Share

BAB 5

Penulis: Zukma_Artajaya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-26 11:37:04

Keesokan harinya di villa keluarga Sanjaya. Suasana tampak hening di meja makan. Mona sedari tadi diam dan menyantap makanannya. Mereka anggota keluarga sanjaya tampak sedang menikmati lezatnya masakan di meja makan.

Farid sanjaya, kepala keluarga sanjaya duduk di ujung meja makan besar itu. Di sampingnya ada Helen Sanjaya, Istri Farid. Dan di sebalahnya duduk putri kesayangan mereka. Dania Sanjaya.

Mona duduk di ujung aga jauh dari mereka. Dia terpaksa datang dan merasa sudah muak dengan keluarga ini karena selalu memperlakukannya dengan buruk.

Farid menoleh ke Helen lalu mengedipkan mata. Helen paham maksud dari Farid. Dia menolah ke arah Mona. “ Mona” Panggil Helen dengan lembut.

Mona mendongak memandang ibunya “ Yaa?”.

“ Kamu tahu sekarang kamu tidak muda lagi. Ayah dan ibu sudah merencanakan sebuah pernikahan untukmu. Dia juga seusiamu. Lulusan profesor dari luar negeri. Sabtu sore datanglah temui dia “.

Mona tersenyum pahit mendengar perkataan ibunya. Dia berkata dalam hati “ Jadi ini tujuan mereka mengundangku makan pagi ini”.

Mona memalingkan wajahnya “ Aku belum ingin menikah “ Jawab Mona cuek.

Helen memukul meja keras karena marah “ Kamu tidak boleh menolak seperti malam itu!!!. Kau membuat CEO Budi tersinggung dan kini dia membenci keluarga Sanjaya! Itu membuat kerugian besar pada bisnis keluarga Sanjaya!! Tapi itu bisa kami lupakan. Dan besok sabtu kau harus pergi!!”.

Mona tidak tahan dan menggebrak meja “ Semua demi bisnis??. Apakah pantas memberikan obat perangsang di minumanku dengan tujuan agar aku melayani tua bangka itu!”. Mona lalu berbalik untuk pergi. Dia melambaikan tangan “ Suadahlah, aku tidak akan pergi. Kalau kalian mau pergi pergilah sana!”.

Helen mencibir “ Keluarga sanjaya sudah bertahun-tahun merawatmu! Jangan kau pikir semua itu gratis! Sudah saatnya kau membalas budi kepada kami!”.

Mona terpaku mendengar perkataan ibunya. Dia mengepalkan tangannya dengan gemetar lalu memandang ibunya. “ Apakah jika aku mau melakukan itu, Aku dan keluarga Sanjaya tidak akan ada hubungan lagi? “.

Helen tertegun mendengar ucapan Mona.  Dia menghela nafas “ Ya...”.

Mona berbalik pergi “Baiklah, Aku akan menemuinya ”. Helen sangat kesal melihat sikap Mona. Dia mengpalkan tangannya kuat-kuat di atas meja.

Dania memegang tangan ibunya. “ ibu, mengapa kamu mengenalkan Mona dengan pasangan yang begitu bagus. Seorang profesor lagi “.

Helen tersenyum “ Dasar anak bodoh, ibu sedang membantu kamu! Walaupun kamu dan Ardhi sudah bertunangan, tetapi Mona masih bekerja di perusahaan Fly. Tentu saja tidak boleh membiarkan Ardhi dan Mona dekat kembali “.

Dania tersenyum licik “ Ibu tenang saja, aku tidak akan membiarkan Mona dekat lagi dengan Ardhi”.

Perusahaan Fly adalah perusahaan design grafis yang dikembangkan oleh keluarga Wisnu. Perusahaan itu tergolong besar hingga keluarga Wisnu menduduki keluarga kelas ketiga di kota Andalas. Sedangkan keluarga Sanjaya berada jauh di bawah keluarga Wisnu. mereka hanya keluarga kelas ke empat.

Mona pergi dari Villa keluarga Sanjaya. Dia berjalan dan tersenyum “ Baiklah, aku akan ikuti permainan kalian! Setelah itu tidak akan ada yang bisa mengaturku lagi “.

***

Keesokan hari di perusahaan Fly. Tampak para karyawan berbisik-bisik membicarakan rumor yang beredar di situs perusahaan. Mona dan Hani masuk ke dalam kantornya. Semua terkejut dan memandang Mona dengan tatapan aneh. Mona merasa tidak enak diperlakukan seperti itu. “ Aku hanya cuti dua hari. Kenapa suasana kantor berubah jadi aneh ketika aku kembali “. Mona terus berjalan menuju mejanya. Kemudian dia terhenti di belakang dua karyawan yang sedang berbisik-bisik. Suara kedua karyawan itu agak keras sehingga Mona dan Hani pun mampu mendengarnya.

“ Masih muda tapi tidak mau berusaha. Dan menjadi orang ketiga menghancurkan hubungan orang lain “ Bisik karyawan satunya. Karyawan yang lain mengangguk “ Iya...sudah jelas CEO Ardhi dan nona Dania sudah bertunangan. Apa tidak terlalu laku sehingga mengganggu hubungan orang “.

Mereka tidak menyadari kalau Mona dan Hani berdiri di belakang mereka. Mona terkejut dengan pembicaraan kedua karyawan itu.

Melihat ekspresi Mona  yang tidak enak. Hani kemudian menegur dua karyawan itu hingga kedua karyawan itu sontak terkejut.

“ Apa yang kalian bicarakan! Jangan bicara omong kosong disini! “ bentak Hani.

“ Kak Mona, maaf “ kedua karyawan itu langsung menjauh ketakutan.

Mona mengabaikannya. Dia menarik tangan Hani “ Ayo kerja “.

Kedua karyawan itu mendengus “ Huh...sungguh berpura-pura “.

Mona bergegas ke mejanya dan menyalakan komputernya. Dia ingin memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.  Dia terpaku karena terpampang di layar monitor sebuah berita negatif mengenai dirinya. Berita itu mengatakan bahwa Mona berusaha merebut calon suami orang. Banyak komentar negativ yang menyudutkan posisi Mona.

Hani membaca berita itu langsung marah “ Siapa yang memposting ini! Sungguh membalikkan fakta! Tunjukkan namanya jika berani “.

Mona tertegun melihat berita itu. Dia hanya diam kemudian menscroll kebawah. Dia terhenti di tampilan akhir.

Di layar itu tampak kata-kata menyedihkan. Kata-katanya adalah “ Masih menjerat tunangan adiknya sendiri! Orang seperti ini tidak layak di perusahaan Fly “.

Di bawahnya terdapat tulisan “ Klik tulisan ini untuk memdapatkan sebuah kejutan “. Lalu Mona pun mengekliknya.

“ Aku ingin melihat gambar seperti apa yang membuatku menjadi perusak hubungan orang “ batinnya. Kemudian dia mengarahkan kursor ke tulisan tersebut dan “klik...”.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • GADIS IMPIAN SANG CEO   BAB 52

    Dania, yang masih dipenuhi rasa iri dan dendam terhadap Mona, memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih besar dan lebih berbahaya. Di tengah rencana jahatnya, dia teringat pada seorang sekutu potensial, Ayana, seorang putri keluarga kaya yang terkenal, cerdas, namun juga ambisius. Ayana sudah lama menaruh hati pada Raka dan merasa tersingkir sejak Mona menjadi istri Raka. Keduanya segera bertemu di sebuah kafe eksklusif, di mana Dania mengajukan ide gila untuk merusak kehidupan Mona.“Ayana, kamu tahu Mona bukan? Istri Raka itu…” ujar Dania dengan tatapan sinis, memancing respons Ayana.“Siapa yang tidak tahu?” jawab Ayana dengan suara dingin sambil menyeruput kopinya. “Dia menikahi Raka, dan tiba-tiba semua orang menghormatinya, seolah-olah dia layak mendapat semua itu.”Dania tersenyum, melihat kesamaan ambisi mereka. “Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk membuat hidup Mona lebih sulit? Kita berdua tahu dia bukan siapa-siapa tanpa Raka.”Ayana terdiam sejenak, mempertimbangka

  • GADIS IMPIAN SANG CEO   BAB 51

    Setelah beberapa minggu bekerja sama dalam suasana yang baik, hubungan Mona dan Liana kembali diuji ketika mereka berhadapan dengan masalah besar di perusahaan. Liana telah menyusun sebuah proyek yang cukup ambisius, yang menurutnya bisa mengangkat nama perusahaan ke degree berikutnya. Namun, saat Mona meninjau concept Liana, dia merasa proyek tersebut terlalu berisiko dan berpotensi mengganggu stabilitas perusahaan jika gagal.Mona menyampaikan pendapatnya dengan serius kepada Liana, berharap bisa berdiskusi untuk mencari solusi yang lebih aman. Namun, tanggapan Liana justru membuat suasana tegang. Alih-alih mendengarkan, Liana merasa bahwa Mona sekali lagi meremehkan kemampuannya.“Kamu selalu berpikir kamu yang paling tahu segalanya, Mona,” kata Liana dengan nada sinis. “Padahal, ide ini adalah kesempatan besar bagi kita. Tapi kamu terlalu takut untuk mengambil risiko!”Mona menggelengkan kepala, berusaha menahan emosinya. “Liana, ini bukan soal siapa yang lebih tahu. Aku hanya mem

  • GADIS IMPIAN SANG CEO   BAB 50

    Setelah acara double date yang seru itu, Mona dan Liana kembali menjalani aktivitas mereka masing-masing. Namun, di balik kedekatan mereka yang perlahan terjalin, masih ada sisa-sisa ketegangan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Ketegangan itu muncul lagi ketika Mona dan Liana sedang berdiskusi tentang beberapa keputusan penting terkait perusahaan keluarga. Diskusi yang awalnya berjalan biasa mulai memanas ketika pandangan mereka mengenai proyek yang sedang digarap ternyata sangat berbeda. Mona, yang sudah lama terlibat dalam perusahaan keluarga Hartono bersama Raka, merasa bahwa keputusan Liana terlalu berisiko. Sementara Liana, dengan keyakinannya sendiri, menganggap Mona terlalu berhati-hati dan tidak berani mengambil langkah berani yang dibutuhkan untuk memajukan perusahaan. “Aku cuma ingin memastikan bahwa kita mengambil langkah yang aman, Liana. Semua ini menyangkut banyak orang, bukan cuma kita berdua!” tegas Mona, mencoba menjelaskan alasan kehati-hatiannya. Liana mendengu

  • GADIS IMPIAN SANG CEO   BAB 49

    Fauzi dan Lisa, yang baru saja resmi menjadi pasangan, memutuskan untuk merayakan kebahagiaan mereka dengan mengajak Ubay dan Dina untuk double date. Bagi Ubay, ini adalah pengalaman yang cukup baru, karena biasanya ia menjalani kencan hanya berdua dan sering kali hanya dalam suasana santai. Tapi kali ini, bersama Dina dan sahabat-sahabatnya, kencan ini memiliki kesan yang berbeda—lebih hangat dan penuh canda tawa.Mereka berempat memutuskan untuk menghabiskan hari dengan piknik di taman, tempat yang sejuk dan dikelilingi oleh bunga-bunga yang sedang bermekaran. Fauzi dan Lisa tiba terlebih dahulu, memilih lokasi yang strategis dengan pemandangan danau kecil. Tak lama kemudian, Ubay dan Dina datang membawa keranjang piknik berisi camilan dan minuman yang telah disiapkan oleh Dina."Wow, kalian benar-benar siap!" seru Fauzi sambil terkekeh saat melihat keranjang yang dibawa oleh Ubay.Lisa mengangguk setuju, “Ubay dan Dina sepertinya sudah ahli dalam hal piknik, nih. Terlihat seperti pa

  • GADIS IMPIAN SANG CEO   BAB 48

    Fauzi merasa gugup ketika duduk di sebuah kafe yang nyaman, menunggu Lisa tiba. Selama beberapa waktu terakhir, hatinya terasa tak menentu setiap kali mereka bertemu. Dia tak lagi sekadar merasa nyaman; kini ada perasaan hangat yang mengalir ketika bersama Lisa, sahabat Mona yang telah berhasil mencuri perhatiannya. Saat Lisa akhirnya datang dan menyapanya, Fauzi tersenyum hangat. "Hei, sudah lama nunggu?" tanya Lisa, sambil menarik kursi di depannya. "Enggak kok, baru saja," jawab Fauzi sambil berusaha menjaga ketenangan, meskipun jantungnya berdetak cepat. Mereka mengobrol ringan seperti biasanya, tapi kali ini ada sedikit perbedaan. Fauzi sesekali mencuri pandang ke arah Lisa, memperhatikan senyumnya yang tulus dan cara dia tertawa. Lisa juga merasakan kehangatan dari Fauzi yang membuatnya merasa nyaman dan damai. Mereka berdua menikmati obrolan tanpa sadar waktu yang berjalan. Akhirnya, setelah mengumpulkan keberanian, Fauzi memutuskan untuk berbicara tentang perasaannya. "Lisa

  • GADIS IMPIAN SANG CEO   BAB 47

    Di sebuah kafe dengan suasana santai dan nyaman, Ubay duduk sambil menyeruput kopinya, sesekali melirik seorang gadis yang duduk di meja sebelah. Gadis itu terlihat asyik membaca buku, tenggelam dalam dunianya sendiri. Dengan rambut panjang berombak, wajahnya yang manis, dan senyumnya yang samar, Ubay merasa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. "Baiklah, Ubay. Ini saatnya beraksi," gumamnya pada diri sendiri, mencoba memberi semangat. Dengan percaya diri, ia pun melangkah mendekati meja gadis itu dan memberi salam dengan senyuman lebar. "Permisi, boleh aku gabung? Atau kamu lebih suka menikmati kopi dan bacaanmu sendirian?" tanyanya dengan nada lembut dan sopan. Gadis itu terkejut sesaat, lalu menatap Ubay. Ia tampak ragu sejenak, tetapi akhirnya tersenyum kecil dan berkata, "Oh, tentu, silakan." Ubay duduk di depan gadis itu, berusaha mencari pembicaraan yang pas untuk memulai. "Kamu suka baca, ya? Aku nggak terlalu sering lihat ada orang yang bisa menikmati buku di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status