Share

Bab 6. Penasaran

‘Tanda itu!? Bukankah tanda yang sama dengan tanda milik Nian!?’ Ellard bergumam dalam hati, dan hal itu membuat langkahnya terhenti sejenak.

“Kak? Kau kenapa? Apa kau merasa pusing?” Ellan menghentikan langkahnya dan menatap Ellard.

“Kak??” lagi-lagi Ellan menegur Ellard yang tak menjawab pertanyaannya sebelumnya.

“Apa yang terjadi padanya? Apakah dia kesurupan?” Chloe berbalik badan kemudian melambai-lambaikan tangannya tepat di hadapan wajah Ellard dan membuat pria tampan itu tersadar.

“Hey, kau tak apa?” Chloe kembali bertanya.

“Tidak, tak apa. Aku hanya merasa sedikit lelah. Kau bilang mau makan, bukan? Ayo ke restoran.” Ellard berjalan mendahului mereka berdua yang masih tak paham dengan kelakuan aneh Ellard barusan.

>>>.<<<

Sepuluh menit berlalu, kini mereka bertiga telah sampai di sebuah restoran bernuansa Italia dengan ornament bunga berwarna ungu yang menghiasi setiap sudut ruangan dan pintu masuk restoran.

“Apakah kita disini akan berkencan? Kurasa seleramu dalam memilih restoran sangat aneh.. kau tau freak? Itulah kau.” Chloe menudingkan jarinya kepada Ellard, sedangkan Ellan hanya tersenyum kikuk takut jika kakaknya akan marah dan membuat malu disana.

“Apa yang ingin kau pesan?” Ellard tersenyum tanpa menghiraukan olokan Chloe padanya. Lagipula benar kata Chloe, siapa yang akan memilih restoran romantis untuk sekedar makan siang bersama dan notabenenya dikunjungi oleh ‘3 orang’

“Permisi tuan, nona.. apakah anda sudah menentukan pesanan?” seorang waitress berseragam hitam putih menyapa mereka dengan senyuman ramah yang tak pernah pudar di wajahnya.

“Panna Cotta, Bruschetta, Pasta dan Tiramisu.. kemudian untuk minumannya, Earl Grey masing-masing satu porsi.” Ujar Ellard tanpa mempertanyakan apa keinginan Chloe dan Ellan.

“Baiklah tuan, mohon tunggu beberapa saat, permisi.” Usai mencatat semua pesanan, waitress tersebut pergi ke bagian dapur untuk menyiapkan hidangan yang telah dipesan.

“Tunggu sebentar, aku ingin ke toilet.” Ellard beranjak dari kursinya kemudian pergi meninggalkan Ellan dan Chloe disana.

“Permisi, apakah pesanan tadi boleh di ralat sedikit?” Ellard menyusul waitress yang tadi menerima pesanan mereka.

“Tentu tuan, meja no. 33 dengan pesanan Panna Cotta, Bruschetta, Pasta dan Tiramisu dengan minuman Earl Grey, apakah benar?” tanya sang waitress mengulangi pesanan Ellard yang ada dalam catatan sakunya.

“Benar, kumohon tambahkan sedikit lagi daun bawang dan seledri di Bruschetta, kemudian hidangkan makanan itu di saat terakhir dan tak bersamaan dengan pesanan lainnya. Apa kau paham?” ujar Ellard dengan tatapan mendominasi hingga sang waitress pun hanya bisa mengangguk meski permintaan Ellard terkesan aneh.

>>>.<<<

Beberapa menit kemudian seorang waitress berpakaian rapi berjalan ke arah mereka bertiga dengan nampan di kedua tangannya.

“Silahkan tuan, nona, pesanan anda sudah siap. Untuk menu Bruschetta akan segera menyusul, mohon menunggu, permisi.” Waitress tersebut menata seluruh hidangan ke atas meja, kemudian pergi untuk menyiapkan pesanan yang tersisa.

“Mana bagianku!? Apa hanya teh ini saja!?” celetuk Chloe yang tak mendapatkan hidangan apapun di hadapannya kecuali teh bangsawan Earl Grey.

“Kau tak dengar pelayan tadi mengatakan apa? Pesananmu masih dipersiapkan, tunggulah sebentar.” Sahut Ellard sembari menikmati Pasta miliknya.

“Tapi kak, kau bahkan tak menanyakan apa keinginannya dan langsung memesankan Bruschetta, apakah itu tidak sedikit keterlaluan?” sela Ellan sembari menikmati Panna Cotta cake kesukaannya.

“Benar, bukankah kau bilang akan mentraktir? Tapi aku bahkan tak diperbolehkan memilih menu ku sendiri, benar-benar tak adil!” celoteh Chloe dengan wajah bersungut-sungut.

“Trak!” Ellard meletakkan sepiring Tiramisu ke hadapan Chloe, “Makanlah.” Sambungnya.

Tanpa basa-basi Chloe pun segera menyantap kue Tiramisu itu dengan lahap karena rasa lapar yang dirasakannya sedari tadi. Bagaimana tidak? Pagi tadi ia bahkan belum sarapan, dan sudah diharuskan untuk mengemban pekerjaan di perusahaan milik Ellard yang notabenenya menguras tenaga dan pikiran.

Tak berselang lama waitress yang tadi mengantar pesanan mereka pun kembali hadir untuk mengantarkan pesanan yang tersisa "Permisi tuan, nona.. ini pesanan anda Bruschetta, silahkan menikmati, permisi.”

“Pesananmu sudah datang, kenapa kau tak memakannya? Haruskah aku menyuapimu?” celetuk Ellard saat melihat Chloe yang hanya terdiam menatap makanan yang disajikan untuknya.

Chloe tak menjawab perkataan Ellard, ia lalu mengambil piring tiramisunya yang sudah kosong kemudian menyisihkan daun bawang dan seledri yang bertaburan di menu makanan miliknya. Ellard menyandarkan tubuhnya di kursi kemudian bergumam ‘Ternyata benar, dia adalah Nian..’

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status