Keesokan harinya di villa keluarga Sanjaya. Suasana tampak hening di meja makan. Mona sedari tadi diam dan menyantap makanannya. Mereka anggota keluarga sanjaya tampak sedang menikmati lezatnya masakan di meja makan.
Farid sanjaya, kepala keluarga sanjaya duduk di ujung meja makan besar itu. Di sampingnya ada Helen Sanjaya, Istri Farid. Dan di sebalahnya duduk putri kesayangan mereka. Dania Sanjaya.
Mona duduk di ujung aga jauh dari mereka. Dia terpaksa datang dan merasa sudah muak dengan keluarga ini karena selalu memperlakukannya dengan buruk.
Farid menoleh ke Helen lalu mengedipkan mata. Helen paham maksud dari Farid. Dia menolah ke arah Mona. “ Mona” Panggil Helen dengan lembut.
Mona mendongak memandang ibunya “ Yaa?”.
“ Kamu tahu sekarang kamu tidak muda lagi. Ayah dan ibu sudah merencanakan sebuah pernikahan untukmu. Dia juga seusiamu. Lulusan profesor dari luar negeri. Sabtu sore datanglah temui dia “.
Mona tersenyum pahit mendengar perkataan ibunya. Dia berkata dalam hati “ Jadi ini tujuan mereka mengundangku makan pagi ini”.
Mona memalingkan wajahnya “ Aku belum ingin menikah “ Jawab Mona cuek.
Helen memukul meja keras karena marah “ Kamu tidak boleh menolak seperti malam itu!!!. Kau membuat CEO Budi tersinggung dan kini dia membenci keluarga Sanjaya! Itu membuat kerugian besar pada bisnis keluarga Sanjaya!! Tapi itu bisa kami lupakan. Dan besok sabtu kau harus pergi!!”.
Mona tidak tahan dan menggebrak meja “ Semua demi bisnis??. Apakah pantas memberikan obat perangsang di minumanku dengan tujuan agar aku melayani tua bangka itu!”. Mona lalu berbalik untuk pergi. Dia melambaikan tangan “ Suadahlah, aku tidak akan pergi. Kalau kalian mau pergi pergilah sana!”.
Helen mencibir “ Keluarga sanjaya sudah bertahun-tahun merawatmu! Jangan kau pikir semua itu gratis! Sudah saatnya kau membalas budi kepada kami!”.
Mona terpaku mendengar perkataan ibunya. Dia mengepalkan tangannya dengan gemetar lalu memandang ibunya. “ Apakah jika aku mau melakukan itu, Aku dan keluarga Sanjaya tidak akan ada hubungan lagi? “.
Helen tertegun mendengar ucapan Mona. Dia menghela nafas “ Ya...”.
Mona berbalik pergi “Baiklah, Aku akan menemuinya ”. Helen sangat kesal melihat sikap Mona. Dia mengpalkan tangannya kuat-kuat di atas meja.
Dania memegang tangan ibunya. “ ibu, mengapa kamu mengenalkan Mona dengan pasangan yang begitu bagus. Seorang profesor lagi “.
Helen tersenyum “ Dasar anak bodoh, ibu sedang membantu kamu! Walaupun kamu dan Ardhi sudah bertunangan, tetapi Mona masih bekerja di perusahaan Fly. Tentu saja tidak boleh membiarkan Ardhi dan Mona dekat kembali “.
Dania tersenyum licik “ Ibu tenang saja, aku tidak akan membiarkan Mona dekat lagi dengan Ardhi”.
Perusahaan Fly adalah perusahaan design grafis yang dikembangkan oleh keluarga Wisnu. Perusahaan itu tergolong besar hingga keluarga Wisnu menduduki keluarga kelas ketiga di kota Andalas. Sedangkan keluarga Sanjaya berada jauh di bawah keluarga Wisnu. mereka hanya keluarga kelas ke empat.
Mona pergi dari Villa keluarga Sanjaya. Dia berjalan dan tersenyum “ Baiklah, aku akan ikuti permainan kalian! Setelah itu tidak akan ada yang bisa mengaturku lagi “.
***
Keesokan hari di perusahaan Fly. Tampak para karyawan berbisik-bisik membicarakan rumor yang beredar di situs perusahaan. Mona dan Hani masuk ke dalam kantornya. Semua terkejut dan memandang Mona dengan tatapan aneh. Mona merasa tidak enak diperlakukan seperti itu. “ Aku hanya cuti dua hari. Kenapa suasana kantor berubah jadi aneh ketika aku kembali “. Mona terus berjalan menuju mejanya. Kemudian dia terhenti di belakang dua karyawan yang sedang berbisik-bisik. Suara kedua karyawan itu agak keras sehingga Mona dan Hani pun mampu mendengarnya.
“ Masih muda tapi tidak mau berusaha. Dan menjadi orang ketiga menghancurkan hubungan orang lain “ Bisik karyawan satunya. Karyawan yang lain mengangguk “ Iya...sudah jelas CEO Ardhi dan nona Dania sudah bertunangan. Apa tidak terlalu laku sehingga mengganggu hubungan orang “.
Mereka tidak menyadari kalau Mona dan Hani berdiri di belakang mereka. Mona terkejut dengan pembicaraan kedua karyawan itu.
Melihat ekspresi Mona yang tidak enak. Hani kemudian menegur dua karyawan itu hingga kedua karyawan itu sontak terkejut.
“ Apa yang kalian bicarakan! Jangan bicara omong kosong disini! “ bentak Hani.
“ Kak Mona, maaf “ kedua karyawan itu langsung menjauh ketakutan.
Mona mengabaikannya. Dia menarik tangan Hani “ Ayo kerja “.
Kedua karyawan itu mendengus “ Huh...sungguh berpura-pura “.
Mona bergegas ke mejanya dan menyalakan komputernya. Dia ingin memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Dia terpaku karena terpampang di layar monitor sebuah berita negatif mengenai dirinya. Berita itu mengatakan bahwa Mona berusaha merebut calon suami orang. Banyak komentar negativ yang menyudutkan posisi Mona.
Hani membaca berita itu langsung marah “ Siapa yang memposting ini! Sungguh membalikkan fakta! Tunjukkan namanya jika berani “.
Mona tertegun melihat berita itu. Dia hanya diam kemudian menscroll kebawah. Dia terhenti di tampilan akhir.
Di layar itu tampak kata-kata menyedihkan. Kata-katanya adalah “ Masih menjerat tunangan adiknya sendiri! Orang seperti ini tidak layak di perusahaan Fly “.
Di bawahnya terdapat tulisan “ Klik tulisan ini untuk memdapatkan sebuah kejutan “. Lalu Mona pun mengekliknya.
“ Aku ingin melihat gambar seperti apa yang membuatku menjadi perusak hubungan orang “ batinnya. Kemudian dia mengarahkan kursor ke tulisan tersebut dan “klik...”.
Terpampang foto Dania sedang menggandeng tangan Ardhi pada saat pesta pertunangan mereka. Di bawahnya juga ada foto Mona dan Ardhi saat masih berpacaran pada waktu kuliah dulu. Mona mengerutkan alisnya. Dia teringat masa lalu saat dia dan Ardhi berjalan-jalan di taman.“ Jelas-jelas kita ini adalah pasangan yang sebenarnya. Kenapa kita harus sembunyi-sembunyi seperti ini? “ Kata Ardhi sambil menggenggam tangan Mona.“ Huuh...kamu tau ga sih, kita ini masih kuliah. Kita tidak boleh sombong. Kau kan juga tahu kalau kau sangat terkenal di kampus. Aku tidak mau para gadis di kampus kemudian memusuhiku “ Jawab Mona dengan cemberut. Ardhi tersenyum dan merangkul pinggang Mona. “ Hanya kamu yang aku cintai “. Ardhi mengecup kening Mona.****Mona tersenyum kecut melihat foto-foto itu. Dalam hatinya berkata “ Ternyata pada saat itu Dania sudah merencanakannya. Haha...benar-benar rencana sempurna.“ Keterlaluan!! Mona kamu tenang saja. Aku akan menuyuruh pengelo
“ Uhuk...uhuk! Aku tidak salah dengar kan? “ Beny nyaris tertawa terbahak-bahak. Dia melirik geli ke arah Raka. “ Benarkah pohon beringin tua ini berencana mendekati seorang gadis? Kamu masih perjaka kan? Haha “ katanya mengejek.Raka langsung mencibir dan maengalihkan pandangannya karena kesal “ Tidak! “ Jawabnya ketus. Fauzi yang sedari tadi diam kemudian tersenyum dan menepuk punggung Beny “ Seriuslah sedikit. “Beny kemudian mengangguk. Dia menoleh ke Raka dengan wajah penasaran “ Hah, tidak apa? ““ Ehmm “ Fauzi berdehem untuk memperingatkan Beny agar serius.Beny mencibir “ Iya iya, bawel amat sih! ““ Menurutku ya, apakah kau masih perlu memikirkannya? Tidak perlu menggunakan identitasmu. Hanya modal dengan tampang tampanmu saja para gadis sudah pada mengantri “ Beny memberikan penjelasan seolah-olah dia adalah seorang tutor profesional.Raka kembali mengambil gelas dan meneguk minuman. Kemudian dia termenung dan berpikir “ Dia bukan
Suasana di basement perusahaan Fly semakin ramai. Semua Karyawan sudah mulai berdatangan. Termasuk juga Mona dan Hani. Mereka juga bergegas untuk datang.Mona terpaku melihat para karyawan kemudian menyingkir ketika melihat Mona. Mereka memberikan jalan untuk Mona agar maju ke depan. Mona melihat Ibunya Ardhi sedang memegang tangan Dania.“ Kelak seringlah bermain ke rumah keluarga Wisnu. Jika ada masalah di perusahaan, beritahukanlah kepadaku. Jangan dipendam sendiri. “Dania mengangguk, “ Baiklah bibi. ““ Jika ibumu tidak mengatakannya, aku tidak tahu kalau kau mendapatkan hinaan di perusahaan “ Nyonya Wisnu kemudian membelai rambut Dania.“ Aku akan berkunjung ke keluarga Wisnu, kuharap bibi tidak merasa terganggu. “Nyonya Wisnu kemudian tersenyum, “ Tentu saja tidak, aku justru sangat senang jika kau mau menemaniku. “Nyonya Wisnu kemudian menatap tajam ke arah Mona berada. Kemudian dia berbicara tegas, “ Jika ada karyawan yang berani
Dania terkekeh. Dia berencana untuk mengambil keuntungan dengan menjebak Mona. “ Kakak, malam ini ada makan malam. Kau harus datang, dengan begitu aku anggap itu adalah tugasmu yang terakhir di perusahaan Fly. ““ Apakah dengan hadirnya aku di makan malam itu kau akan melepaskan aku? Termasuk juga Hani? “ Jawab Mona ketus.“ Yaa, lagipula dari awal aku juga sudah tidak suka dengan anak itu “ Dania tampak malas menanggapi.Mona mengangguk “ Baiklah, aku akan pergi. “Mona lalu berbalik meninggalkan ruangan Dania. Dania berteriak “ Kakak, nanti malam di Restourant Goodfood. Jangan terlambat. “ Tetapi Mona mengabaikannya.***Malam harinya,Di Restaurant Goodfood yang sangat mewah. Tampak dua gadis sedang merayu genit seorang pria paruh baya. Umurnya pria itu terlahat sudah menginjak kepala empat. Dia mengenakan kemeja putih mewah berdasi dan celana hitam. Dilihat dari penampilannya dia adalah seorang pengusaha kaya yang sukses. Tampak kedua ga
"Hum....ahhh....." Terdengar suara desahan dari sebuah kamar hotel. Tampak sepasang wanita dan pria sedang melakukan layaknya hubungan suami istri di kamar tersebut. Sang pria sangat agresif dalam mencumbu sang wanita hingga wanita tersebut kewalahan." Sudah cukup....berhenti" Teriak Mona Sanjaya. " Tidak cukup" Jawab sang pria sambil menciumi leher Mona. Mona berusaha mendorong tubuh pria itu menjauh. Tetapi tangannya di tepis oleh sang pria. "Permainan ini kamulah yang memulainya! Maka kau harus bertanggung jawab untuk menemaniku bersenang-senang sampai aku puas" Sang pria tersenyum pada Mona. Sekarang Mona hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut.Mona berpikir dalam otaknya, Sebelumnya dia tidak pernah menyangka akan seperti ini. Dia menyerahkan seluruh tubuhnya kepada pria yang sama sekali tidak dia kenal. Tepat diacara pertunangan adik dan mantan kekasihnya.Lima jam yang lalu....Di sebuah hotel yang megah, terpampang dekorasi indah dari bunga-bunga.
Pria itu gemetaran sambil memegangi Mona. “Apakah kau sengaja melakukan ini?” Tanyanya.Mona menundukkan kepalanya sambil menahan gairah akibat efek obat yang dicampur dengan minumannya oleh orang tuanya. Dia berkata pelan “Maaf...aku tidak bermaksud.....Aku akan pergi”.“ Tunggu...” Pria itu menatap wajah Mona. Tangannya memegang dagu Mona dan mengangkatnya perlahan. “Sungguh cantik wanita ini” batinnya. Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajah Mona. Mona terkejut “Apa yang ingin kau lakukak?” Tanya Mona ketakutan. Tetapi pria itu tidak menjawab. Justru malah semakin mendekatkan wajahnya. Akhirnya “Cupp...” Bibir pria itu mendarat di bibir merah Mona. Mona terkejut dan reflek ingin menjauhkan diri. Tapi dia tidak mampu karena seluruh tubuhnya semakin panas. Dia hanya bisa pasrah membiarkan pria asing itu menciumnya.Pria itu semakin lama ciumannya semakin agresif. Dia mengulum bibir Mona dan sesekali memasukkan lidahnya ke mulut Mona. Mereka berciuman mesra hing
“Ka...Kamu siapa” Hani gemetar dan mundur sedikit ke belakang. Pria itu menatap Hani tajam “Panggil dia keluar” Jawab pria itu dingin.Wajah Hani semakin memucat “Apa maksud kamu adalah Mona...Dia sedang sakit dan tidak menerima tamu. Kalau ada urusan dengannya bisa bicara denganku. Aku adalah .....” Belum sampai selesai Hani mengeluarkan kalimatnya. Pria itu masuk kedalam rumah Mona. Hani terkejut “Hei..jangan sembarangan masuk!”.Tetapi pria itu mengabaikannya. Matanya tertuju ke sebuah pintu kamar mandi yang terbuka. Dia bergegas masuk ke kamar mandi itu. Hani panik dan berteriak “Hei...kamu tidak boleh masuk kesitu!”. Pria itu tetap masuk ke kamar mandi dan mendapati Mona sedang dalam keadaan pingsan. Pria itu langsung mengambil kain tirai penghalang dan membalutnya ke tubuh Mona. Dia menggendong Mona secara perlahan-lahan. Karena takut akan menyakiti Mona.“Kenapa kamu masuk sembarangan!” Hani berteriak marah sambil jarinya menunjuk ke pria itu.
Di rumah sakit...Ardhi memalingkan wajahnya begitu melihat Dania. Dania langsung menggandeng lengan Ardhi. “ Apakah kamu juga datang menjenguk kakak ”. Dania menoleh memandang Mona. Dia mencibir “ Kakak juga, kenapa kalau ada masalah tidak mencariku saja. Apakah pantas adik ipar dekat dengan kakaknya sendiri ”.Wajah Hani langsung merah karena Dania. Dia membentak “ Kamu ini!!!”.Mona menepuk bahu Hani “ Sudahlah Hani “. Dia lalu memandang Dania dengan tatapan sinis “Karena sudah menjenguk, bisakah kalian pergi! Kalian mengganggu istirahatku “.Dania langsung menggandeng Ardhi “ Baiklah, kalau begitu aku tidak akan mengganggu waktu istirahat kakak lagi. Oh ya...Ibu menyuruh kakak untuk pulang ke rumah besok”. Mona langsung mengepalkan tangannya dan menunduk “ Baiklah”.Mendengar jawaban kakaknya, Dania langsung tersenyum licik dan berbalik meninggalkan ruangan bersama dengan Ardhi.Ardhi menoleh ke arah Mona “ Kalau begitu lain kali a