Share

Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)
Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)
Penulis: Ratu sambi

1. Awal

Di sebuah jalan pinggiran kota Tokyo terdapat berjejer-jejer pedagang kaki lima. Mereka menjual makanan khas kota itu. Dari mereka ada yang menarik perhatian, seorang gadis manis mengenakan kalung berbandul setengah hati tengah berteriak menyebutkan nama makanan yang dia jual.

 

“Bakpao.. bakpao... murah saja hanya 15 yen, siapa mau?” 

Pemilik nama lengkap Yukie Matsuda itu tengah menjual bakpao buatannya.

Setiap hari setelah selesai sekolah Yukie selalu menghabiskan waktu untuk berjualan, karena lahir dari keluarga miskin dan kini telah menjadi anak yatim piatu mengharuskannya untuk bekerja keras agar bisa bertahan hidup.

Terlebih lagi dia kini tinggal bersama Paman dan Bibinya sehingga mau tak mau Yukie bekerja banting tulang juga untuk membantu biaya hidup mereka.

Bibinya pemalas sehingga setiap hari dia selalu meminta Yukie untuk menjual bakpao. Dia harus mau walaupun terpaksa akarena jika menolak Bibinya akan mengusir Yukie dari rumah.

Hanya itu yang bisa Yukie lakukan untuk bertahan hidup yang terpenting ada tempat untuk dirinya berteduh di kala hujan dan panas teriknya matahari.

“Ayo bakpaonya Kak, Bu silakan” di bawah terik sinar matahari Yukie memakai topi seperti caping untuk menjaganya agar tak kepanasan.

 

Di sisi lain terlihat seorang pemuda tengah membawa tas ransel seperti baru saja melakukan perjalanan jauh. Dia terlihat linglung seperti buta arah.

“Bodoh sekali kenapa aku bisa sampai lupa meminta kartu ATM kepada ayah. Mana uangku hanya cukup untuk membeli minuman tadi. Astaga aku kembali ke Jepang kenapa malah menjadi gelandangan seperti ini!" gumamnya.

 

Pemilik nama lengkap Daiki Nakagawa ternyata baru saja kembali dari Amerika. Semenjak dia berumur 6 tahun Daiki hanya tinggal bersama Ayahnya di sana.

Kini ketika dia sudah dewasa sang Ayah meminta Daiki untuk kembali ke negaranya.

 

Hari itu mungkin menjadi hari sial baginya karena ternyata sang Ayah lupa memberinya uang serta ATM sehingga Daiki tak bisa membeli makanan karena perutnya yang sudah keroncongan.

 

Hanya ada sisa beberapa lembar uangnya di dalam dompet namun ternyata itu hanya cukup untuk membeli minuman.

"Perutku lapar sekali! Ya Tuhan! aku ingin segera sampai di rumah bertemu Ibu dan Daisuke tapi kalau perutku kelaparan seperti ini bagaimana aku bisa bertahan jalan sampai ke rumah? Mana jarai ke rumah masih sangat jauh" sembari berjalan Daiki terus bergumam kesal.

Tak hayal dia pun terkadang menendang apapun yang ada di depannya.

 

"Bakpaonya silakan bapaonya hanya 15 Yen silakan silakan ada rasa coklat, stroberi, daging, dan juga abon."

 

Mendengar suara teriakan pedagang yang menjual bakpao di tepi jalan di mana Daiki berada membuat perutnya semakin keroncongan membayangkan bakpao hangat dengan isi berbagai macam pilihannya itu masuk ke dalam perut membuat mulut Daiki dipenuhi oleh air liur yang mulai banjir.

Cacing di dalam perutnya semakin membabi buta air liurnya semakin deras. Entah apa yang melintas di otaknya namun tiba-tiba senyum nakal itu menghiasi bibirnya. Daiki perlahan mendekati penjual bakpao itu.

Dengan gayanya yang sok dia memesan beberapa macam bakpao dan langsung dimakan di tempat.

 

"Silakan Tuan" sapa Yukie setelah melihat Daiki berdiri di sana.

 

"Beri aku 1 bakpao isi daging, 2 rasa cokelat dan 1 rasa strawberry" ucapnya sembari menunjuk ke arah bakpao yang masih terlihat panas berasap di atas kompor.

 

Dengan senang hati Yukie mengambil bakpao sesuai dengan pesanannya..

"Silakan, Tuan" Yukie meletakkan bakpao pesanan Daiki di atas mangkuk lalu memberikannya kepada lelaki itu.

 

Dengan raut wajah yang tak sabar Daiki langsung melahap bakpaonya. Yukie sangat gembira ketika ada pembeli yang sangat menyukai bakpao jualannya.

 

Karena makan dengan terburu-buru Daiki sampai kesusahan saat menelan bakpaonya. Dia memukul bagian dadanya agar makanan yang tersangkut di tenggorokan segera masuk ke dalam perut.

 

Melihat Daiki kesulitan menelan makanannya maka Yukie berinisiatif memberinya segelas minuman teh dingin.

"Silakan Tuan, teh ini gratis kau bisa memintanya lagi kalau tehnya sudah habis" Gadis itu terlihat sangat ceria penuh senyum di wajahnya ketika sedang berjualan bakpao dan melayani pelanggan di tepi jalan.

Namun nyatanya senyum itu tak pernah terlihat di bibirnya ketika dia sampai di rumah.

 

Dengan senang hati Daiki menerima teh gratis itu dan langsung meneguknya hingga habis tanpa sisa. Lagi lagi setelah bakpao di tangannya habis Daiki langsung melahap sisa bakpao lainnya. Tak lama setelah menghabiskan beberapa bakpaonya Daiki mulai terlihat bingung, kini hanya tinggal 1 buah di mangkok.

 

Setelah sadar bahwa dia tak bisa membayar bakpao itu Daiki mulai terlihat gelisah. Dia membuang pandangannya ke sekitar untuk memastikan waktu yang tepat karena dia berencana untuk kabur.

"Jadi, berapa semua total bakpao yang sudah aku makan?" dia masih bersikap seolah memiliki uang untuk membayar bakpaonya, tangannya sibuk meraih sisa 1 bakpao yang terdapat di mangkok seakan-akan dia tak ingin melewatkan bakpao yang sangat lezat itu.

 

"Satu bakpaonya 15 Yen, jadi semua total bakpao 60 Yen" senyum manis itu masih bertahan di bibirnya, Yukie sengaja menunggu uang dari Daiki namun secara tiba-tiba pemuda itu justru kabur tanpa membayar tagihannya.

 

"Aku akan kembali lagi besok untuk membayar 60 Yen, Anggap saja ini hutang" tanpa rasa bersalah Daiki berucap sambil berlari.

 

Yukie yang terkejut membulatkan mata kemudian dia bergegas mengejar Daiki.

"Hei! Bayar dulu 60 yen mu kau tidak bisa hutang! Kau harus membayarnya sekarang Jangan kabur!" Yukie menghentikan langkah kakinya karena kelelahan. Percuma saja dia mengajar karena Daiki berlari dengan sangat kencang.

 

"Tenang saja aku anggap ini hutang besok aku pasti akan kembali untuk membayarnya!" Sahut Daiki dari kejauhan sambil berlalu.

 

Nafasnya terengah-engah dadanya sampai terasa panas akhirnya Yukie kembali ke tempat semula. "Awas aja kalau sampai aku bertemu denganmu lagi! Aku tidak akan membiarkanmu lolos!" Yukie mengusap keningnya yang basah karena keringat.

Dia jelas sangat marah karena uang hasil dagangan bakpao hari ini pastinya akan ditagih oleh bibinya yang sangat kejam.

 

Entah bagaimana nanti jika bibinya tahu ada seorang pemuda dengan sengaja menghabiskan bakpao tanpa membayarnya.

"Astaga! Bagaimana nanti aku harus menghadapi Bibiku?" Gumamnya.

 

                                **********

 

Di tempat lain di waktu yang sama, seseorang mirip dengan Daiki sedang melangkah keluar dari sebuah minimarket. Hampir 99% tak ada yang berbeda dari wajahnya alis, keningnya, matanya, hidung dan juga bibir serta postur tubuhnya yang tinggi dan tegap nyaris mirip namun yang membedakan hanya belahan rambutnya bahkan panjang rambut mereka pun sama.

 

Dia adalah Daisuke nakagawa, Kakak dari Daiki Nakagawa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status