Share

Tanduk maut

Alea mencoba merebut mini figurenya dari tangan Raka. Namun sayangnya, Alea malah jadi bahan permainan Raka dan teman-temannya.

Badan Alea yang kurus dan mungil tentu saja kalah tinggi dibandingkan Raka yang pemain basket dengan tinggi 175cm. Dengan Alea berdiri saja, itu hanya sampai sedada Raka.

"Raka, balikin ga?" kata Alea sedikit kesal.

"Ga mau. Ini punya gw," jawab Raka. 

"Raka balikin donk. Itu punya gw!" ucap Alea yang makin kesal.

Alea masih berusaha merebutnya lagi. Dia terus mengangkat tangannya berusaha merebut barang yang ada fi tangan Raka yang terlihat tinggi menjulang di depannya.

Mini figure yang di tangan Raka itu malah dilempar-lemparkan Raka ke teman-temannya yang lain. Alea makin kesal dengan tingkah kekanakan Raka. Alea diam saja tak bergerak hanya melihat tajam ke arah Raka.

"Kenapa? Lu mau mini figure ini? Sini cium gw dulu," kata Raka sambil menyentuh pipi kanannya dengan jari telunjuknya. 

"Huaaaa... Ayo Lea, kapan lagi dikasih gratisan. Jarang ada yang bisa dapetin pipi Raka loh," ledek teman-teman Raka.

"Iya bener, ini kesempatan langka yang bakal bikin semua cwe di sekolah ini iri ama lu. Bener ga?"

"Iya bener. Ini ga boleh dilewatkan, buruan Lea, biar gw abadikan ntar."

Alea terdiam dan menatap sinis ke Raka. Dia mulai melangkahkan kakinya menuju Raka. Raka kegirangan karena Alea merespon permintaannya.

Keanu yang ada di pojokan kelas juga mengubah posisi duduknya, ingin melihat pertunjukan gratis. Para gadis penggila Raka sudah memandang sinis dan berkasak kusuk tentang Alea.

"Ternyata anak pinter di sekolah doyan beginian juga ya," Raka menunjukkan pipi kananya yang siap untuk menerima eksekusi bibir Alea.

"Alea!! Jangan gila kamu!!" ucap Radit yang melihat Alea berjalan menuju Raka.

Saat tiba di depan Raka, Alea berhenti sejenak. Dia menatap Raka penuh rasa sebal.

"Mau yang kanan ato yang kiri, Alea?" kata Raka percaya diri.

"Yang mana aja. Rasanya pasti sama aja kan?" kata Alea sambil meletakkan tangannya di bahu Raka.

Dia mencoba berpegangan di bahu Raka karena perbedaan tinggi mereka yang terlalu jauh. Alea mengambil ancang-ancang dan kini wajah Alea tepat di dada bidang Raka.

Aroma parfum maskulin yang didambakan setiap gadis di sekolah ini, menguar tajam membuat hidung Alea tergelitik. Suasana kelas yang ricuh mendadak tenang menanti adegan Alea dan Raka di kelas.

DUUG!!

"Aaawwww," jerit Raka saat rahang kokohnya terantuk kepala Alea.

Ya, alih-alih memberikan apa yang Raka minta, Alea malah menanduk Raka dengan kepalanya. Kepala Alea mulus mengenai rahang Raka. Alea segera merebut mini figure miliknya dari tangan Raka.

"Alea!!" panggil Raka geram. 

Tangan Raka berusaha meraih bahu Alea untuk membalas dendam karena dia merasa sakit di rahang dan sakit karena dipermalukan oleh Alea di depan siswa lainnya.

"Lu ga boleh curang!! Alea sudah memberi apa yang lu minta. Ya ... meskipun itu menyakitkan," kata Keanu yang menarik tangan Alea sebelum tangan Raka berhasil menarik bahu Alea.

"Tapi ga begini perjanjiannya?!" kata Raka berusaha membela diri.

"Lu-nya aja yang ga waspada. Alea beda kaya cwe-cwe yang lu kecengin selama ini. Alea, balik ke tempat mu," kata Keanu sambil melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Alea.

"Awas lu Alea!! Gw bakal bales lu!!"

"Raka, lu ga lupa kan dengan aturan kita. Kita ga main keras ama cwe. Kalo Nathan tau, abis lu," Keanu memperingatkan Raka.

Raka dengan kesal kembali ke tempat duduknya. Dia melihat ke arah Alea dengan tatapan benci. Suatu saat dia juga ingin mempermalukan Alea seperti apa yang dilakukan Alea barusan padanya.

Keadaan kelas pun menjadi sangat tidak nyaman bagi gadis muda itu. Tatapan kebencian datang dari berbagai arah karena aksi nekatnya tadi. Tapi bukan Alea kalau dia tidak bisa cuek akan hal itu.

***

Jam istirahat telah tiba, Alea keluar kelas hendak menuju ke tempat favoritnya. Dia berjalan membawa buku biologi di tangannya.

"Ikut gw!!" seorang gadis menyeret lengan  Alea, memaksa untuk ikut kemana pun langkahnya pergi.

"Apaan ini sih," Alea mencoba berontak dan ingin melepaskan diri dari cengkerama gadis di depannya.

"Udah diem. Jangan banyak omong lu!!" 

Semua mata memandang Alea yang sedang diseret oleh seorang anggota genk super seksi -Wilona- yang memiliki badan sedikit kuat dibanding dirinya.

Pintu ruang ekskul Chears dibuka. Tampak di depan mata Alea, Clarissa sebagai pimpinan genk sedang duduk di kursi dengan sombongnya. Dia menyilangkan kaki dan menyilangkan tangan dia depan dadanya.

Roknya yang pendek makin terangkat dan memamerkan kaki jenjangnya yang mulus. Badannya yang sempurna dengan rambut panjang yang selalu ditata oleh seorang hair stylist pribadinya.

Tubuh Alea dilemparkan ke lantai oleh Wilona, tepat di kaki Clarissa. Alea yang jatuh ke lantai, hanya bisa mengaduh karena badannya beradu dengan lantai.

"Jadi ini yang namanya Alea?" kata Clarissa saat melihat Alea ada di depan kakinya.

Alea mencoba berdiri dan membersihkan pakaiannya.

"Iya, dia Alea. Sok kuat nyakitin Raka si ganteng," kata Martha yang menjadi saksi kejadian di kelas tadi.

"Berani bener lu? Lu ga tau siapa Raka?"

"Tau, emang kenapa dengan Raka?" Jawab Alea santai.

"Lu tau? Lu ga takut nasib lu di sekolah ini akan terancam?"

"Aku ga ngerasa bikin masalah. Raka yang memulainya duluan."

"Heh, kelas sosial!! Berani banyak bacot lu ya? Sok cantik lu disini? Siapa yang bakal belain lu di sekolah ini!!" ucap Clarissa kesal.

Alea terdiam dan menundukkan kepalanya. Dia tahu maksud Clarissa, kalau dia berani berulah maka nasib beasiswanya akan terancam. Itu bearti dia bisa terancam dikeluarkan dari sekolah ini.

"Kenapa lu diem? Ga bantah gw lagi lu?"

"Maaf, aku ga akan lakuin lagi," ucap Alea pelan.

"Sok kecentilan. Beri dia sedikit pelajaran," kata Clarissa yang segera disambut teman-temannya.

Terdengar suara hinaan dan ejekan dari ruangan itu. Alea jadi sasaran perundungan mereka kali ini. Bahkan ada beberapa tindakan yang membuat Alea merasa sangat terhina.

Ada sedikit penyesalan karena bertarung dengan Raka di kelas tadi, tapi dia juga harus mempertahankan harga dirinya.

***

"Suara apa itu di dalam?" tanya Nathan saat melewati depan ruang chears bersama genknya.

"Biasa... kayanya Clarissa dapet mainan baru," jawab Steven sambil tersenyum lebar.

"Mainan baru?" Nathan sepertinya penasaran. Dia segera membuka ruangan chears.

Pintu terbuka lebar, Nathan melangkahkan kakinya masuk lebih dalam.

"Nathan?" kata Clarissa kaget melihat Nathan pujaannya tiba-tiba masuk bersama genknya.

Nathan berdiri paling depan. Marko, Stevan dan Raka berdiri di belakangnya sedangkan Keanu memilih duduk sambil melihat Alea yang sudah berantakan di lantai.

"Alea?" kata Raka kaget melihat Alea jadi korban mainan Clarissa hari ini.

"Lu kenal dia?" tanya Nathan.

"Dia anak kelas gw. Dia yang tadi permaluin gw di kelas," kata Raka.

"Orang yang nanduk lu ya," kata Marcho sambil terkekeh.

"Hai Alea," sapa Keanu di depan Alea dengan smirk devilnya.

"Dia andalan sekolah ini. Dia yang membawa nama sekolah ini jadi melambung. Dia ga pernah bikin masalah, cuma hari ini dia lagi sial aja, karena ulah iseng Raka," kata Keanu sedikit menjelaskan.

"Clarissa, ayo ke kantin," kata Nathan sambil melirik sebentar ke Alea yang masih terduduk di lantai dengan sedikit isakannya.

Tanpa membuang waktu, Clarissa segera berlari mengikuti Nathan yang sudah beranjak meninggalkan ruangan. Gadis cantik nan seksi itu bahkan sudah lupa dengan mainannya tadi.

Tidak ada yang berani mendekati pemuda tampan di genk super boy. Mereka akan mendapatkan perlakuan buruk dari genk super seksi pimpinan Clarissa.

Nathan dan Clarissa dinyatakan sebagai best couple di sekolah, meskipun Nathan selalu dingin pada siapa pun. Ruangan chears mendadak sepi, hanya isakan Alea dan saputangan Keanu yang menemani Alea. Sebelum Keanu meninggalkan kelas, Keanu memberikan sapu tangan pada Alea untuk membersihkan dirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status