Beranda / Romansa / First Love / Pembeli Tampan

Share

Pembeli Tampan

Penulis: Nath_Tella
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-10 18:38:02

"Selamat sore pak Adi," sapa Alea saat dia masuk kedalam mini market.

"Sore Alea. Masih kurang 15 menit, tumben cepet," tanya Pak Adi sang manager mini market.

"Kebetulan ga ada yang menghambat di jalan pak. Alea ganti baju dulu ya?" pamit Alea.

"Ya udah buruan ganti, habis itu kamu beresin lemari pendingin ya?"

"Siaap bos."

Alea segera berjalan ke gudang yang ada di belakang toko. Dia menyapa beberapa pegawai di sana yang kebetulan dia lewati.

Setelah Alea selesai berganti baju, dia segera menuju ke lemari pendingin. Dia melihat barang apa saja yang stoknya berkurang dari sana.

Alea segera mengambil keranjang barang dan mengambil barang yang dia perlukan di gudang.

"Sini gw bantu," kata Bang Ical teman kerja Alea.

"Makasih Bang Ical," kata Alea dengan senyum manisnya.

"Kamu udah makan siang?" tanya  Bang Ical sambil mengantar Alea ke lemari pendingin.

"Udah, kan disekolah dapet makan siang sebelum pulang."

"Pasti bentar lagi kamu laper lagi. Aku tadi beli sandwich di deket sini. Kamu ambil ya? Aku taruh di deket galon air."

"Eh baik banget loh abang ku ini. Makasih Bang Ical."

Alea segera mengerjakan tugasnya. Botol minuman yang telah dingin dia taruh di depan dan yang baru dia taruh di belakang. Alea mengerjakannya dengan teliti jangan sampai dia kena tegur oleh manager mini market.

"Alea, saya pulang ya. Jangan lupa meja kasirnya?" kata pak Adi saat beliau mau pulang.

"Iya pak. Hati-hati dijalan," jawab Alea sedikit berteriak.

Kalau siang begini, mini market sedikit sepi. Tapi akan mulai rame saat sore setelah jam kuliah banyak yang berakhir.

Ya, Alea bekerja di sebuah mini market di dekat kampus yang yayasannya sama dengan sekolahnya. Universitas Don Joshua.

Alea senang bekerja di sini, selain ini juga kampus incarannya, dia terkadang di beri waktu oleh teman kerjanya untuk belajar sebentar mengerjakan tugas sekolahnya saat toko sepi.

"Selamat sore, selamat datang, selamat berbelanja," sapaan khas mini market Alea saat pengunjung datang. 

Alea masih berkeliling melihat stok barang yang kosong di rak. Dia mencoba untuk membantu Bang Ical menata barang.

"udah kamu deket kasir sana, pengunjungnya mulai banyak loh," kata Bang Ical.

"Ok bang, Alea tinggal ya."

Alea mulai berdiri di belakang meja kasir, dia menunggu pembeli datang. Alea menata barang dagangan di depan meja kasirnya.

"Mbak," kata seorang gadis memanggil Alea.

"Eh iya," kata Alea menerima keranjang belanjaan dari pembeli.

Alea dengan cekatan menaruh barang belanjaan di atas mesin scan barang yang langsung bisa membaca harga dari barcode barang. 

"Cuma ini aja mbak? Ada mau tambah roti ato coklatnya mungkin, mumpung lagi diskon?" tanya Alea.

"Ga mbak, ama pulsa aja 50 ribu."

Alea menyodorkan sebuah kertas agar pembeli bisa menuliskan nomernya.

"Sudah semua ya mbak, totalnya 234.300 rupiah," kata Alea sambil tersenyum.

"200 nya jangan dikasih permen ya, mbak."

"Ga usah khawatir mbak, kita ga sedia permen di meja kasir. Kita punya kembalian pas. Uangnya 250 ribu ya mbak," kata Alea menjelaskan.

"Silahkan mbak kembaliannya, selamat belanja kembali."

Pelanggan terus mengantri di meja kasir. Bang Ical membantu Alea dengan membuka mesin kasir satu lagi agar pekerjaan makin cepat. Pada jam segini memang jam yang sangat hactic buat mini market Alea yang ada di area sekitar kampus.

"Selamat sore, cuma ini aja?" kata Alea.

"Iya," kata pelanggan itu sambil mengulurkan uang 50 ribuan.

"Kembaliannya pake senyum boleh ga?" kata pelanggan itu.

Alea merasa risih dengan ucapan sang pelanggan. Dia mengangkat kepalanya ingin melihat wajah tengil pembeli kurang ajar itu.

"Keanu?" kata Alea kaget melihat sosok tampan teman sekelasnya.

"Hai Alea, kamu kerja disini?" tanya Keanu.

"Iya, aku part time disini. Ini belanjaan ama kembaliannya," Alea menyodorkan barang belanjaan Keanu.

"Bisa bantuin aku manasin makanan?" tanya Keanu sambil mengangkat tangannya yang memegang sebuah kotak makanan cepat saji.

Alea hanya menganggukkan kepalanya. Setelah meninta ijin pada Bang Ical, dia segera pergi menemani Keanu menuju ke microwave.

"Udah lama kerja disini?" tanya Keanu yang sedang di bantu Alea memanaskan makanannya di microwave.

"Lumayan, udah 3 bulan."

"Oh, kamu ga malu kalo nanti ada teman sekolah yang tau kamu kerja disini?"

"Kenapa mesti malu. Aku kerja halal kok, aku ga melakukan kejahatan. Dan jujur aku bangga, meskipun aku ga ikut les kaya kalian, tapi prestasi ku di sekolah masih di atas kalian semua. Eh maaf, aku ga bermaksud sombong."

"Ga papa. Emang itu kenyataannya mau gimana lagi."

"Eh ya, kamu mau ke mana? Kok bawa pake baju basket begini?"

"Malam ini ada pertandingan persahabatan dengan anak kampus. Dateng yuk, liat aksi temen-temen sekolahmu main."

"Temen?" Alea menarik nafas panjang, "Kayanya aku ga punya teman di sekolah deh. Temen ku cuma Kamila dan kadang di tambah Radit. Yang lain... entahlah."

"Kalo gitu aku boleh jadi temen mu?" kata Keanu sambil mengulurkan tangannya.

Alea melihat ke arah Keanu, dia seolah tidak percaya dengan uluran tangan Keanu.

"Kenapa? Kamu milih temen?" tanya Keanu yang merasa tangannya tidak mendapatkan respon.

"Ga gitu, tapi sekolah kita kan..." Alea menggantung kalimatnya.

"Kasta? Ga usah ikuti aturan kaya gitu. Aku ga pernah suka, dan aku juga ga tau siapa yang memulai. Lagian ada untungnya kamu temenan ama aku, Clarissa ga akan berani jahilin kamu lagi hmmm." Keanu menaikkan kedua alisnya.

Alea dengan ragu menerima uluran tangan Keanu, "Kita berteman karena kamu orang baik, bukan karena takut Clarissa."

"Gitu donk. Keanu," kata Keanu memperkenalkan diri.

"Alea," jawab Alea sambil tersenyum. Dia senang, dia bisa mendapatkan teman satu lagi di sekolah. Seorang teman yang sangat tampan.

"Kean, buruan... Lama amat sih!!" seseorang memanggil Keanu di pintu masuk mini market.

"Eh iya bentar. Aku pergi dulu ya, ini buat kamu," kata Keanu sambil memberikan plastik belanjaannya ke Alea.

"Nanti aku kesini lagi," kata Keanu sebelum dia keluar dari toko.

"Eh Kean aku..." Alea terlambat menjawab kalo dia tidak sampai malam di tempat ini, karena dia akan pindah tempat kerja sebentar lagi.

***

Alea pamitan ke Bang Ical saat dia mau pulang. Pekerja pengganti juga sudah datang. Alea harus segera pergi ke restoran fast food di pusat keramaian. Saat jam makan malam begini, restoran akan penuh.

"Bang, Alea pergi ya?" kata Alea berpamitan.

Alea harus berjalan sampai ke halte yang ada di depan kampus. Dia akan naik bus dari halte depan kampus ke tempat kerjanya selanjutnya. Tidak terlalu jauh tempatnya, hanya perlu 10 menit menggunakan bus sudah sampai, kalau berjalan pun hanya membutuhkan waktu 30 menit.

Alea membawa kantong belanja milik Keanu tadi. Ada susu kotak, air mineral dan roti bahkan uang kembalian belanjanya juga masih di dalam kantong belanja. Ramen yang tadi di panasi di mini market juga di tinggal.

Sesaat setelah sampai di restoran cepat saji itu, Alea tidak punya waktu untuk beristirahat. Dia hanya bisa meletakkan barang dan berganti pakaian secepatnya.

"Alea antarkan ke meja 8 ya?"

"Ok, siap!" kata Alea kencang karena kondisi restoran memang cukup ramai.

"Alea habis ini bersihkan meja ini ya," kata teman pelayan setelah Alea dia selesai meletakkan pesanan pelanggan.

Alea sedang membersihkan meja saat seorang pelanggan baru datang, seorang ibu muda dengan anaknya yang masih berusia sekitar 13 tahunan.

"Sebentar bu, saya bersihkan dulu mejanya," kata Alea.

"Saya titip anak saya dulu ya. Saya mau ke toilet." kata ibu itu sambil menyuruh anaknya duduk sedang Alea membersihkan meja.

Gadis kecil itu nampak sedang memainkan ponselnya. Ibunya datang tepat saat Alea selesai membersihkan meja.

Alea kembali ke dapur, dia menunggu perintah pengiriman makanan.

"Alea cantik, ini meja 3," kata pegawai dapur sambil memberikan nampan.

"Ok Pak Rudi."

Alea segera keluar dan mengantar makanan. Setelah dia meletakkan pesanan di meja 3 tiba-tiba terdengar suara teriakan dari salah satu sudut restoran.

"Aaawww panas ma, panas banget!!" teriak seorang gadis yang duduk bersama mamanya.

Meja tempat gadis yang tadi mejanya di bersihkan Alea. Sepertinya tubuh gadis itu terkena tumpahan sup panas yang tidak sengaja tersenggol tangan pelayan lain.

"Ayo cepat ikut saya. Nanti biar lukanya ga makin parah," kata Alea sambil menggandeng gadis itu ke kamar mandi.

Alea segera membuka baju anak itu di daerah perutnya yang terkena siraman sup panas.

"Apa yang kamu lakukan ke anak saya!!" kata ibu itu sedikit marah melihat Alea membuka baju anaknya dan menyiramkan air ke tubuh anak gadisnya dengan menggunakan semprotan kloset.

"Pertolongan pertama, bu"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • First Love   Memulai Lomba

    Hari pertandingan pun di mulai. Alea yang pagi ini berangkat ke sekolah di jemput oleh Nathan pun hanya mencoba menghafalkan pelajaran yang sudah dia pelajari selama ini.Nathan tidak berani mengganggu Alea dalam menghafal dia hanya memberikan satu tangannya agar bisa dimainkan oleh Alea seperti biasanya. Alea terus berkonsentrasi dan hampir tidak mengajak bicara Nathan sedikitpun.Alea mencoba untuk terus menghafal sampai mereka masuk ke dalam area sekolah. Saat mobil Nathan sudah parkir, dia baru sadar kalau dari tadi dia sedang bersama dengan Nathan.“Ya ampun Nathan ... maaf ya. Dari tadi aku diemin kamu,” ucap Alea tidak enak.“Santai aja. Ga papa kok. Aku tau kamu lagi prepare banget sekarang kan. Santai aja, Lea,” jawab Nathan sambil tersenyum.“Maaf ya. Harusnya kita ngobrol dan aku juga harus nanyain soal persiapan kamu juga. Eeh aku malah egois gini.”“Ga papa. Justru nanti kalo kamu ngobrol ama

  • First Love   Tatapan Yang Membuat Canggung

    “Kamu bolos kelas?” tanya Nathan“Aku ga bisa konsen di kelas. Aku kangen kamu. Aku ga bisa belajar.”“Pasti kamu kangen tangan aku ya? Hmm jangan-jangan kamu mau baikan ama aku biar kamu bisa belajar buat olimpiade kan? Trus kalo kamu udah menang, ntar kamu bakal lupain aku lagi. Gitu ya?”“Ya ampun Nathan ... kamu kok jadi pinter sekarang. Pasti kamu ketularan aku ya. Dulu kayanya kamu ga sepinter ini deh. Aku jadi salut kamu sepinter ini. Sampe bisa nebak isi pikiran aku lho.”“Anak songong,” ucap Nathan sambil menjentik kening Alea dengan jarinya.“Aduuh sakit.”“Sakit? Aku sembuhin ya.”Alea mengangguk manja. Dia seolah mengerti bagaimana Nathan akan menyembuhkannya. Dia seolah ingin terus bermanja pada pemuda itu.Alea ingin menebus semua waktunya yang kemarin dia habiskan tanpa Nathan. Dia ingin menebus semuanya sampai habis dan tidak bersisa.

  • First Love   Permainan Hati

    Alea dan Nathan memutuskan untuk kembali ke rumah Luna. Luna sudah kehilangan mood-nya untuk dia pergi bermain di luar. Dia ingin pulang dan merebahkan dirinya santai di rumah. Dia juga malas berbicara dengan Nathan.Nathan yang masih kegirangan karena Alea menyatakan kecemburuannya dengan sangat jelas pun menjadikan Nathan sangat senang. Dia merasa Alea sudah menyatakan perasaannya, hanya saja dia masih menjaga gengsi sampai olimpiade selesai.Mobil Nathan berhenti di sebuah taman yang sedang ramai dengan pengunjung. Ada banyak anak-anak muda dan juga anak-anak harta orang tua yang sedang melakukan berbagai aktivitas di taman tersebut. Alea mengamati satu-persatu aktivitas orang yang ada di taman tersebut. Pandangan Alea tertuju pada satu aktivitas yang ingin dia lakukan.“Tunggu!” teriak Alea saat Nathan hendak melajukan mobilnya.“Ijo sayank lampunya. Di marahin orang kita nanti,” ucap Nathan sambil tetap melajukan mobil.A

  • First Love   CFD

    Alea sedang menyiram tanaman di depan rumahnya. Dia menyapa para tetangganya yang lewat di depan rumahnya untuk sekedar berjalan pagi. Maklum hari ini kan hari minggu jadi warga di komplek Alea sering berolah raga di sekitar lingkungan rumah Alea."Mbak Alea, itu bunganya pada seger-seger. Kaya hati yang nyiram," kata seorang tetangga Alea."Bisa aja loh. Sehat bu?""Sehat Mbak Lea. Sekarang udah enak di rumah ya.""Alhamdulillah bu, lebih nyaman."Alea melanjutkan menyiram bunga. Terkadang dia juga menebang batang yang jelek serta memotong rumput di sekitar."Mbak, kalo mau potong rumput bisa minta tolong Pak Eko. Dia mau kok, kalo pas ga kerja nyambi beberes," sapa tetangga lainnya."Pak Eko satpam bu?""Iya. Seikhlasnya tapi hasilnya bagus. Punya saya beberapa hari kemaren di bersihin Pak Eko.""Eh iya deh, ntar saya minta tolong Pak Eko."Alea meneruskan pekerjaannya. Selain mengurus kebun rumahnya, dia juga m

  • First Love   Memulai lagi

    Alea berkeliling di toko buku, dia sedang mencari buku yang dia cari. Dia sudah menyusuri tiap rak tapi tidak menemukannya juga.Bahkan Alea bertanya ke pelayan di sana tapi ternyata bukunya tidak tersedia. Dia menjadi sedikit bingung saat ini."Ga ada bukunya?" tanya Nathan."Ga ada. Bentar ya, aku mau cari novel," kata Alea sambil berjalan ke rak novel.Alea melihat satu persatu novel yang di pajang di sana. Nathan juga tampak sedang serius membaca sebuah buku."Oh, jadi gini caranya. Kira-kira bakalan aneh ga ya ntar?" kata Nathan."Ah yang penting usaha dulu." kata Nathan sedikit meyakinkan dirinya.Dia meletakkan buku di tangannya. Buku tentang menaklukkan seorang cwe. Nathan sampai membutuhkan panduan untuk menaklukkan hati Alea."Kita pulang yuk?" kata Alea setelah dia mendapatkan novel yang dicarinya.Nathan berusaha membayari belanjaan Alea, tapi Alea menolaknya. Nathan membuang nafasnya kesal. Dia mera

  • First Love   Memulai lagi itu sulit

    Alea jalan ke kantin utama bersama teman-temannya di club sains. Mereka baru saja selesai belajar bersama."Alea," panggil Kamila."Mila... kok cemberut, kenapa?" tanya Alea saat melihat temannya itu sedikit menekuk wajahnya saat melihatnya."Aku kaya kamu lupain. Kamu udah dapet temen baru di club sains," kata Kamila sedikit protes."Kok ngomongnya gitu sih. Ga kok, aku ga lupain kamu, cantik. Tapi kan emang selasa aku udah harus tes. Maaf ya?""Hehehee... aku becanda kok. Kita makan yuk. Menunya hari ini sop jamur, aku ga suka," kata Kamila sambil memamerkan barisan giginya yang rapi."Aku suka, aku mau sup kamu ya."Alea dan Kamila duduk di meja mereka. Tampak Nathan dan genk super boy's nya sedang berkumpul di satu meja. Mereka tampak sedang asik ngobrol sambil bercanda.Nathan melihat Alea yang sedang duduk di sebrang mejanya. Dia terus menatapnya seolah ingin segera mendatangi gadis itu."Samperin sana, bilang makasih

  • First Love   Sebuah Keadilan

    "Lea, ditunggu di ruangan kepala sekolah lu sekarang," kata salah satu teman Alea yang di temui Alea saat dia hendak menuju ke kelasnya."Ada apa?""Ga tau, lu ke sana aja."Alea meletakkan tas di dalam kelas dan segera ke ruangan kepala sekolah. Dia bertemu Keanu dan Raka di dalam kelas."Hai Alea, gimana keadaan kamu hari?" sapa Keanu saat melihat Alea masuk ke kelas."Baik," jawab Alea singkat. Alea segera pergi lagi keluar kelas untuk menemui kepala sekolah di ruangannya.Tok tok tokAlea mengetuk pintu ruang kepala sekolah. Setelah di ijinkan masuk, Alea pun membuka pintu dan melihat di dalam ada Clarissa yang di dampingi seorang perempuan paruh baya.Mungkin itu ibu Clarissa. Di sana juga ada Pak Regan sebagai wali kelas Alea dan tentunya kepala sekolah."Masuk sini, Lea," kata Pak Regan menyuruh Alea masuk.Alea duduk di kursi sebelah Pak Regan. Alea sudah mulai menebak, mungkin ini akan membahas hal yang terja

  • First Love   Usaha Untuk Mendapatkan Maaf

    Alea belajar bersama anak club sains. Mereka menerima Alea dengan baik. Alea menerangkan dan membantu teman-temannya belajar.Alea juga senang mendapatkan teman baru. Terkadang Alea masih sedikit merintih karena luka di tangannya masih perih. Apa lagi dia harus banyak menggunakan tangannya."Lea, makasih ya udah bantuin. Besok main sini lagi ya. Cara nerangin kamu tuh lebih enak di mengerti, jadi gampang di inget," kata salah satu anggota club."Aku juga seneng kalo kalian bisa terima dengan semua kekurangan aku. Hmmm aku pulang duluan ya?"Alea membereskan barangnya. Dia berpamitan dan ingin segera beristirahat di rumah. Saat membuka pintu, Alea kaget, Nathan sudah berdiri di depan pintu bersandar pada dinding.Nathan hanya melihat Alea. Pandangan mata mereka bertemu sejenak sebelum Alea melangkahkan kakinya meninggalkan Nathan. Tapi Nathan terus mengikuti Alea. Ke mana pun Alea pergi, Nathan berjalan di belakangnya."Lea, Nathan di b

  • First Love   Sebuah Perlindungan

    "Aaaaaa!!!" teriak Alea saat pumps shoes mahal Clarissa menginjak jari-jari Alea.Clarissa sengaja sedikit memutar heels pumps shoesnya di atas jari Alea."Gw benci tangan lu yang berani mainin tangan Nathan.Tangan murahan dan kotor lu, ga pentes memegang tangan Nathan!!" kata Clarissa dengan kebencian yang sudah sangat memuncak.Alea menangis makin tersedu menahan sakit di tangannya."Ampun Clarissa. Aku masih butuh tangan ku. Lepas Clarissa," Alea memohon ke Clarissa."Apa? Gw ga denger. Bisa ulangi lagi?""Aaaa!!!! Ampun Clarissa. Tangan ku. Lepasin tangan ku!!" teriak Alea menahan tekanan di atas tangannya."Kalo lu masih deket ama Nathan lagi. Ini akan bisa lebih parah lagi. Ngerti lu!!"Clarissa dan kelompoknya meninggalkan Alea sendirian menangis di sana. Shiren memposting foto Alea yang amburadul di grup kelasnya. Alea menangis sambil memegangi tangannya yang terluka."Dengan tangan kaya gini gimana aku akan i

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status