Share

Bab 2. Hilangnya kepercayaan

Lita kembali terngiang atas bukti perselingkuhan suaminya, meski di dalam hatinya bertolak belakang. Ingin sekali Lita tak mempercayainya namun terdapat bukti yang sangat menguatkan jika Radit tengah berselingkuh bahkan sampai tidur berdua bersama wanita itu.

"Mas, apakah itu benar kau?" Lita mengusap foto yang tengah dia pegang. Mengingat kepolosan Radit membuatnya kembali mengalirkan air mata. 

"Mas, ingin rasanya aku percaya. Namun ternyata sangat sulit bagiku!" Air mata Lita lolos begitu saja bahkan semakin deras.

Malam ini Radit tidak pulang ke rumah dan membuat Lita semakin khawatir dengan kebenaran tentang bukti perselingkuhannya.

Keesokan harinya, 

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu rumahnya dan seseorang yang dia kenal sudah berada di depan pintu.

"Candra."

"Iya, Om Dodi menyuruhku menjemputmu karena ada sesuatu yang harus dibicarakan. Ayo kita ke rumah orang tuamu," Candra diutus oleh kedua orang tua Lita untuk menjemputnya, sekalogus dengan rencana supaya Candra dan Lita bisa mulai dekat.

"Tapi aku akan bekerja, Cand," Lita berusaha mengelak permintaan Candra.

"Om Dody sudah mengabari pihak HRD tempatmj bekerja, Lita." 

Tanpa pikir panjang, akhirnya Lita pun pergi ke rumah orang tuanya bersama dengan Candra. Sepanjang perjalanan Candra asik mengajak bicara Lita namun Lita hanya membalas sekenanya saja.

*

*

Radit berjalan dengan gontai saat keluar dari hotel tersebut. Pikirannya sedang kalut dengan apa yang menimpa padanya apalagi semalam dirinya tidak pulang dan tidak mengabari Lita. 

"Ah! Sial sekali nasibku, kenapa aku harus tidur dengan gadis itu?" Radit merenungi perbuatannya barusan.

"Seingatku, aku sedang minum kopi sambil menunggu motorku dicuci. Tapi mengapa aku bisa berada di hotel bersama gadis yang tak kukenal?" Radit berusaha mengingat kejadian yang telah menimpanya.

"Wanita itu juga mengancamku agar aku bertanggung jawab. Tapi aku sendiri tak yakin dengan kejadian itu," Radit berusaha mengingat ingat lagi. Namun semakin diingat kepalanya semakin pusing. 

"Lita! Astaghfirullah, bagaimana dengan Lita? Bagaimana jika dia mengetahui kejadian ini?" Radit mulai khawatir jika istri tercintanya tak mencintainya lagi. Bagi Radit, Lita adalah pujaan hatinya. Meski berbeda kasta tetapi Radit sanggup meluluhkan hati Lita dengan sikap kesederhanaannya.

"Aku harus cepat pulang, tapi motorku dimana?" Radit kembali teringat motornya yang barusan lunas dari dealer setelah 36 bulan dia mengangsurnya.

"Ah, biarkan! Yang penting aku harus pulang dan bertemu dengan Lita sebelum semua terlambat berakhir." Gegas Radit menyetop angkot dan menuju ke alamat rumah sederhana miliknya, yang dia tempati bersama istri pujaannya. 

"Semoga tak terjadi apapun di rumah," harapan yang dilontarkan oleh Radit ketika berada di dalam angkot. Sekitar lima belas menit angkot sudah berada di depan kediaman sederhananya. Dengan cepat Radit segera keluar setelah membayar angkot yang ditumpanginya.

"Ah! Ada sandal Lita, semoga tak terjadi apa - apa," Radit merasa lega ketika melihat sepasang sandal Lita teronggok di rak alas kaki.

Tok tok tok

"Assalamu alaikum," Radit mengetuk pintu dan mengucap salam, berharap jawaban dari seseorang yang dicintainya. Namun hanya keheningan yang didapatkan.

"Lita, ini mas pulang," Radit kembali bersuara setelah salam yang diucapkan tak mendapat jawaban.

"Lita!" Radit berusaha memanggil istrinya. Namun tetap saja hanya keheningan yang didapat.

"Cari Mbak Lita, Nak Radit?" Ucap salah seorang perempuan paruh baya.

"Iya, Bu Romlah! Apakah Bu Romlah tahu istri saya? Apakah dia keluar?" Radit memberondong pertanyaan pada Bu Romlah.

"Gini, nak Radit! Kemarin Ibu lihat Mbak Lita sedang pergi bersama lelaki. Saya kira itu Nak Radit, ternyata bukan," ucapan Bu Romlah semakin membuat Radit khawatir.

"Bersama lelaki, pasti Ayahnya, Bu," Radit mencoba mengusir rasa curiga pada Lita.

"Tetapi lelaki itu seusia Nak Radit," jawab bu Romlah.

"Emm, begitu ya bu, baiklah terimakasih infonya ya, Bu," Radit merasa ada yang aneh dengan bu Romlah. 

"Baiklah! Ibu ke pasar dulu nak Radit,: Bu Romlah kemudian melangkahkan kakinya menuju ke pasar. Sambil menyunggingkan senyum liciknya, ternyata Bu Romlah diajak kerja sama dengan Candra supaya Bu Romlah bicara seperti ini dengan Radit.

Radit memasuki rumahnya dan merebahkan badannya di atas ranjang. Berharap ini semua hanyalah mimpi. Mimpi yang paling buruk baginya.

"Lita, apa benar yang dikatakan Bu Romlah tadi? Kau pergi bersama lelaki lain," Radit menatap langit - langit kamarnya.

Drrttt drtttt

"Ya, hallo," Radit menjawab panggilan tak dikenalnya.

"...."

"Apa? Saya dipecat?" Radit terkejut dengan kabar yang barusan dia dapatkan.

"......"

"Maaf, tapi itu fitnah!" Radit masih berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"...."

"Baiklah, saya mengerti," Radit menutup panggilannya dengan perasaan kesal.

"Mengapa jadi seperti ini?" Radit mengusap rambutnya dengan kasar.

"Aku mendapatkan masalah yang tak pernah ku lakukan, Lita juga pergi dengan lelaki lain. Dan sekarang aku dipecat karena wanita gila itu telah menyebarkan foto itu sehingga bos tahu foto menjijikkan itu!" 

"Astaghfirullah... astaghfirullah. Apa yang terjadi dengan hambamu ini ya Allah," Radit mengusap wajahnya. Masalah belum selesai, sudah keluar masalah baru.

"Dimana Lita sekarang? Aku harus bertemu dengan Lita." Gegas Radit memesan ojek online untuk menuju ke rumah Lita dan membicarakan apa yang tengah terjadi. 

Tak butuh waktu lama, Radit sudah sampai di kediaman keluarga Lita. Dengan ragu namun tetap dipaksakan, Radit memberanikan diri untuk menekan bell di samping pintu kediaman keluarga Lita. Tak lama terlihat pria paruh baya dengan angkuhnya membuka pintu.

Bugh...bugh

Dua pukulan mendarat ke perut Radit yang semenjak pagi belum diisi apapun.

"Dasar, Lelaki bajingan! Tega sekali kau melakukan hal sebejat itu!" Makian yang terlontar dari mulut Pak Dodi yang sebenarnya sangat bahagia dengan keadaan rumah tangga anak dan menantunya.

"Maafkan saya, ayah! Saya bisa jelaskan!" Radit berusaha menjelaskan apa yang terjadi. 

"Tak perlu dibicarakan lagi! Fotomu juga sudah menyebar kemana - mana! Cepat ceraikan Lita jika kau tak ingin kujadikan makanan anjing!" Makian kembali terlontar dari mulut Pak Dodi.

"Sudah, Ayah! Biarkan Lita bicara dengan Mas Radit sebentar!" Lita tiba - tiba keluar dan menghampiri Radit.

"Mas! Apakah itu benar perbuatanmu?" Pertanyaan Lita gang sangat sulit untuk Radit jawab.

"Maaf, Lita. Mas akan jelas....

"Cukup! Sudah terdengar dari ucapanmu jika itu benar! Sekarang pergilah, nikahi dia!" Kilatan mata marah dari Lita yang diarahkan kepada Radit.

Tulang - tulang Radit seakan luruh ketika mendengarkan kebencian dari Lita atas perselingkuhan yang telah tersebar. Terlebih lagi Lita sudah mengetahui foto saat dirinya bersama dengan wanita lain.

"Lita! Mas bisa jelaskan! Itu tidaklah benar!" Radit berusaha mengelak.

"Ceraikan aku!" Ucapan Lita bagaikan sembilu yang menembus jantung Radit.

"Maaf, aku tak bisa! Hanya kau yang kucintai, Lita!" Jawab Radit.

"Tetapi kau juga sudah menghianati pernikahan kita, Mas! Lebih baik kita sendiri - sendiri saja!" Ucapan Lita membuat persendian Radit terasa lumpuh seketika. Lita segera meninggalkannya yang masih diam terpaku atas ucapannya.

"Pergilah dan jangan kembali!" Pak Dodi mendorong Radit sampai terjatuh dan segera menutup pintu rumahnya.

"Tapi, ayah! Saya tidak melakukan hal itu, itu fitnah!" Radit mengetuk pintu berharap mendapat kesempatan untuk menjelaskan semuanya, namun usaha hanya usaha. Hasilnya nihil, tak ada satupun yang peduli padanya.

"Aku harus mencari bukti jika aku tak bersalah!" Gumam Radit dalam hati, kebahagiaan yang ingin dia rasakan sampai akhir hayat bersama Lita terancam gagal karena fitnah yang dialaminya. Radit berjalan dengan gontai, rasa lelah dan lapar yang menghinggapinya mendadak  hilang sempurna setelah mendapatkan ucapan Lita. Istri yang sangat dikasihinya sudah tidak percaya lagi dengannya setelah tersebarnya foto tersebut.

"Brak!" 

Seseorang terlempar karena tertabrak sebuah mobil pick up dengan kecepatan tinggi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status