Share

BAB 3

Penulis: Zafa Diah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-04 16:41:28

Frada turun dari taksi yang ia tumpangi. Ada seorang pria yang mengikutinya dan mengambilkan koper dari bagasi mobil. Frada menggumamkan terima kasih kala lelaki itu membantunya untuk memasukkan koper itu ke dalam sana.

“Selamat datang, Mbak Frada,” sapa para karyawan dan designer butiknya. 

Frada mengangguk dan tersenyum membalas sapaan ramah itu. “Iya. Terima kasih dengan sambutannya.”

Frada melangkah lebih dalam. Lelaki tadi yang membawakan koper Frada menggiringnya menuju lantai dua. Tempat yang akan menjadi kamar Frada selama di sini.

“Apakah tamuku sudah datang?”

Frada meneliti riasan di wajahnya. Memastikan jika make up yang dipakai masih bagus dan tidak luntur atau pudar.

“Belum, Mbak. Mungkin sekitar lima menit lagi.”

“Apakah orang yang datang ini adalah pihak itu langsung? Bukan perwakilan?”

“Kabar yang saya dengar adalah orang itu langsung, Mbak.”

“Baiklah.”

Frada menuju tempat duduk yang tersedia dalam ruangan itu. Ia mengistirahatkan diri terlebih dahulu setelah penerbangan yang memakan waktu berjam-jam lamanya. Belum lagi dengan transit di sana sini yang menghabiskan waktu. Frada jadi kesal sendiri. 

Melirik lelaki yang masih setia menemaninya, “Andi, terima kasih karena mau mengantarkan saya dan koper saya sampai ke sini.”

Andi menggeleng sungkan. Dia bahkan tersenyum malu-malu. “Itu memang tugas saya, Mbak. Mbak nggak perlu sungkan.”

Ramah dan lucu. Yeah, karater seperti inilah yang dulu sering Frada temui di antara teman-teman sekolahnya. Bahkan dirinya sendiripun dulu memang seramah dan selucu Andi. Sayangnya, waktu sudah mengubah segala hal tentang dirinya.

Drrt!

Ponsel Andi bergetar. Cepat-cepat, ia mengangkatnya. Tak berapa lama, Andi menutup panggilan itu. ia menoleh pada Frada yang sedari tadi hanya mengamati.

“Mbak, orangnya sudah datang. Di arahkan sama Kenya untuk datang ke ruang kerja kepala designer.”

Frada mengangguk mengerti. Lalu berdiri menuju tempat yang dimaksud oleh lelaki itu.

Ketika diambang pintu ruangan, Frada bisa melihat seorang wanita yang duduk membelakanginya. Frada mendekat dan memberikan salam ketika mereka sudah saling berhadapan.

“Halo, selamat siang. Maaf karena membuat Anda kurang nyaman. Saya harap, kita bisa membahas mengenai plagiarisme design itu dengan baik ….”

Suara Frada melemah diakhir kala matanya yang awalnya menunduk kini bersibobrok dengan bola mata itu. Frada mengenalinya. teramat sangat. Orang itu ….

“Lama tidak bertemu, Rada,” sapanya santai.

“Kak Lisa?” sementara Frada sudah mematung kaku.

***

Frada sudah menduga jika ketika di Indonesia, Frada akan bertemu dengan teman-temannya atau orang-orang yang dikenalnya dulu. Entah itu disengaja atau tidak. Namun Frada tak menyangka akan secepat itu.

Tepat ketika Frada sampai di sini, tamu yang selama ini menjadi gangguan di kepalanya rupanya adalah salah satu orang yang ia kenal dengan baik. Dulu.

Lisa Naura Adriyani. 

Kakak kedua dari sahabatnya. Orang yang dulu juga suka menguslilinya dengan wajah garang. Frada tak menyangka jika ternyata orang yang menguhubunginya atas kasus plagiarism design adalah orang itu.

Frada tahu dan ingat, jika sahabatnya pernah bilang kalau cita-cita kakaknya adalah menjadi seorang designer. Hanya saja Frada tak menyangka, jika Lisa-lah orangnya.

“Saya benar-benar meminta maaf atas kesalahan fatal itu, Kak. Saya akan mengganti kompensasi sebesar yang Kakak inginkan. Bahkan jika Anda mau menempuh jalur hukum, saya bersedia menyerahkan pelakunya.”

“Aku sudah bilang jika ingin menyelesaikan ini dengan jalur kekeluargaan. Maka dari itu, kamu sampai repot-repot untuk datang kembali ke sini, kan?”

Lisa mengulas senyum. Frada tahu dan mengerti, maksud gadis itu bukan untuk menyinggungnya. Hanya saja Frada merasa janggal. Mengapa Lisa mengatakan kalimat yang menyiratkan jika Frada tidak ingin kembali ke Negara ini? seakan … orang itu sudah tahu semuanya.

“Tapi tetap saja. Saya akan tetap membayar kompensasi.”

Lisa tak lantas menjawab. Membuat Frada menjadi heran dan bingung.

“Rada,” panggil Lisa setelah cukup lama terdiam ragu. Seperti menimang-nimang apa yang hendak disampaikan.

Pendaran mata serius itu membuat Frada menegakkan punggung tanpa sadar. “Iya, Kak?”

Lisa meremas gelas mug berisi cokelat panas yang sedang dipegang. Dia mengatur napasnya sekali lagi. “Aku ingin meminta kompensasinya bukan dengan uang.”

Frada terhenyak sesaat. Jika bukan uang, lalu apa? Apakah langganan ekslusif selama satu tahun di butik ini? Rasanya tidak mungkin. Lisa sendiri adalah seorang designer. Untuk apa membeli?

“Apa itu, Kak?”

“Tolong bantu penyembuhan Yumna.”

Yumna. Nama adik sekaligus sahabat yang sengaja Frada tak sebut karena rasa bersalahnya, akhirnya terdengar. Lisa nampak putus asa. Terlihat sekali dari gurat wajahnya.

Frada mengernyit. Membantu penyembuhan Yumna?

“Yumna sakit, Kak?”

Lisa mengangguk pelan. Dia menghela napas panjang. “Satu tahun setelah kepergianmu dan Rai, Yumna menderita penyakit langka. Mungkin di Negara ini, hanya dia yang mengidapnya.”

Frada sedikit menengklengkan kepalanya. Bingung. “Penyakit langka?”

“Iya. Yumna akan melupakan seseorang yang dalam kurun waktu satu tahun tidak pernah bertemu dan menghubunginya sama sekali. Yumna akan melupakan segalanya dan otaknya seakan mereset dari nol.”

Jantung Frada rasanya berhenti selama beberapa detik. Hawa disekitarnya mendadak menjadi dingin. Bahkan suhunya serasa lebih rendah dari musim dingin di Paris. Sungguh, Frada tak menyangka akan mendapatkan kabar seperti ini. Sahabat yang dulu paling akrab, rupanya tengah sakit. Dan penyakitnya itu langka.

“Dokter tidak tahu persis apa penyebabnya. Tapi mungkin itu dilatar belakangi dengan kondisi psikologisnya. Rasa kehilangan dan trauma ditinggalkan oleh orang yang dicintai, membuat diri Yumna membangun tembok itu demi mengokohkan mentalnya dari keterpurukan dan kehilangan.”

Rasa sedih itu menguar. Jelas. Lisa nampak putus asa. Jika penyakit itu didalangi oleh trauma, maka penyembuhannya pasti akan sangat sulit. Karena luka yang tidak terlihat akan lebih susah disebuhkan dengan goresan yang terlihat jelas.

Frada termangu. Untuk sesaat, ia hanya bisa meresapi apa yang disampaikan oleh kakak sahabatnya. Kenyataan bahwa dirinya mungkin menjadi salah satu dalang munculnya penyakit itu, benar-benar membuat hati Frada tak karuan. Rasa bersalah, menyesal dan nyeri. Semuanya menyatu hingga Frada tak bisa membedakan.

“Lalu, berarti Yumna sudah melupakanku?”

Lisa mengangguk lirih. “Iya. Dia sudah melupakanmu.”

Ada sesak yang mencoba merayap. Tenaga Frada serasa amblas begitu saja. informasi ini, benar-benar membuatnya terkejut.

“Tapi, jika Yumna sudah melupakanku, kenapa Kakak ingin meminta bantuan dariku? Bukankah itu tidak ada pengaruhnya?”

Lisa menggeleng. Tatapan matanya kini seakan kembali hidup. “Tidak. Beberapa bulan lalu ketika berita kamu hendak membuka butik di Indonesia, Yumna melihat fotomu. Katanya dia merasa kenal. Namun entah di mana. Saat itu, aku menyadari, mungkin ingatan Yumna memang menghapus tentangmu. Tapi tidak dengan hatinya. Kalian dulu sangat dekat dan bersahabat. Tentunya pengaruhmu sangat besar di hidupnya.”

Lisa menciba meyakinkan. Senyumnya mengembang penuh. Memperlihatkan jika ada harapan. Adiknya bisa sembuh. Dan tak perlu tersiksa dengan ingatan yang akan terus tereset setiap harinya. 

“Kamu mau kan bantu Yumna, Da. Maaf jika aku membebanimu seperti ini. Sungguh. Aku dan Kak Noval sudah kehabisan cara untuk mengatasi ini.”

“Aku akan memikirkannya kembali, Kak. Tapi kalau boleh, izinkan aku buat ketemu sama Yumna.”

Lisa mengangguk. “Aku akan mempertemukanmu dengan Yumna. Tapi setelahnya, aku mohon, tolong pertimbangkan ini. semua demi Yumna. aku hanya berharap dia bisa beraktifitas seperti biasa.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Frada : Gadis Terbuang   26# Telephon Reghina

    "Arkana Hardiyantara, saya tidak tahu kalian memiliki sejarah yang lebih gelap." Frada menundukkan kepalanya. Kepalanya menunduk. Suara berat Noval nyatanya seperti melodi yang mengusik telinganya. Tangannya menggenggam erat mug gelas. Sekuat tenaga, Frada tidak mengluarkan air mata setelah menceritakan segalanya kepada Noval. Tentangnya masalalunya bersama si bejat Arkana. "Istirahat di sini, sebentar lagi Yumna akan--""Frada, apa yang terjadi!" Belum sempat Noval mengakhiri perkataannya, Yumna sudah masuk dan berteriak heboh. "Dia sudah berada di sini." Noval lantas menuju keluar. Membiarkan Yumna dan Frada saling berpelukan dan menguatkan. Ia keluar. Tepat di depan pintu, seorang bermata hijau sudah menungguinya. Matanya menjadi menajam. "Kau menemuinya lebih cepat dari dugaan." Noval terus bergerak berjalan. Menuju ke atas sofa yang letaknya tak jauh dari mereka."Tentu saja. Ini kesempatan langka kau memperbolehkanku untuk berdekatan dengannya."Noval memdengkus acuh. Jika

  • Frada : Gadis Terbuang   25# Yumna Rai

    Menangis. Sama ketika bertemu dengan Frada pertama kali, respon tubuhnyapun begini. Rasa sesak dan kesedihan menyeruak menjadi satu. Terlebih amarah juga perlahan-lahan menyembul kala ia melihat warna hijau pada bola mata itu.Siapa lelaki ini?Yumna tak pernah ingat ia memiliki teman bule. Dalam catatannya tak tertulis hal macam itu. Apa pria ini juga berasal dari masalalunya? Eksistensi yang sudah lama ia lupakan? "Jangan menangis. Aku tak pernah bermaksud apapun." Pria itu tegang. Manik hijaunya bergulir menatap sekitar seolah meminta bantuan. Tubuhnya maku nyaris memeluk Yumna seandainya gadis itu tidak mundur dan mencegah interaksi mereka. 'Yumna harus menguasai diri. Yumna tidak boleh terlihat lemah. Yumna ... adalah wanita pemberani.'Ia berusaha mengulang kalimat itu dalam hatinya. Sebuah mantra yang berulang kali secara ajaib menenangkannya. Dan begitupun saat ini. Ia mulai santai kala menatap mata hijau pria asing it

  • Frada : Gadis Terbuang   Kegilaan Arkana

    Arkana Hardiyantara adalah momok terbesar dalam hidup Frada. Bahkan kengerian lelaki itu melebihi ibunya sendiri. Larasati Hardiyantara. Frada merasakan seluruh tubuhnya meremang. Merinding bukan main ketika mendapati Arkana sudah berhasil masuk ke dalam kamarnya. Frada meloncat dari atas ranjang. Membuka pintu dan lari menuju bawah. meminta pertolongan pada siapapun.Semoga Yumna belum jauh. Semoga pengawal Noval masih ada di depan. Semoga dan semoga. Hanya saja, belum sempat Frada menginjakkan kakinya di lantai bawah, Arkana berhasil menarik tangannya kembali ke atas. Ia berusaha menolak dan berteriak sekeras-kerasnya. Namun Arkana malah hanya tertawa tak berdosa."Untuk apa kau berteriak seperti itu? Meminta pertolongan pada orang-orang bodoh di depan?" Lelaki itu mendengkus malas. "Lakukan saja. Mereka sudah kubuat pingsan."Frada dilempar oleh Arkana begitu merek tiba di lantai dua. Kamar Frada. Gadis itu menvoba merangkak menjauh. Kali ini targetnya adalah balkon. Ia tak mau be

  • Frada : Gadis Terbuang   23# Penjelasan

    Melani Bianca Maheswara.Maheswara. Sebuah nama keluarga yang dulu selalu dielu-elukan oleh Larasati. berharap apabila salah satu kakaknya dapat bersanding dengan keturunan perempuan keluarga konglomerat itu. Ak seperti Hardiyantara mauoun Ardiansyah--keluarga Noval dan Yumna. Maheswara berada di level berbeda. mereka berada di puncak bersama dua keluarga lainnya yang begitu dihormati dan disegani.Frada baru pertama kali bertemu dengan salah seorang dari mereka. itupun karena statusnya yang merupakan teman dari adik tunangan Melani Bianca Maheswara.Haruskan Frada senang dan menunuduk hormat pada Melani? Alih-alih memendam kecemburuan dan hanya tersenyum kikuk di depan wanita berkuasa itu."Aku ingat tudak memiliki janji denganmu. Mengapa kau bisa ada di depanku?" tanya Noval.Melani mendengkus sinis. "Memangnya bertemu dengan tunangan harus membutuhkan janji?"Noval memilih bungkam. sementara Melani nampak tersenyum angkuh. Lantas tatapan matanya jatuh pada Yumna. Matanya mengerlin

  • Frada : Gadis Terbuang   22# Tunangan Noval

    Frada tidak yakin bagaimana mediasi tadi berjalan. Yang jelas, sekarang surat perjanjian perdamaian antara durinya dan juga Larasati Hardiyantara sudah sama-sama ditandatangi. Dalam persidangan tadi, Yumna bisa merasakan tatapan menghunus mantan ibu tirinya.Ya, mantan. Frada secara khusus meminta untuk mengubah identitas Frada dan mencabut semua hak keluarga Hardiyantara atas dirinya. sebab sekalipun dia sudah lama diusir, nama Frada masih berada dalam kartu keluarga itu."Kalian sudah melakukannya dengan baik." Entah sejak kapan Noval Adriyansyah berada di antara dia dan Yumna. Bahkan tidak hanya dia yang kaget, Yumna pun menampakkan raut terkejut."Kakak kenapa ke sini?" Yumna nampak tak terima.*Hanya ingin menjemput kalian. apa salah?" "Salah! Salah besar! Aku ingin mengajak Frada jalan-jalan habis ini. Kakak kan pasti punya banyak kerjaan di kantor, kan? udah cepet sana balik!"seperti biasa, Yumna menolak keberadaan kakaknya itu. padahal tidak ada salahnya Noval berada di sin

  • Frada : Gadis Terbuang   BAB 21

    Setelah sampai di pengadilan, Frada bisa melihat banyaknya wartawan yang berjejer apih menunggunya. Para pencari berita itu berdesak-desakan ingin mengorek info dan mengambil gambarnya. Frada bahkan bisa melihat dibeberapa tempat ada beberapa yang sedang live siaran.Helaan napas lelah terdengar samping. Tunggu, bukankah seharusnya Frada yang melakukan itu? mengapa kini malah Yumna yang terlihat capai melihat banyaknya media yang menunggu turunnya mereka.“Sekarang aku bisa mengerti perasaan para selebriti yang tertekan dengan kehadiran para wartawan sialan itu.”“Yumna, jangan berbicara kasar,” tegur Frada.Tapi Yumna malah memasang wajah innocent tak berdosa. “Aku tidak.”“Sudahlah.” Frada hanya menghela napas lelah dan membiarkan Yumna. Kini jantungnya tengah berlompat ria. Berulang kali ia mencoba meyakinkan diri bahwa orang-orang yang akan ia temui bukanlah siapa-siapa. Mereka bukan lagi bagian dari Frada bahkan terkecil sekalipun.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status