Alea mencoba merebut mini figurenya dari tangan Raka. Namun sayangnya, Alea malah jadi bahan permainan Raka dan teman-temannya.
Badan Alea yang kurus dan mungil tentu saja kalah tinggi dibandingkan Raka yang pemain basket dengan tinggi 175cm. Dengan Alea berdiri saja, itu hanya sampai sedada Raka.
"Raka, balikin ga?" kata Alea sedikit kesal.
"Ga mau. Ini punya gw," jawab Raka.
"Raka balikin donk. Itu punya gw!" ucap Alea yang makin kesal.
Alea masih berusaha merebutnya lagi. Dia terus mengangkat tangannya berusaha merebut barang yang ada fi tangan Raka yang terlihat tinggi menjulang di depannya.
Mini figure yang di tangan Raka itu malah dilempar-lemparkan Raka ke teman-temannya yang lain. Alea makin kesal dengan tingkah kekanakan Raka. Alea diam saja tak bergerak hanya melihat tajam ke arah Raka.
"Kenapa? Lu mau mini figure ini? Sini cium gw dulu," kata Raka sambil menyentuh pipi kanannya dengan jari telunjuknya.
"Huaaaa... Ayo Lea, kapan lagi dikasih gratisan. Jarang ada yang bisa dapetin pipi Raka loh," ledek teman-teman Raka.
"Iya bener, ini kesempatan langka yang bakal bikin semua cwe di sekolah ini iri ama lu. Bener ga?"
"Iya bener. Ini ga boleh dilewatkan, buruan Lea, biar gw abadikan ntar."
Alea terdiam dan menatap sinis ke Raka. Dia mulai melangkahkan kakinya menuju Raka. Raka kegirangan karena Alea merespon permintaannya.
Keanu yang ada di pojokan kelas juga mengubah posisi duduknya, ingin melihat pertunjukan gratis. Para gadis penggila Raka sudah memandang sinis dan berkasak kusuk tentang Alea.
"Ternyata anak pinter di sekolah doyan beginian juga ya," Raka menunjukkan pipi kananya yang siap untuk menerima eksekusi bibir Alea.
"Alea!! Jangan gila kamu!!" ucap Radit yang melihat Alea berjalan menuju Raka.
Saat tiba di depan Raka, Alea berhenti sejenak. Dia menatap Raka penuh rasa sebal.
"Mau yang kanan ato yang kiri, Alea?" kata Raka percaya diri.
"Yang mana aja. Rasanya pasti sama aja kan?" kata Alea sambil meletakkan tangannya di bahu Raka.
Dia mencoba berpegangan di bahu Raka karena perbedaan tinggi mereka yang terlalu jauh. Alea mengambil ancang-ancang dan kini wajah Alea tepat di dada bidang Raka.
Aroma parfum maskulin yang didambakan setiap gadis di sekolah ini, menguar tajam membuat hidung Alea tergelitik. Suasana kelas yang ricuh mendadak tenang menanti adegan Alea dan Raka di kelas.
DUUG!!
"Aaawwww," jerit Raka saat rahang kokohnya terantuk kepala Alea.
Ya, alih-alih memberikan apa yang Raka minta, Alea malah menanduk Raka dengan kepalanya. Kepala Alea mulus mengenai rahang Raka. Alea segera merebut mini figure miliknya dari tangan Raka.
"Alea!!" panggil Raka geram.
Tangan Raka berusaha meraih bahu Alea untuk membalas dendam karena dia merasa sakit di rahang dan sakit karena dipermalukan oleh Alea di depan siswa lainnya.
"Lu ga boleh curang!! Alea sudah memberi apa yang lu minta. Ya ... meskipun itu menyakitkan," kata Keanu yang menarik tangan Alea sebelum tangan Raka berhasil menarik bahu Alea.
"Tapi ga begini perjanjiannya?!" kata Raka berusaha membela diri.
"Lu-nya aja yang ga waspada. Alea beda kaya cwe-cwe yang lu kecengin selama ini. Alea, balik ke tempat mu," kata Keanu sambil melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Alea.
"Awas lu Alea!! Gw bakal bales lu!!"
"Raka, lu ga lupa kan dengan aturan kita. Kita ga main keras ama cwe. Kalo Nathan tau, abis lu," Keanu memperingatkan Raka.
Raka dengan kesal kembali ke tempat duduknya. Dia melihat ke arah Alea dengan tatapan benci. Suatu saat dia juga ingin mempermalukan Alea seperti apa yang dilakukan Alea barusan padanya.
Keadaan kelas pun menjadi sangat tidak nyaman bagi gadis muda itu. Tatapan kebencian datang dari berbagai arah karena aksi nekatnya tadi. Tapi bukan Alea kalau dia tidak bisa cuek akan hal itu.
***
Jam istirahat telah tiba, Alea keluar kelas hendak menuju ke tempat favoritnya. Dia berjalan membawa buku biologi di tangannya.
"Ikut gw!!" seorang gadis menyeret lengan Alea, memaksa untuk ikut kemana pun langkahnya pergi.
"Apaan ini sih," Alea mencoba berontak dan ingin melepaskan diri dari cengkerama gadis di depannya.
"Udah diem. Jangan banyak omong lu!!"
Semua mata memandang Alea yang sedang diseret oleh seorang anggota genk super seksi -Wilona- yang memiliki badan sedikit kuat dibanding dirinya.
Pintu ruang ekskul Chears dibuka. Tampak di depan mata Alea, Clarissa sebagai pimpinan genk sedang duduk di kursi dengan sombongnya. Dia menyilangkan kaki dan menyilangkan tangan dia depan dadanya.
Roknya yang pendek makin terangkat dan memamerkan kaki jenjangnya yang mulus. Badannya yang sempurna dengan rambut panjang yang selalu ditata oleh seorang hair stylist pribadinya.
Tubuh Alea dilemparkan ke lantai oleh Wilona, tepat di kaki Clarissa. Alea yang jatuh ke lantai, hanya bisa mengaduh karena badannya beradu dengan lantai.
"Jadi ini yang namanya Alea?" kata Clarissa saat melihat Alea ada di depan kakinya.
Alea mencoba berdiri dan membersihkan pakaiannya.
"Iya, dia Alea. Sok kuat nyakitin Raka si ganteng," kata Martha yang menjadi saksi kejadian di kelas tadi.
"Berani bener lu? Lu ga tau siapa Raka?"
"Tau, emang kenapa dengan Raka?" Jawab Alea santai.
"Lu tau? Lu ga takut nasib lu di sekolah ini akan terancam?"
"Aku ga ngerasa bikin masalah. Raka yang memulainya duluan."
"Heh, kelas sosial!! Berani banyak bacot lu ya? Sok cantik lu disini? Siapa yang bakal belain lu di sekolah ini!!" ucap Clarissa kesal.
Alea terdiam dan menundukkan kepalanya. Dia tahu maksud Clarissa, kalau dia berani berulah maka nasib beasiswanya akan terancam. Itu bearti dia bisa terancam dikeluarkan dari sekolah ini.
"Kenapa lu diem? Ga bantah gw lagi lu?"
"Maaf, aku ga akan lakuin lagi," ucap Alea pelan.
"Sok kecentilan. Beri dia sedikit pelajaran," kata Clarissa yang segera disambut teman-temannya.
Terdengar suara hinaan dan ejekan dari ruangan itu. Alea jadi sasaran perundungan mereka kali ini. Bahkan ada beberapa tindakan yang membuat Alea merasa sangat terhina.
Ada sedikit penyesalan karena bertarung dengan Raka di kelas tadi, tapi dia juga harus mempertahankan harga dirinya.
***
"Suara apa itu di dalam?" tanya Nathan saat melewati depan ruang chears bersama genknya.
"Biasa... kayanya Clarissa dapet mainan baru," jawab Steven sambil tersenyum lebar.
"Mainan baru?" Nathan sepertinya penasaran. Dia segera membuka ruangan chears.
Pintu terbuka lebar, Nathan melangkahkan kakinya masuk lebih dalam.
"Nathan?" kata Clarissa kaget melihat Nathan pujaannya tiba-tiba masuk bersama genknya.
Nathan berdiri paling depan. Marko, Stevan dan Raka berdiri di belakangnya sedangkan Keanu memilih duduk sambil melihat Alea yang sudah berantakan di lantai.
"Alea?" kata Raka kaget melihat Alea jadi korban mainan Clarissa hari ini.
"Lu kenal dia?" tanya Nathan.
"Dia anak kelas gw. Dia yang tadi permaluin gw di kelas," kata Raka.
"Orang yang nanduk lu ya," kata Marcho sambil terkekeh.
"Hai Alea," sapa Keanu di depan Alea dengan smirk devilnya.
"Dia andalan sekolah ini. Dia yang membawa nama sekolah ini jadi melambung. Dia ga pernah bikin masalah, cuma hari ini dia lagi sial aja, karena ulah iseng Raka," kata Keanu sedikit menjelaskan.
"Clarissa, ayo ke kantin," kata Nathan sambil melirik sebentar ke Alea yang masih terduduk di lantai dengan sedikit isakannya.
Tanpa membuang waktu, Clarissa segera berlari mengikuti Nathan yang sudah beranjak meninggalkan ruangan. Gadis cantik nan seksi itu bahkan sudah lupa dengan mainannya tadi.
Tidak ada yang berani mendekati pemuda tampan di genk super boy. Mereka akan mendapatkan perlakuan buruk dari genk super seksi pimpinan Clarissa.
Nathan dan Clarissa dinyatakan sebagai best couple di sekolah, meskipun Nathan selalu dingin pada siapa pun. Ruangan chears mendadak sepi, hanya isakan Alea dan saputangan Keanu yang menemani Alea. Sebelum Keanu meninggalkan kelas, Keanu memberikan sapu tangan pada Alea untuk membersihkan dirinya.
Alea duduk di sebuah bukit di kebun belakang sekolah. Sebuah bukit dengan pohon tinggi di tengahnya. Ini adalah tempat favorit Alea di sekolah ini. Bukit yang berada di belakang gedung ekskul sekolah, menyimpan segala kesenangan dan kesedihan Alea."Nih buat mu," kata Kamila yang memberikan sepotong roti dan susu pada Alea."Makasih, Mil," ucap Alea sambil menerima pemberian Kamila.Kamila adalah seorang sahabat baik buat Alea. Dia banyak membantu Alea meski mereka berada dalam strata yang berbeda.Kamila anak seorang manager sebuah bank swasta. Dia termasuk orang mampu di sekolah ini. Tapi dia tidak malu berteman dengan Alea.Kamila sering membelikan Alea kue dari kantin untuk sekedar mengganjal perutnya. Alea sering menolaknya karena takut dianggap memanfaatkan kebaikan Kamila, tapi Kamila tetap senang melakukannya.Kamila tau bagaimana kehidupan Alea yang makin susah saat ditinggal ayahnya meninggal. Alea membalas kebaikan sahabatnya deng
"Selamat sore pak Adi," sapa Alea saat dia masuk kedalam mini market."Sore Alea. Masih kurang 15 menit, tumben cepet," tanya Pak Adi sang manager mini market."Kebetulan ga ada yang menghambat di jalan pak. Alea ganti baju dulu ya?" pamit Alea."Ya udah buruan ganti, habis itu kamu beresin lemari pendingin ya?""Siaap bos."Alea segera berjalan ke gudang yang ada di belakang toko. Dia menyapa beberapa pegawai di sana yang kebetulan dia lewati.Setelah Alea selesai berganti baju, dia segera menuju ke lemari pendingin. Dia melihat barang apa saja yang stoknya berkurang dari sana.Alea segera mengambil keranjang barang dan mengambil barang yang dia perlukan di gudang."Sini gw bantu," kata Bang Ical teman kerja Alea."Makasih Bang Ical," kata Alea dengan senyum manisnya."Kamu udah makan siang?" tanya Bang Ical sambil mengantar Alea ke lemari pendingin."Udah, kan disekolah dapet makan siang sebelum pul
Gadis kecil itu sedikit merintih saat luka bakarnya terkena air dingin. Pengunjung juga melihat aksi heroik Alea di kamar mandi."Tahan sedikit ya dek, biar luka mu ga melepuh." kata Alea sambil terus menyemprotkan air ke seluruh tubuh gadis itu sampai hampir seluruh bajunya basah.Karena bukan hanya perutnya, tapi pahanya juga terkena."Kamu pikir anak saya kucing kamu siram begitu?" kata ibunya dengan nada sedikit tinggi."Itu pertolongan pertama yang benar Bu, dengan disiram air mengalir, panas yang terasa di tubuh akan perlahan menghilang. Ibu lebih memilih anaknya basah atau kulitnya melepuh?" kata seseorang di belakang sang ibu."Kamu siapa lagi?""Saya dokter specialis kulit yang kebetulan juga makan di sini. Saya sudah menyuruh orang membeli salep untuk luka anak ibu," jawab pria itu."Oh begitu kah?""Mama, badan Joanna basah semua," kata gadis itu sambil menangis."Habis ini kita beli baju ya? Makasih ya
Alea dan Kamila antri untuk mengambil makanan. Para super boys sudah duduk di kursi kebesaran mereka. Kursi yang tidak boleh di pake oleh siapapun.Para gadis pengiring dari genk super seksi ada di bangku sebelah mereka. Raka dan Marcho sedang duduk di bangku eksekusi. Mereka sedang merundung seorang anak murid baru."Apa mereka ini ga ada kerjaan ya, kerjaannya begitu mulu," gerutu Alea pelan."Hust jangan kenceng-kenceng," bisik Kamila.Alea kaget saat tiba-tiba ada Nathan di sampingnya. Pemuda tinggi yang membuat leher Alea sakit jika harus memandangnya. Nathan melihatnya sebentar lalu duduk kembali di kursinya."Eh, duduk sini lu," kata Nathan saat Alea melewati tempat duduknya."Aku?" tanya Alea bingung."Iya, lu. Duduk depan gw buruan."Semua yang ada di kantin terdiam dan melihat ke arah Alea.Alea takut kalo dia akan di rundung Nathan, cwo paling cool sekaligus tampan di sekolah ini.Alea meletakkan namp
"Ngapain lu nangis di situ?" ada suara yang membuyarkan lamunan kenangan Alea.Dia menoleh ke arah sumber suara. Pemuda angkuh dan sok kuasa itu ada di depannya saat ini. Nathan yang tadi merundungnya di kantin ada di depannya.Berdiri dengan angkuhnya dan kedua tangannya dimasukkan dalam saku celananya, Nathaniel.Nathaniel pemuda pimpinan super boys dan mungkin juga pimpinan cwo tampan di sekolah ini."Ga papa kok. Maaf kalo mengganggu," Alea segera pergi dari tempat itu.Dia ingin segera pergi ke ruang belajar menemui Kamila.Nathan membuka pintu ruang super boy's, ada Keanu di dalam sana sedang memainkan sebuah piano yang tadi didengarkan oleh Alea. Dia menoleh lagi ke arah pintu seolah menebak apa yang membuat Alea tadi menangis.Ruangan super boy's memang berbeda, segala fasilitas mewah ada di dalamnya. Mulai dari piano, alat golf mini, ruang fotografi dan berbagai alat permainan yang mahal serta furniture yang mahal
"Lea, bisa anterin minuman dingin ke lapangan basket ga? Ada yang pesen neeh," kata Bang Ical ke Alea."Boleh bang, emang berapa banyak?" tanya Alea balik."10 botol. Kamu bawa sekalian pembuka botol ama pipetnya ya. Sorry loh susahin kamu. Aku lagi urus barang dateng neeh.""Ga papa Bang, santai aja. Abang jaga meja kasir bentar ya?"Alea segera menghitung pesanan konsumen yang akan diantarnya. Dia sudah membawa struk belanjaannya. Dia senang bisa masuk ke dalam kampus. Dia bisa melihat aktifitas anak kampus yang akan ingin segera dia wujudkannya.Alea sudah sedikit hafal dengan struktur bangunan kampus ini. Dia memang beberapa kali mengantarkan pesanan ke dalam kampus. Dia akan mengendarai motor matic Bang Ical saat mengantar pesanan.Alea membelokkan motornya ke arah lapangan basket yang ada di tengah kampus. Dia memarkir motornya dan membawa keranjangnya menuju lapangan."Minuman dingin," kata Alea setengah berteriak mencari pemes
Nathan memainkan botol minuman yang diberikan Alea padanya. Dia sama sekali tidak tertarik untuk meminumnya."Kita ke mana ini, mas?" tanya supir Nathan"Langsung pulang aja pak," jawab Nathan.Nathan tetap memainkan botol minuman itu di tangannya. Pikirannya melayang entah ke mana."Jadi ini minuman favorit lu ya? Ok bakalan gw inget."Nathan sebenarnya sudah lama menyukai Alea. Hanya saja dia gengsi untuk mengakuinya.Nathan tidak ingin harga dirinya sebagai orang nomer satu di sekolah harus dinodai dengan rasa sukanya pada Alea.Dimata Nathan Alea gadis manis yang sederhana dan pintar. Dia tidak menonjolkan dirinya meskipun dia sudah mendapatkan banyak penghargaan dari perlombaan sains yang sering di ikutinya. Rasa kagum Nathan makin bertambah saat dia tau kalau Alea tidak malu untuk bekerja sebagai pelayan di depan teman-temannya.Mobil Nathan sudah terparkir di depan rumahnya. Pemuda tampan yang masih bermandi keringat itu
Pagi ini semua siswa tingkat 2 sudah berkumpul di kolam renang. Sekolah Alea memiliki fasilitas kolam renang indor.Mereka sudah mulai berjalan kesana secara bersamaan. Saat Alea masuk ke area, sudah banyak siswa yang berganti pakaian, bahkan sudah ada yang masuk ke air. Momen berenang memang di nantikan oleh seluruh siswa."Lea, ga ganti baju?" tanya Kamila."Aku lagi dapet, Mil. Mau pinta ijin Pak Bagas ga ikutan berenang kali ini," jawab Alea."Emang boleh?""Ya di coba aja. Lagian ga lucu juga kali kalo tiba-tiba ntar airnya jadi merah karena aku. Lagi deres ini soalnya.""Ya udah minta ijin sana. Aku ganti baju dulu ya."Kamila masuk ke toilet ingin berganti baju. Alea yang sudah memakai traning olah raga dan kaos, mencari sosok guru olah raganya, Pak Bagas Asmara.Alea mengedarkan pandangannya ke sekitar kolam. Area kolam memang sangat besar, ada 2 kolam besar disana yang lengkap fasilitasnya.Mata Alea menangkap s