Share

Dirundung ... lagi

Terik matahari terasa membakar kulit. Selepas memberikan tugas sekelas ke ruang guru, Elang menepi sejenak karena ponselnya tak berhenti bergetar. Dahinya lantas mengernyit melihat panggilan dari sebuah nomor baru.

“Hallo—“

“Hallo, Nak Elang. Ini Bu Asih, Nak. Kamu bisa pulang nggak? Mbakmu perdarahan.“ Rentetan ucapan dari seberang sana membuat napasnya terasa tercekat. Untuk beberapa menit, ia terpaku. Mencerna ucapan perempuan paruh baya yang merupakan tetangganya.

“Nak ... Nak Elang ...“

“I-iya, Bu. Ba-baik, Elang izin pulang sekarang juga,“ sahutnya gugup.

“Iya, Nak. Kamu langsung ke RS Hermina saja, ya. Ibu sama yang lain bawa Mbakmu ke sana.“

“Ba-baik. Terimakasih ya, Bu,“ ucapnya.

Elang meraup wajahnya. Tergesa-gesa ia melangkah kembali ke ruang guru, meminta izin pulang. Setelah itu barulah ke kelas, lalu berdecak saat tak mendapati sahabatnya di sana. Tanpa menunggu Adeera, ia langsung meluncur keluar kelas. Menuju rumah sakit yang disebutkan tetangganya tadi.

Sementara di s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status