Share

BAB 11

“Nilai saham perusahaan sudah merosot sampai dua puluh persen, Tuan Muda.”

Lelaki itu hanya menyeringai setelah mendengar laporan dari bawahannya. Memaikan lidah di dalam mulut, tatapan matanya yang tajam disertai dengan senyum bengis bak iblis, mampu membuat bulu kuduk orang-orang di sekitanya meremang.

“Apakah ayahku sudah melakukan sesuatu?”

“Sejauh ini beliau hanya berusaha menarik investor dan membereska masalah-masalah terkait isu masalalunya yang dikulik oleh media.”

“Lelaki tua itu, sama sekali belum mau menyerah, ya?”

Dasar.

Padahal memiliki dua anak lelaki yang telah dewasa, mengapa tidak menyerahkan perusahaan kecil itu pada salah satu dari mereka? Ayahnya itu sudah tua. Rambutnya bahkan sebagian telah memutih. Seharusnya Yudhistira tahu kapan dia akan berhenti. Ck!

Arkana Hardiyantara berdiri dari kursinya. Dia berjalan menuju jendela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status