Share

Bab 17

Hari ini sangat melelahkan. Aku baru saja sampai di apartement. Peninjauan salah satu proyek yang berlokasi di luar kota siang tadi, ma

embuatku tiba hingga larut malam di unitku.

Aku terheran melihat Bik Sum dan Giska belum juga tidur.

"Loh, Giska kenapa belum bobok, sayang?" tanyaku ketika masuk ke kamarnya.

"Aku nungguin Bunda."

"Kenapaa ...? Kan Bunda sudah bilang nggak usah ditungguin."

Aku membelai sayang anak perempuanku satu-satunya.

"Bunda ... Giska mau ketemu nenek. Ayah bilang nenek lagi sakit." Aku terkejut mendengar perkataan anakku.

"Kapan Giska ketemu Ayah ?"

"Nggak ketemu, Bunda. Tapi Ayah tadi telphon."

Sedikit lega rasanya. Ternyata Mas Agung hanya telphon. Tapi apa benar ibu sakit?

Aku tidak sampai hati menolak permintaan Giska untuk bertemu Ayah dan neneknya.

"Baiklah. Karena besok libur, kita ke rumah nenek besok ya." Giska tersenyum bahagia.

--------

Pagi ini aku sudah berjanji dengan Giska akan mengunjungi Ibu. Mengingat hari ini adalah hari libur,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (23)
goodnovel comment avatar
Tuti Lestari
bagus sih ceritanya, tapi makin super pelit nggak kayak judul lainnya puas bacanya. yg ini medit banget
goodnovel comment avatar
Kunti Geni
wah ada komenan saya dihapus
goodnovel comment avatar
Ani Wulandari
konnya terlalu mahal
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status