Home / Romansa / Fitnah untuk suamiku / Bab 2. Hilangnya kepercayaan

Share

Bab 2. Hilangnya kepercayaan

Author: Eka Sa'diyah
last update Last Updated: 2022-07-22 13:12:49

Lita kembali terngiang atas bukti perselingkuhan suaminya, meski di dalam hatinya bertolak belakang. Ingin sekali Lita tak mempercayainya namun terdapat bukti yang sangat menguatkan jika Radit tengah berselingkuh bahkan sampai tidur berdua bersama wanita itu.

"Mas, apakah itu benar kau?" Lita mengusap foto yang tengah dia pegang. Mengingat kepolosan Radit membuatnya kembali mengalirkan air mata. 

"Mas, ingin rasanya aku percaya. Namun ternyata sangat sulit bagiku!" Air mata Lita lolos begitu saja bahkan semakin deras.

Malam ini Radit tidak pulang ke rumah dan membuat Lita semakin khawatir dengan kebenaran tentang bukti perselingkuhannya.

Keesokan harinya, 

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu rumahnya dan seseorang yang dia kenal sudah berada di depan pintu.

"Candra."

"Iya, Om Dodi menyuruhku menjemputmu karena ada sesuatu yang harus dibicarakan. Ayo kita ke rumah orang tuamu," Candra diutus oleh kedua orang tua Lita untuk menjemputnya, sekalogus dengan rencana supaya Candra dan Lita bisa mulai dekat.

"Tapi aku akan bekerja, Cand," Lita berusaha mengelak permintaan Candra.

"Om Dody sudah mengabari pihak HRD tempatmj bekerja, Lita." 

Tanpa pikir panjang, akhirnya Lita pun pergi ke rumah orang tuanya bersama dengan Candra. Sepanjang perjalanan Candra asik mengajak bicara Lita namun Lita hanya membalas sekenanya saja.

*

*

Radit berjalan dengan gontai saat keluar dari hotel tersebut. Pikirannya sedang kalut dengan apa yang menimpa padanya apalagi semalam dirinya tidak pulang dan tidak mengabari Lita. 

"Ah! Sial sekali nasibku, kenapa aku harus tidur dengan gadis itu?" Radit merenungi perbuatannya barusan.

"Seingatku, aku sedang minum kopi sambil menunggu motorku dicuci. Tapi mengapa aku bisa berada di hotel bersama gadis yang tak kukenal?" Radit berusaha mengingat kejadian yang telah menimpanya.

"Wanita itu juga mengancamku agar aku bertanggung jawab. Tapi aku sendiri tak yakin dengan kejadian itu," Radit berusaha mengingat ingat lagi. Namun semakin diingat kepalanya semakin pusing. 

"Lita! Astaghfirullah, bagaimana dengan Lita? Bagaimana jika dia mengetahui kejadian ini?" Radit mulai khawatir jika istri tercintanya tak mencintainya lagi. Bagi Radit, Lita adalah pujaan hatinya. Meski berbeda kasta tetapi Radit sanggup meluluhkan hati Lita dengan sikap kesederhanaannya.

"Aku harus cepat pulang, tapi motorku dimana?" Radit kembali teringat motornya yang barusan lunas dari dealer setelah 36 bulan dia mengangsurnya.

"Ah, biarkan! Yang penting aku harus pulang dan bertemu dengan Lita sebelum semua terlambat berakhir." Gegas Radit menyetop angkot dan menuju ke alamat rumah sederhana miliknya, yang dia tempati bersama istri pujaannya. 

"Semoga tak terjadi apapun di rumah," harapan yang dilontarkan oleh Radit ketika berada di dalam angkot. Sekitar lima belas menit angkot sudah berada di depan kediaman sederhananya. Dengan cepat Radit segera keluar setelah membayar angkot yang ditumpanginya.

"Ah! Ada sandal Lita, semoga tak terjadi apa - apa," Radit merasa lega ketika melihat sepasang sandal Lita teronggok di rak alas kaki.

Tok tok tok

"Assalamu alaikum," Radit mengetuk pintu dan mengucap salam, berharap jawaban dari seseorang yang dicintainya. Namun hanya keheningan yang didapatkan.

"Lita, ini mas pulang," Radit kembali bersuara setelah salam yang diucapkan tak mendapat jawaban.

"Lita!" Radit berusaha memanggil istrinya. Namun tetap saja hanya keheningan yang didapat.

"Cari Mbak Lita, Nak Radit?" Ucap salah seorang perempuan paruh baya.

"Iya, Bu Romlah! Apakah Bu Romlah tahu istri saya? Apakah dia keluar?" Radit memberondong pertanyaan pada Bu Romlah.

"Gini, nak Radit! Kemarin Ibu lihat Mbak Lita sedang pergi bersama lelaki. Saya kira itu Nak Radit, ternyata bukan," ucapan Bu Romlah semakin membuat Radit khawatir.

"Bersama lelaki, pasti Ayahnya, Bu," Radit mencoba mengusir rasa curiga pada Lita.

"Tetapi lelaki itu seusia Nak Radit," jawab bu Romlah.

"Emm, begitu ya bu, baiklah terimakasih infonya ya, Bu," Radit merasa ada yang aneh dengan bu Romlah. 

"Baiklah! Ibu ke pasar dulu nak Radit,: Bu Romlah kemudian melangkahkan kakinya menuju ke pasar. Sambil menyunggingkan senyum liciknya, ternyata Bu Romlah diajak kerja sama dengan Candra supaya Bu Romlah bicara seperti ini dengan Radit.

Radit memasuki rumahnya dan merebahkan badannya di atas ranjang. Berharap ini semua hanyalah mimpi. Mimpi yang paling buruk baginya.

"Lita, apa benar yang dikatakan Bu Romlah tadi? Kau pergi bersama lelaki lain," Radit menatap langit - langit kamarnya.

Drrttt drtttt

"Ya, hallo," Radit menjawab panggilan tak dikenalnya.

"...."

"Apa? Saya dipecat?" Radit terkejut dengan kabar yang barusan dia dapatkan.

"......"

"Maaf, tapi itu fitnah!" Radit masih berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"...."

"Baiklah, saya mengerti," Radit menutup panggilannya dengan perasaan kesal.

"Mengapa jadi seperti ini?" Radit mengusap rambutnya dengan kasar.

"Aku mendapatkan masalah yang tak pernah ku lakukan, Lita juga pergi dengan lelaki lain. Dan sekarang aku dipecat karena wanita gila itu telah menyebarkan foto itu sehingga bos tahu foto menjijikkan itu!" 

"Astaghfirullah... astaghfirullah. Apa yang terjadi dengan hambamu ini ya Allah," Radit mengusap wajahnya. Masalah belum selesai, sudah keluar masalah baru.

"Dimana Lita sekarang? Aku harus bertemu dengan Lita." Gegas Radit memesan ojek online untuk menuju ke rumah Lita dan membicarakan apa yang tengah terjadi. 

Tak butuh waktu lama, Radit sudah sampai di kediaman keluarga Lita. Dengan ragu namun tetap dipaksakan, Radit memberanikan diri untuk menekan bell di samping pintu kediaman keluarga Lita. Tak lama terlihat pria paruh baya dengan angkuhnya membuka pintu.

Bugh...bugh

Dua pukulan mendarat ke perut Radit yang semenjak pagi belum diisi apapun.

"Dasar, Lelaki bajingan! Tega sekali kau melakukan hal sebejat itu!" Makian yang terlontar dari mulut Pak Dodi yang sebenarnya sangat bahagia dengan keadaan rumah tangga anak dan menantunya.

"Maafkan saya, ayah! Saya bisa jelaskan!" Radit berusaha menjelaskan apa yang terjadi. 

"Tak perlu dibicarakan lagi! Fotomu juga sudah menyebar kemana - mana! Cepat ceraikan Lita jika kau tak ingin kujadikan makanan anjing!" Makian kembali terlontar dari mulut Pak Dodi.

"Sudah, Ayah! Biarkan Lita bicara dengan Mas Radit sebentar!" Lita tiba - tiba keluar dan menghampiri Radit.

"Mas! Apakah itu benar perbuatanmu?" Pertanyaan Lita gang sangat sulit untuk Radit jawab.

"Maaf, Lita. Mas akan jelas....

"Cukup! Sudah terdengar dari ucapanmu jika itu benar! Sekarang pergilah, nikahi dia!" Kilatan mata marah dari Lita yang diarahkan kepada Radit.

Tulang - tulang Radit seakan luruh ketika mendengarkan kebencian dari Lita atas perselingkuhan yang telah tersebar. Terlebih lagi Lita sudah mengetahui foto saat dirinya bersama dengan wanita lain.

"Lita! Mas bisa jelaskan! Itu tidaklah benar!" Radit berusaha mengelak.

"Ceraikan aku!" Ucapan Lita bagaikan sembilu yang menembus jantung Radit.

"Maaf, aku tak bisa! Hanya kau yang kucintai, Lita!" Jawab Radit.

"Tetapi kau juga sudah menghianati pernikahan kita, Mas! Lebih baik kita sendiri - sendiri saja!" Ucapan Lita membuat persendian Radit terasa lumpuh seketika. Lita segera meninggalkannya yang masih diam terpaku atas ucapannya.

"Pergilah dan jangan kembali!" Pak Dodi mendorong Radit sampai terjatuh dan segera menutup pintu rumahnya.

"Tapi, ayah! Saya tidak melakukan hal itu, itu fitnah!" Radit mengetuk pintu berharap mendapat kesempatan untuk menjelaskan semuanya, namun usaha hanya usaha. Hasilnya nihil, tak ada satupun yang peduli padanya.

"Aku harus mencari bukti jika aku tak bersalah!" Gumam Radit dalam hati, kebahagiaan yang ingin dia rasakan sampai akhir hayat bersama Lita terancam gagal karena fitnah yang dialaminya. Radit berjalan dengan gontai, rasa lelah dan lapar yang menghinggapinya mendadak  hilang sempurna setelah mendapatkan ucapan Lita. Istri yang sangat dikasihinya sudah tidak percaya lagi dengannya setelah tersebarnya foto tersebut.

"Brak!" 

Seseorang terlempar karena tertabrak sebuah mobil pick up dengan kecepatan tinggi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 33. Hati Sherly Rapuh

    Perjalanan dari Ranukumbolo kini dilanjutkan ke bukit cinta. Bukit yang dikenal karena mirip seperti gambar hati."Sepertinya kita hanya bisa sampai di sini saja! Cuaca sedang tidak bagus. Dari pada nanti ada kejadian yang tidak diinginkan diatas sana lebih baik kita turun saja." Langit terlihat sangat gelap dan tidaklah mungkin melanjutkan pendakian hingga ke Arcopodo. Radit dan Sherly setuju dengan instruksi Deni yang lebih peduli dengan keselamatan daripada melanjutkan tanpa tahu ancaman yang menghadang mereka."Baiklah. Tapi kita foto dulu ya!" Sherly mengambil gambar dan foto bertiga di depan Ranukumbolo dan foto di area bukit cinta bersama Radit. Malam ini mereka bermalam di area ranukumbolo sebelum kembali perijinan esok hari. Meski kecewa tidak bisa sampai puncak namun Sherly cukup senang bisa kembali hiking seperti dulu.Pagi menjelang, mereka mempersiapkan sarapan dan bekal. Sarapan terakhir yang dinikmati mereka bertiga sambil menatap indahnya danau di atas ketinggian. Tak

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 32. Rencana Lusi Gagal

    TingSebuah pesan dari Lusi terkirim ke ponsel Candra. Lusi mengirimkan foto kebersamaan Candra dengan Lita di teras rumah kediaman Lita dalam foto itu juga terdapat Fatma sedang asyik mengobrol bersama mereka. "Kau tahu apa yang akan kulakukan dengan kedua wanita ini Candra?" Candra sangat marah ketika membaca pesan yang dikirim oleh Lusi"Awas kamu, Lusi! Aku akan membuatmu menyesal jika sampai melukai mereka berdua!" Di seberang sana Lusi sangat puas sekali melihat Candra marah setelah membaca pesannya. Lusi merencanakan sesuatu supaya kita keluar sendirian dan membunuh Lita saat itu juga. " Lita sebentar lagi aku akan mendekatkan kamu kepada pemilik alam ini. Kamu tidak pantas bersanding dengan Candra. Dia adalah lelaki idamanku sejak dulu" "gumam Lusi disertai seringai licik ke arah foto LitaReno datang sambil membawa sekilas pistol yang nantinya akan digunakan untuk menembak Lita dari jarak jauh. Reno termasuk penembak yang sangat handal sehingga profesinya menjadi pembunuh

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 31. Lita Tertegun

    Chandra datang ke kamar Lita mendapati Lita yang tengah termenung di depan jendela"Lita, Apakah kamu merasa khawatir dengan skandal ini?" Candra berharap Lita tidak mengkhawatirkan soal ini"Tenang saja, Candra! Aku yakin jika sebentar lagi berita ini akan hilang begitu saja." Perasaan Candra sedikit lebih tenang namun teringat ancaman Lusi, Candra lebih mengkhawatirkan keamanan Lita. Candra tidak mau jika Lusi sampai bertemu dengan Lita. Candra tahu jika Lusi bukanlah wanita sembarangan. Lusi akan melakukan apapun asalkan hatinya puas sekalipun itu harus menyingkirkan orang untuk selama-lamanya. "Kenapa wajahmu tegang Candra?" Lita tidak tahu dibalik ketegangan Candra saat ini. "Oh tidak ada apa-apa, Lita. Aku hanya mengkhawatirkan keadaanmu saja dari wartawan-wartawan yang nantinya akan mengejar kamu. Kau tahu sendiri kan bahwa aku salah satu lelaki yang tergolong pengusaha sukses, Meskipun aku tetap berkolaborasi dengan orang tuaku karena bagaimanapun aku adalah penerus usaha ke

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 30. Mantan Candra

    Candra benar-benar berada di atas angin ketika Lita sama sekali tidak menolak pemberiannya bahkan ciuman di kening Lita tak ada penolakan sama sekali."Radit, kau pasti sakit melihat ini!" Candra meminta anak buahnya segera mengirimkan momen ini ke nomor Radit. Berharap Radit secepatnya bisa melupakan Lita sepenuhnya."Aku bahagia sekali, Candra." Candra begitu bahagia dengan kebahagiaan Lita saat ini. "Seandainya kamu sudah resmi bercerai maka aku akan melamarmu saat ini juga, Lita!" Lita terkesiap saat Candra membahas perceraiannya. Jujur saja Lita mulai jengah dengan perceraian ini meski ada rasa rindu kepada Radit."Tak perlu dibahas, Candra. Biarkan memgalir seperti air!" Lita merasa bersalah kepada Candra karena membuat Candra menunggu kepastian darinya."Baiklah, Maafkan aku!" Candra kembali mengulurkan tangannya dan kembali berdansa bersama Lita. Alunan musik syahdu menambah suasana romantis mereka berdua. Beberapa wartawan berdatangan dan mengambil gambar kebersamaan Lita d

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 29. Kejutan Dari Candra

    'Ternyata kamu masih menyimpan nama Radit dalam hatimu, Lita!" Gumam Candra dalam hati."Yuk, kita jalan-jalan!" Candra menggandeng tangan Lita menuntunnya masuk ke dalam mobilnya. Candra tetap saja belum bisa mendapatkan Lita seutuhnya, Lita masih menyimpan kenangan tentang Radit meski sudah difitnah habis-habisan oleh keluarganya.Candra mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali bercanda dan bergurau dengan Lita. Tak berapa lama, Candra dan Lita sudah sampai ke taman kota. Meski hanya sebuah taman tapi Lita begitu senang."Mas Radit, apa kau tidak rindu dengan taman kota yang sering kita kunjungi ini?" Gumam Lita dalam hati."Nih, Es krim!" Candra mengulurkan sebuah es krim untuk Lita yang sedari diam menatap air mancur yang ada di taman kota."Apakah ada kenangan dengan air mancur ini?" Candra ingin tahu dengan arti tatapan Lita ke arah air mancur ini."Tidak ada apa-apa, hanya kenangan dengan .."Radit?" Lita tersenyum dan mengangguk pelan. Candra hanya menghela nafa

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 28. Kecurigaan Fatma

    Fatma berjalan kesana kemari menunggu kedatangan Dodi malam ini. Sampai larut malam, Dodk belum juga pulang hingga membuat Fatma tidak bisa tidur. Dodi selalu menyimpan kebiasaannya rapat-rapat dari Fatma."Kemana dia?" Fatma mondar-mandir di ruang tamu sambil menunggu Dodi pulang dari rencananya merusak beberapa alat di lokasi pembangunan."Kenapa perasaanku tidak enak?" Fatma merasa sesak di dadanya, berharap tidak terjadi apa-apa pada suaminya.Hingga menjelang dini hari, Dodi belum juga menunjukkan kedatangannya dan semakin membuat Fatma khawatir. Fatma berusaha menghubunginya namun ponselnya sedang tidak aktif.Tepat pukul delapan pagi, mobil Dodi muncul dan penampilannya juga begitu kusam tidak seperti biasanya. Bahkan langkahnya begitu gontai karena akibat pengaruh minuman beralkohol."Mas, kamu darimana?" Fatma menghampiri Dodi namun Dodi memilih membuang muka dari Fatma."Mas, aku semalaman menunggumu!" Fatma terus saja mengekori Dodi sampai ke kamar mereka."Mas, jawab aku!

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 27. Gangguan

    Kabar absennya Radit dan Deni beberapa hari terdengar oleh Dodi dan Fatma. Kesempatan bagi mereka untuk merusak semua proyek yang dijalankan Radit."Cepat kerjakan semua permintaan kami!" Dodi menyuruh anak buahnya merusak beberapa alat berat yang digunakan dalam proses pembangunan proyek"Sebentar lagi Om Yusman akan menendang Radit karena telah membuatnya rugi besar, hahahah," suara Dodi terdengar nyaring di ruan kerja Dodi.Dodi mempersiapkan semuanya untuk nanti malam yaitu merusak beberapa bahan dan alat berat yang ada di lokasi pembangunan dengan harapan supaya Radit gagal."Sebesar apapun caramu, aku akan menggagalkannya, Radit!" Dodi meminum segelas kecil wine yang harganya cukup mahal.Kali ini Dodi mengawasi secara langsung mereka bekerja untuk merusak alat di malam hari. Dodi bahkan tidak curiga sama sekali jika dirinya dan semua anak buahnya sedang diawasi Om Yusman secara langsung dan beberapa anak buah Deni secara sembunyi - sembunyi.Dodi berkacak pinggang di samping mo

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 26. Senyum Bagai Oase

    Usai mendirikan tenda, Radit membantu Deni menyiapkan makanan untuk mereka bertiga. Hanya menu sedehana namun akan terasa nikmat jika disantap saat lapar. Radit memasak sarden instan dan Deni menanak nasi sedangkan Sherly merebus air yang akan digunakan menyeduh teh dan kopi."Sherly, Kakak sudah bilang denganmu. Kamu tidak udah ikut menyiapkan makanan atau minuman, ini tugas laki-laki kalau di gunung!" Deni meminta Sherly membatalkan keinginannya untuk membantunya."Sherly kan cuma mau bikin kopi aja, Kak. Lagian juga ini mudah!" Begitulah Sherly dengan sikap keras kepalanya. Apapun yang diinginkan harus dilakukannya. Sherly mengambil tiga buah mie instan siap seduh untuk mereka bertiga sambil menunggu makanan siap."Ini untuk Kak Deni dan ini untuk Kak Radit," Sherly memberikan mie seduh untuk mereka berdua sembari menunggu nasi matang dan sarden siap."Terimakasih, Sherly. Kamu memang top!" Radit mengacungkan ibu jarinya kepada Sherly disertai senyuman yang selalu saja membuat Sher

  • Fitnah untuk suamiku    Bab 25. Petualangan

    Keesokan harinya, mereka bertiga menuju dari basecam ke pos perijinan ranu pane usai sarapan. Udara di pagi hari sungguh menyegarkan karena terletak di ketinggian 2100 mdpl. Radit menghirup nafas dalam - dalam untuk menikmati udara segar di ranu pane. Semua masalah yang menjadi bebannya kini berangsur menghilang. "Kak, kita kesana yuk! Sambil nunggu Kak Deni antri di perijinan," Sherly mengajak Radit ke sebuah danau yang tak jauh dari lokasi perijinan. Danau yang indah disertai hijaunya pohon dan air yang bening."Cantik," Radit takjub dengan keindahan danau yang ada di ranu pane. Kesejukan udara membuat pikiran jauh lebih tenang, ditambah lagi dengan keindahan."Udara dan cuaca akan lebih dingin jika musim kemarau, Kak. Embun-embun akan membeku seperti salju, suhunya bisa mencapai minus empat derajat celsius," Sherly menatap keindahan danau ranu pane. Danau yang ada di sepanjang perjalanan menuju ke semeru menjadi tempat paling favorit bagi Sherly. Tempat yang selalu membuatnya lup

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status