Share

2. Salah Orang

Daiki dan Daisuke mereka Kakak adik kembar identik.

Jika dilihat secara bersamaan antara Daiki dan lelaki yang bernama Daisuke itu maka tak ada yang bisa membedakan diantara mereka berdua jika orang awam yang melihatnya. Namun untuk yang teliti bisa membedakan di antara keduanya hanya perlu dengan melihat belahan rambutnya.

 

Ditangannya terdapat bingkisan berisi coklat dan es krim pesanan dari adik perempuannya. setelah keluar dari minimarket dia masuk ke dalam mobil setelahnya mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah.

 

Layaknya saudara kembar pada umumnya entah kenapa Daisuke ingin sekali melewati jalan yang tak pernah dia lewati selama ini. Namun tiba-tiba siang itu dia ingin sekali melewati jalan yang ternyata tadi Daiki juga tempat melewatinya.

Seperti seakan batinnya menggerakkan insting Daisuke dari alam bawah sadarnya.

 

Seperti ada sesuatu yang menarik di jalan itu hingga akhirnya Daisuke memutuskan untuk melewatinya. Daisuke menekan salah satu tombol yang terdapat di samping kiri tangannya dengan begitu kap mobil yang dikendarai seketika terbuka memperlihatkan pemandangan di atas sana.

Bentuk awan putih yang bergerombolan di langit menghiasi cerahnya hari itu, bercampur dengan langit yang berwarna biru, serta pepohonan di sepanjang jalan. Dia juga bisa menikmati angin segar yang menyapu wajahnya.

 

Di ujung jalan terdapat lampu merah yang menyala Daisuke pun menghentikan mobilnya. Dia membuang pandangannya ke sekitar. Daisuke baru tahu kalau di sepanjang jalan itu terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan.

Jalanan yang hampir bertahun-tahun itu tak dilewatinya ternyata menampakkan perbedaan yang sanagt mencolok dari beberapa tahun yang lalu.

 

Dulu sewaktu dia masih kecil keluarganya sering sekali melewati jalan itu, sejenak bayangan kenangan dulu membuat Daisuke melamun saat teringat dengan gadis kecil yang sempat dia temui.

 

"Bakpaonya Pak, Bu... silakan bakpaonya ayo diborong semua tinggal 5 buah" suara Yukie yang lantang mampu membuyarkan lamunan Daisuke, dia langsung mengalihkan perhatian ke arah lain.

Lelaki itu menoleh mencari di mana sumber suara itu berasal dan setelah melihat seorang gadis tengah menjual bakpao perhatian Daisuke mulai tertuju padanya. 

Tak lama dia melangkah turun dari mobil.

 

Dengan mengenakan setelan santai dan raut wajah yang ramah dipenuhi senyuman Daisuke melangkah mendekat ke arah Yukie.

"Kau bisa membungkus semua bakpaomu untukku?"

 

Tanpa menoleh ke arah Daisuke dengan sangat senang Yukie langsung membungkus sisa bakpaonya.

Akhirnya bakpaonya laris manis, walaupun setoran hari itu berkurang karena Daiki yang tak membayar tagihannya namun Yukie tetap bersyukur.

"Silakan, Tu" ucapnya seketika terhenti saat melihat wajah Daisuke. Matanya langsung membulat penuh dipenuhi amarah.

"Kau!" Tudingnya.

 

Daisuke yang kebingungan mulai menunjuk wajah dengan jarinya.

"Kau mengenalku?" Daisuke tak pernah ingat kalau sebelumnya mereka pernah bertemu karena jika melihat dari ekspresi wajah Yukie, dia seolah mengenal dirinya.

 

"Tuan!! jangan sok bertingkah bodoh! Kau belum membayar tagihan bakpaomu tadi, dan sekarang kau sok-sokan membeli semua sisa bakpaoku?” ucapnya sembari menarik kembali bakpao yang sudah dibungkus dan mengurungkan niatnya memberikan bakpao itu kepada Daisuke.

 

Mendengar celoteh Yukie, Daisuke dibuat kebingungan. Dia sama sekali tak mengerti dengan apa yang perempuan itu bicarakan.

"Tunggu Nona, kau bilang aku belum membayar tagihan bakpaoku? Jelas saja aku belum membayarnya karena aku belum menerima bakpaoku. Kemarikan bakpao itu aku akan membayarnya sekarang" Daisuke mengulurkan tangannya meminta bakpao yang sudah dibungkus oleh Yukie, namun perempuan itu tetap kekeh tak mau memberikannya sebelum Daisuke membayar bakpao yang sudah dimakan tadi.

 

"Kau bayar dulu semua bakpao yang sudah kau makan tadi! Enak saja kau sudah menghabiskan 4 bakpaoku tapi kau tidak mau membayar justru pergi lari begitu saja!" Ucapnya kesal karena Yukie berfikir kalau Daisuke sedang berpura-pura tak ingat dengan bakpao yang sudah dimakan.

Namun kenyataannya Daisuke memang tidak tahu menahu dengan apa yang sedang dibicarakan Yukie. Karena sifatnya yang penyabar dan penyayang Daisuke sama sekali tak marah ataupun geram mendengar tudingan yang dilontarkan terhadapnya.

 

Dia malah tersenyum geli kemudian mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar semua tagihan yang dituduhkan padanya.

“Baiklah Nona tenang, aku akan membayar semuanya, ok?" Daisuke kemudian memberikan yang itu kepasa Yukie.

"Berapa total semuanya? Apakah ini cukup?"

 

Yukie melirik sinis pandangannya terlihat menyelidik kearah Daisuke.

"Aku baru sadar, cepat sekali dia ganti baju" gumamnya dalam hati, kini pandangannya berubah ke arah sisi lain melihat mobil berwarna hitam yang terparkir di sana.

"Dia terlihat kaya dan mampu dari penampilannya saja terlihat sangat bergaya tapi kenapa tadi dia membeli bakpao bukan membayarnya, tapi malah justru lari??" dengan kesal Yukie kemudian memberikan bungkusan bakpao itu.

"Nih ambil!"

 

Daisuke pun membayar semua tagihan bakpao miliknya dan tagihan bakpao yang Yukie tuduhkan kepadanya. Bahkan pemuda itu tersenyum manis saat memberikan uang kepada Yukie.

"Terima kasih atas bakpaonya” setelahnya Daisuke bergerak melangkah kembali ke mobil.

 

Yukie dibuat terdiam bertanya-tanya bagaimana bisa sifat seseorang berubah begitu drastis dalam beberapa menit. Karena bakpaonya sudah habis Yukie pun membereskan tempat dagangannya.

“Bagaimana bisa dia terlihat berbeda, Oh bukan maksudku orang yang sama namun sifatnya berbeda. Di awal tadi waktu dia memakan bakpao terlihat begajulan dan sembrono tapi ketika dia datang lagi namun dia terlihat sopan dan sangat ramah" Yukie dibuat kebingungan memikirkan sifat Daiki dan Daisuki yang menurutnya 1 orang yang sama.

"Ah entahlah!"

 

Daisuke sudah kembali masuk ke dalam mobil namun sebelum menyalakan mesinnya dia sempat terdiam memikirkan ucapan di gadis penjual bakpao.

"Dia bilang beberapa saat sebelumnya aku sempat datang dan memakan bakpaonya tapi aku tidak mau membayar? Perasaan setelah beberapa tahun yang lalu baru kali ini aku menginjakkan kakiku di jalan ini" dengan penuh rasa penasaran Daisuke akhirnya meninggalkan tempat itu.

 

Ciiiiiiiiiiitttt!!!

Seketika Daisuke menginjak rem hingga mobilnya berhenti mendadak. Dia teringat akan sesuatu, jika gadis itu bilang orang yang memakan bakpaonya adalah dirinya berarti tak lain orang itu pasti karena sangat mirip dengan wajahnya.

 

Daisuke yakin bahwa yang memakan bakpaonya adalah Daiki, adik kembarnya. Entah kenapa feelingnya sangat kuat bahwa adiknya belum terlalu jauh meninggalkan tempat itu.

Daisuke sengaja mengemudikan mobilnya perlahan sembari mengawasi setiap sisi jalan, berharap Daiki belum jauh meninggalkan tempat itu.

 

“Aku merasa tidak datang ke tempat ini sebelumnya, jika gadis itu bilang aku sempat memakan bakpaonya dan tidak membayar, itu berarti... aku yakin bahwa dia adalah Daiki!!” gumamnya dalam hati sembari menyisiri setiap jalan.

“Daiki?? Di mana kau?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status