Share

Mata

Alea duduk di sebuah bukit di kebun belakang sekolah. Sebuah bukit dengan pohon tinggi di tengahnya. Ini adalah tempat favorit Alea di sekolah ini. Bukit yang berada di belakang gedung ekskul sekolah, menyimpan segala kesenangan dan kesedihan Alea.

"Nih buat mu," kata Kamila yang memberikan sepotong roti dan susu pada Alea.

"Makasih, Mil," ucap Alea sambil menerima pemberian Kamila.

Kamila adalah seorang sahabat baik buat Alea. Dia banyak membantu Alea meski mereka berada dalam strata yang berbeda.

Kamila anak seorang manager sebuah bank swasta. Dia termasuk orang mampu di sekolah ini. Tapi dia tidak malu berteman dengan Alea.

Kamila sering membelikan Alea kue dari kantin untuk sekedar mengganjal perutnya. Alea sering menolaknya karena takut dianggap memanfaatkan kebaikan Kamila, tapi Kamila tetap senang melakukannya.

Kamila tau bagaimana kehidupan Alea yang makin susah saat ditinggal ayahnya meninggal. Alea membalas kebaikan sahabatnya dengan membantu Kamila belajar, yang memang otaknya tidak begitu pintar seperti Alea.

"Ku dengar, katanya kamu habis jadi sasaran genk Clarissa ya?" tanya Kamila.

"Iya, entahlah, kenapa Martha bisa mengadu hal ga penting kaya gitu."

"Hal ga penting? Apaan emang?" tanya Kamila penasaran.

Alea menceritakan kejadian di kelas tadi. Bagaimana dia menanduk Raka dengan kepalanya.

"Hahahahaahhaaa..." Kamila tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Alea.

"Kok ketawa? Ada yang lucu?" tanya Alea.

"Itu lucu ... kamu menanduk Raka. Ga kebayang gimana muka Raka tadi. Pasti malu banget dia. Secara selama ini kan dia masuk dalam jajaran cwo keren di sekolah. Eeh malah di permalukan oleh seorang Alea. Lucu Alea," Kamila masih meneruskan ketawanya.

"Lucu sih, tapi aku malah susah begini."

"Ada yang luka ga? Ato bajunya kotor?" tanya Kamila.

"Ga kok, cuma sedikit sakit kepalaku habis kena rahang Raka tadi," kata Alea sambil tersenyum lebar. Kamila kembali tertawa lebar.

"Lea, kamu kan sekelas ama Keanu. Dia kalo di kelas pinter ga sih?" tanya Kamila.

"Keanu? Hmmm gimana ya, sebenernya dia bisa kayanya tapi dia males. Bahkan dia ga sungkan untuk bilang males ngerjain tugas ke guru," jawab Alea.

"Oh ya!! Trus di bolehin ama gurunya?"

"Kalo gurunya cwe ya seringnya di bolehin. Tapi kalo cwo ya kadang-kadang."

"Emang sih, semua orang pasti akan terpesona pada senyum indah Keanu." kata Kamila sambil menerawang jauh kesana.

"Aku ga tuh, ga tertarik ama yang begituan. Hayoo kamu suka ama Keanu ya?"

"Ih ga kok, cuma kagum aja dikit," jawab Kamila sambil merona.

"Banyak juga ga papa kok," kata Alea yang membuat mereka semua tertawa bersama.

Dua sahabat itu saling tertawa bersama. Mereka juga menikmati makan siang mereka diselingin sedikit belajar untuk pelajaran nanti. 

***

Saat bel sekolah berbunyi yang menandakan kalau pelajaran telah berakhir, Alea segera membereskan barang-barangnya. Dia ingin segera pulang dan menuju ke tempat kerjanya di sebuah mini market.

Alea kerja di Mini market dari jam 3 sore sampai jam 6 sore Lalu berlanjut lagi dia bekerja di sebuah restoran cepat saji dari jam 7 malam sampai jam 9 malam.

Saat masih ada sisa stok makanan, Alea biasanya diijinkan membawanya pulang untuk makan di rumah. Selain rajin dan ramah, Alea sangat di sayang oleh semua pekerja di tempatnya bekerja.

"Alea, temen-temen di club sains ingin ketemu kamu," kata Radit yang menghampiri Alea saat Alea hendak keluar kelas.

"Aduh, Dit maaf banget. Aku kalo pulang sekolah ga bisa. Aku harus kerja, Dit," jawab Alea penuh sesal.

"Ga bisa luangin waktumu sebentar aja?"

"Ga bisa. Jam 3 aku udah harus di sana. Kalo telat, aku bisa kena marah. Kalo mau ketemu, pas jam istirahat aja. Biar ga keburu-buru aku."

"Oh gitu. Ok, besok ya jam istirahat."

"Ok, ingetin aku ya. Aku duluan ya, Dit," Alea berlari menuju ke bawah, dia ingin segera menuju ke tempat kerjanya.

Alea berjalan di trotoar sekolah menuju gerbang sekolah. Dia memilih berjalan di bawah pohon agar tidak terlalu panas. Jajaran mobil jemputan sudah berderet rapi di parkiran.

Hampir semuanya adalah mobil mewah, yang mungkin sama dengan biaya hidup Alea selama beberapa tahun. Alea berjalan perlahan, di sebelahnya ada sebuah mobil yang juga berjalan pelan karena mengantri untuk keluar dari gerbang.

Sebuah wajah tampan dengan mata yang dalam dan bundar, rahangnya yang tidak terlalu tajam membuat wajahnya terlihat lebih lembut meskipun memiliki sorot mata elang.

Rambut hitam legam yang menghiasi bagian atas kulit putihnya membuat sangat kontras untuk menyebut pemuda ini tampan bahkan sangat tampan. Pemuda yang kini sedang memejamkan matanya dan mendengarkan lagu di earphonenya tampak seperti tidak ingin di ganggu.

Nathaniel, pemuda tampan idaman para gadis kini ada tepat di samping Alea. Meskipun ada jarak yang memisahkan, namun wajah Nathan terlihat jelas bahkan tanpa penghalang apapun.

"Eeh..." kata Alea kaget saat tiba-tiba matanya dan mata Nathan beradu.

Dia kaget melihat tajamnya mata Nathan.

Nathan yang melihat tajam ke arah Alea tak mengalihkan pandangannya pada gadis yang ada di depan matanya yang tampak kikuk setelah beradu mata dengannya.

Alea segera menundukkan kepalanya, merasa sedikit malu saat ketahuan mencuri pandang ke Nathan. Alea meneruskan perjalanannya menuju ke halte yang ada di depan sekolahnya.

Alea menunggu bis di halte depan sekolahnya. Dia duduk di sana dan memasang earphone yang dipasangkan di ponselnya. Alea mendengarkan musik sambil mengayunkan kakinya dan memasukkan tangannya di cardigan yang dia pake.

Sebuah mobil di ujung jalan tampak sedang mengamati Alea. Mobil itu berhenti di tempat yang tepat untuk bisa melihat kegiatan Alea.

"Alea," sapa seseorang sambil menepuk pundak Alea.

"Eh, kenapa?" tanya Alea sambil melepaskan earphone dari telinganya.

"Udah denger gosip terbaru di sekolah ga?" tanya Gwen teman sekolah Alea.

"Gosip? Gosip apaan?" tanya Alea sedikit penasaran.

"Kabarnya, Nathan suka ama cwe di sekolah kita."

"Udah bukan rahasia lagi kali kalo Nathan punya pacar. Bukannya dia emang pacaran ama Clarissa ya?"

"Nah itu masalahnya! Menurut info yang gw dapet, cwe yang di incer Nathan bukan Clarissa."

"Haahh!! Seriusan? Jangan ngaco ah. Ntar kalo didenger ama orang bisa berabe loh."

"Emang lu ga curiga apa gimana Nathan. Dia dibilang pacaran ama Clarissa tapi dia dingin banget ama Clarissa. Kan aneh."

"Orangnya emang gitu kali, lagian aku juga ga pernah ikutin gimana Nathan. Jadi aku ga begitu tau gimana dia tiap harinya."

"Anak-anak di sekolah pada berharap mereka lah yang lagi di incer ama Nathan sekarang. Pada heboh mereka."

Bertemu si Gwen di halte bis cukup bisa menghibur Alea. Gadis berambut ikal itu memang di juluki sebagai ratu gosip. Penggemar berat genk super boy's. Gwen selalu mengikuti dan memantau semua pergerakan anggota.

"Gwen aku duluan ya, bis ku udah dateng," kata Alea.

"Ok. Tunggu update terbaru ya. Kalo udah ketemu siapa dia, pasti gw tempel di mading," kata Gwen penuh keyakinan.

Alea hanya tersenyum dan mengikat rambutnya yang sepunggung. Dia mengikat ekor kuda rambut lurusnya, rambut yang sama dengan milik mendiang ibunya.

Sedangkan sebuah mata yang mengikuti segala pergerakannya tadi juga perlahan menyuruh sopirnya untuk menjalankan mobil. Mengikuti ke mana bis yang di naiki Alea berjalan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status