.

Ia tahu Alex dan Riga ada di halaman samping rumah. Maka, ia pun menuju ke sana.

"Aku ingin bicara." Kalimat Mahira lebih dulu sampai daripada perempuan itu.

Alex langsung bangkit dari kursi. Pria itu membuka jaket untuk kemudian memakaikannya pada Mahira.

"Kenapa kau bangun? Di sini dingin, Sayang." Alex mengancingkan jaketnya. Memastikan Mahira tak terganggu dengan udara malam yang menusuk.

"Aku ingin bicara." Mahira menatap lurus pada Riga.

Riga menukikkan satu alis. "Aku tak suka mendengar kau bicara. Aku lebih suka mendengar kau mendesah."

Pria itu melangkahkan kakinya ke arah Mahi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status