Share

Mata

Author: Nath_Tella
last update Last Updated: 2021-03-08 23:24:25

Alea duduk di sebuah bukit di kebun belakang sekolah. Sebuah bukit dengan pohon tinggi di tengahnya. Ini adalah tempat favorit Alea di sekolah ini. Bukit yang berada di belakang gedung ekskul sekolah, menyimpan segala kesenangan dan kesedihan Alea.

"Nih buat mu," kata Kamila yang memberikan sepotong roti dan susu pada Alea.

"Makasih, Mil," ucap Alea sambil menerima pemberian Kamila.

Kamila adalah seorang sahabat baik buat Alea. Dia banyak membantu Alea meski mereka berada dalam strata yang berbeda.

Kamila anak seorang manager sebuah bank swasta. Dia termasuk orang mampu di sekolah ini. Tapi dia tidak malu berteman dengan Alea.

Kamila sering membelikan Alea kue dari kantin untuk sekedar mengganjal perutnya. Alea sering menolaknya karena takut dianggap memanfaatkan kebaikan Kamila, tapi Kamila tetap senang melakukannya.

Kamila tau bagaimana kehidupan Alea yang makin susah saat ditinggal ayahnya meninggal. Alea membalas kebaikan sahabatnya dengan membantu Kamila belajar, yang memang otaknya tidak begitu pintar seperti Alea.

"Ku dengar, katanya kamu habis jadi sasaran genk Clarissa ya?" tanya Kamila.

"Iya, entahlah, kenapa Martha bisa mengadu hal ga penting kaya gitu."

"Hal ga penting? Apaan emang?" tanya Kamila penasaran.

Alea menceritakan kejadian di kelas tadi. Bagaimana dia menanduk Raka dengan kepalanya.

"Hahahahaahhaaa..." Kamila tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Alea.

"Kok ketawa? Ada yang lucu?" tanya Alea.

"Itu lucu ... kamu menanduk Raka. Ga kebayang gimana muka Raka tadi. Pasti malu banget dia. Secara selama ini kan dia masuk dalam jajaran cwo keren di sekolah. Eeh malah di permalukan oleh seorang Alea. Lucu Alea," Kamila masih meneruskan ketawanya.

"Lucu sih, tapi aku malah susah begini."

"Ada yang luka ga? Ato bajunya kotor?" tanya Kamila.

"Ga kok, cuma sedikit sakit kepalaku habis kena rahang Raka tadi," kata Alea sambil tersenyum lebar. Kamila kembali tertawa lebar.

"Lea, kamu kan sekelas ama Keanu. Dia kalo di kelas pinter ga sih?" tanya Kamila.

"Keanu? Hmmm gimana ya, sebenernya dia bisa kayanya tapi dia males. Bahkan dia ga sungkan untuk bilang males ngerjain tugas ke guru," jawab Alea.

"Oh ya!! Trus di bolehin ama gurunya?"

"Kalo gurunya cwe ya seringnya di bolehin. Tapi kalo cwo ya kadang-kadang."

"Emang sih, semua orang pasti akan terpesona pada senyum indah Keanu." kata Kamila sambil menerawang jauh kesana.

"Aku ga tuh, ga tertarik ama yang begituan. Hayoo kamu suka ama Keanu ya?"

"Ih ga kok, cuma kagum aja dikit," jawab Kamila sambil merona.

"Banyak juga ga papa kok," kata Alea yang membuat mereka semua tertawa bersama.

Dua sahabat itu saling tertawa bersama. Mereka juga menikmati makan siang mereka diselingin sedikit belajar untuk pelajaran nanti. 

***

Saat bel sekolah berbunyi yang menandakan kalau pelajaran telah berakhir, Alea segera membereskan barang-barangnya. Dia ingin segera pulang dan menuju ke tempat kerjanya di sebuah mini market.

Alea kerja di Mini market dari jam 3 sore sampai jam 6 sore Lalu berlanjut lagi dia bekerja di sebuah restoran cepat saji dari jam 7 malam sampai jam 9 malam.

Saat masih ada sisa stok makanan, Alea biasanya diijinkan membawanya pulang untuk makan di rumah. Selain rajin dan ramah, Alea sangat di sayang oleh semua pekerja di tempatnya bekerja.

"Alea, temen-temen di club sains ingin ketemu kamu," kata Radit yang menghampiri Alea saat Alea hendak keluar kelas.

"Aduh, Dit maaf banget. Aku kalo pulang sekolah ga bisa. Aku harus kerja, Dit," jawab Alea penuh sesal.

"Ga bisa luangin waktumu sebentar aja?"

"Ga bisa. Jam 3 aku udah harus di sana. Kalo telat, aku bisa kena marah. Kalo mau ketemu, pas jam istirahat aja. Biar ga keburu-buru aku."

"Oh gitu. Ok, besok ya jam istirahat."

"Ok, ingetin aku ya. Aku duluan ya, Dit," Alea berlari menuju ke bawah, dia ingin segera menuju ke tempat kerjanya.

Alea berjalan di trotoar sekolah menuju gerbang sekolah. Dia memilih berjalan di bawah pohon agar tidak terlalu panas. Jajaran mobil jemputan sudah berderet rapi di parkiran.

Hampir semuanya adalah mobil mewah, yang mungkin sama dengan biaya hidup Alea selama beberapa tahun. Alea berjalan perlahan, di sebelahnya ada sebuah mobil yang juga berjalan pelan karena mengantri untuk keluar dari gerbang.

Sebuah wajah tampan dengan mata yang dalam dan bundar, rahangnya yang tidak terlalu tajam membuat wajahnya terlihat lebih lembut meskipun memiliki sorot mata elang.

Rambut hitam legam yang menghiasi bagian atas kulit putihnya membuat sangat kontras untuk menyebut pemuda ini tampan bahkan sangat tampan. Pemuda yang kini sedang memejamkan matanya dan mendengarkan lagu di earphonenya tampak seperti tidak ingin di ganggu.

Nathaniel, pemuda tampan idaman para gadis kini ada tepat di samping Alea. Meskipun ada jarak yang memisahkan, namun wajah Nathan terlihat jelas bahkan tanpa penghalang apapun.

"Eeh..." kata Alea kaget saat tiba-tiba matanya dan mata Nathan beradu.

Dia kaget melihat tajamnya mata Nathan.

Nathan yang melihat tajam ke arah Alea tak mengalihkan pandangannya pada gadis yang ada di depan matanya yang tampak kikuk setelah beradu mata dengannya.

Alea segera menundukkan kepalanya, merasa sedikit malu saat ketahuan mencuri pandang ke Nathan. Alea meneruskan perjalanannya menuju ke halte yang ada di depan sekolahnya.

Alea menunggu bis di halte depan sekolahnya. Dia duduk di sana dan memasang earphone yang dipasangkan di ponselnya. Alea mendengarkan musik sambil mengayunkan kakinya dan memasukkan tangannya di cardigan yang dia pake.

Sebuah mobil di ujung jalan tampak sedang mengamati Alea. Mobil itu berhenti di tempat yang tepat untuk bisa melihat kegiatan Alea.

"Alea," sapa seseorang sambil menepuk pundak Alea.

"Eh, kenapa?" tanya Alea sambil melepaskan earphone dari telinganya.

"Udah denger gosip terbaru di sekolah ga?" tanya Gwen teman sekolah Alea.

"Gosip? Gosip apaan?" tanya Alea sedikit penasaran.

"Kabarnya, Nathan suka ama cwe di sekolah kita."

"Udah bukan rahasia lagi kali kalo Nathan punya pacar. Bukannya dia emang pacaran ama Clarissa ya?"

"Nah itu masalahnya! Menurut info yang gw dapet, cwe yang di incer Nathan bukan Clarissa."

"Haahh!! Seriusan? Jangan ngaco ah. Ntar kalo didenger ama orang bisa berabe loh."

"Emang lu ga curiga apa gimana Nathan. Dia dibilang pacaran ama Clarissa tapi dia dingin banget ama Clarissa. Kan aneh."

"Orangnya emang gitu kali, lagian aku juga ga pernah ikutin gimana Nathan. Jadi aku ga begitu tau gimana dia tiap harinya."

"Anak-anak di sekolah pada berharap mereka lah yang lagi di incer ama Nathan sekarang. Pada heboh mereka."

Bertemu si Gwen di halte bis cukup bisa menghibur Alea. Gadis berambut ikal itu memang di juluki sebagai ratu gosip. Penggemar berat genk super boy's. Gwen selalu mengikuti dan memantau semua pergerakan anggota.

"Gwen aku duluan ya, bis ku udah dateng," kata Alea.

"Ok. Tunggu update terbaru ya. Kalo udah ketemu siapa dia, pasti gw tempel di mading," kata Gwen penuh keyakinan.

Alea hanya tersenyum dan mengikat rambutnya yang sepunggung. Dia mengikat ekor kuda rambut lurusnya, rambut yang sama dengan milik mendiang ibunya.

Sedangkan sebuah mata yang mengikuti segala pergerakannya tadi juga perlahan menyuruh sopirnya untuk menjalankan mobil. Mengikuti ke mana bis yang di naiki Alea berjalan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • First Love   Memulai Lomba

    Hari pertandingan pun di mulai. Alea yang pagi ini berangkat ke sekolah di jemput oleh Nathan pun hanya mencoba menghafalkan pelajaran yang sudah dia pelajari selama ini.Nathan tidak berani mengganggu Alea dalam menghafal dia hanya memberikan satu tangannya agar bisa dimainkan oleh Alea seperti biasanya. Alea terus berkonsentrasi dan hampir tidak mengajak bicara Nathan sedikitpun.Alea mencoba untuk terus menghafal sampai mereka masuk ke dalam area sekolah. Saat mobil Nathan sudah parkir, dia baru sadar kalau dari tadi dia sedang bersama dengan Nathan.“Ya ampun Nathan ... maaf ya. Dari tadi aku diemin kamu,” ucap Alea tidak enak.“Santai aja. Ga papa kok. Aku tau kamu lagi prepare banget sekarang kan. Santai aja, Lea,” jawab Nathan sambil tersenyum.“Maaf ya. Harusnya kita ngobrol dan aku juga harus nanyain soal persiapan kamu juga. Eeh aku malah egois gini.”“Ga papa. Justru nanti kalo kamu ngobrol ama

  • First Love   Tatapan Yang Membuat Canggung

    “Kamu bolos kelas?” tanya Nathan“Aku ga bisa konsen di kelas. Aku kangen kamu. Aku ga bisa belajar.”“Pasti kamu kangen tangan aku ya? Hmm jangan-jangan kamu mau baikan ama aku biar kamu bisa belajar buat olimpiade kan? Trus kalo kamu udah menang, ntar kamu bakal lupain aku lagi. Gitu ya?”“Ya ampun Nathan ... kamu kok jadi pinter sekarang. Pasti kamu ketularan aku ya. Dulu kayanya kamu ga sepinter ini deh. Aku jadi salut kamu sepinter ini. Sampe bisa nebak isi pikiran aku lho.”“Anak songong,” ucap Nathan sambil menjentik kening Alea dengan jarinya.“Aduuh sakit.”“Sakit? Aku sembuhin ya.”Alea mengangguk manja. Dia seolah mengerti bagaimana Nathan akan menyembuhkannya. Dia seolah ingin terus bermanja pada pemuda itu.Alea ingin menebus semua waktunya yang kemarin dia habiskan tanpa Nathan. Dia ingin menebus semuanya sampai habis dan tidak bersisa.

  • First Love   Permainan Hati

    Alea dan Nathan memutuskan untuk kembali ke rumah Luna. Luna sudah kehilangan mood-nya untuk dia pergi bermain di luar. Dia ingin pulang dan merebahkan dirinya santai di rumah. Dia juga malas berbicara dengan Nathan.Nathan yang masih kegirangan karena Alea menyatakan kecemburuannya dengan sangat jelas pun menjadikan Nathan sangat senang. Dia merasa Alea sudah menyatakan perasaannya, hanya saja dia masih menjaga gengsi sampai olimpiade selesai.Mobil Nathan berhenti di sebuah taman yang sedang ramai dengan pengunjung. Ada banyak anak-anak muda dan juga anak-anak harta orang tua yang sedang melakukan berbagai aktivitas di taman tersebut. Alea mengamati satu-persatu aktivitas orang yang ada di taman tersebut. Pandangan Alea tertuju pada satu aktivitas yang ingin dia lakukan.“Tunggu!” teriak Alea saat Nathan hendak melajukan mobilnya.“Ijo sayank lampunya. Di marahin orang kita nanti,” ucap Nathan sambil tetap melajukan mobil.A

  • First Love   CFD

    Alea sedang menyiram tanaman di depan rumahnya. Dia menyapa para tetangganya yang lewat di depan rumahnya untuk sekedar berjalan pagi. Maklum hari ini kan hari minggu jadi warga di komplek Alea sering berolah raga di sekitar lingkungan rumah Alea."Mbak Alea, itu bunganya pada seger-seger. Kaya hati yang nyiram," kata seorang tetangga Alea."Bisa aja loh. Sehat bu?""Sehat Mbak Lea. Sekarang udah enak di rumah ya.""Alhamdulillah bu, lebih nyaman."Alea melanjutkan menyiram bunga. Terkadang dia juga menebang batang yang jelek serta memotong rumput di sekitar."Mbak, kalo mau potong rumput bisa minta tolong Pak Eko. Dia mau kok, kalo pas ga kerja nyambi beberes," sapa tetangga lainnya."Pak Eko satpam bu?""Iya. Seikhlasnya tapi hasilnya bagus. Punya saya beberapa hari kemaren di bersihin Pak Eko.""Eh iya deh, ntar saya minta tolong Pak Eko."Alea meneruskan pekerjaannya. Selain mengurus kebun rumahnya, dia juga m

  • First Love   Memulai lagi

    Alea berkeliling di toko buku, dia sedang mencari buku yang dia cari. Dia sudah menyusuri tiap rak tapi tidak menemukannya juga.Bahkan Alea bertanya ke pelayan di sana tapi ternyata bukunya tidak tersedia. Dia menjadi sedikit bingung saat ini."Ga ada bukunya?" tanya Nathan."Ga ada. Bentar ya, aku mau cari novel," kata Alea sambil berjalan ke rak novel.Alea melihat satu persatu novel yang di pajang di sana. Nathan juga tampak sedang serius membaca sebuah buku."Oh, jadi gini caranya. Kira-kira bakalan aneh ga ya ntar?" kata Nathan."Ah yang penting usaha dulu." kata Nathan sedikit meyakinkan dirinya.Dia meletakkan buku di tangannya. Buku tentang menaklukkan seorang cwe. Nathan sampai membutuhkan panduan untuk menaklukkan hati Alea."Kita pulang yuk?" kata Alea setelah dia mendapatkan novel yang dicarinya.Nathan berusaha membayari belanjaan Alea, tapi Alea menolaknya. Nathan membuang nafasnya kesal. Dia mera

  • First Love   Memulai lagi itu sulit

    Alea jalan ke kantin utama bersama teman-temannya di club sains. Mereka baru saja selesai belajar bersama."Alea," panggil Kamila."Mila... kok cemberut, kenapa?" tanya Alea saat melihat temannya itu sedikit menekuk wajahnya saat melihatnya."Aku kaya kamu lupain. Kamu udah dapet temen baru di club sains," kata Kamila sedikit protes."Kok ngomongnya gitu sih. Ga kok, aku ga lupain kamu, cantik. Tapi kan emang selasa aku udah harus tes. Maaf ya?""Hehehee... aku becanda kok. Kita makan yuk. Menunya hari ini sop jamur, aku ga suka," kata Kamila sambil memamerkan barisan giginya yang rapi."Aku suka, aku mau sup kamu ya."Alea dan Kamila duduk di meja mereka. Tampak Nathan dan genk super boy's nya sedang berkumpul di satu meja. Mereka tampak sedang asik ngobrol sambil bercanda.Nathan melihat Alea yang sedang duduk di sebrang mejanya. Dia terus menatapnya seolah ingin segera mendatangi gadis itu."Samperin sana, bilang makasih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status