Share

BAB 4

Di rumah sakit...

Ardhi memalingkan wajahnya begitu melihat Dania. Dania langsung menggandeng lengan Ardhi. “ Apakah kamu juga datang menjenguk kakak ”. Dania menoleh memandang Mona. Dia mencibir “ Kakak juga, kenapa kalau ada masalah tidak mencariku saja. Apakah pantas adik ipar dekat dengan kakaknya sendiri  ”.

Wajah Hani langsung merah karena Dania. Dia membentak “ Kamu ini!!!”.

Mona menepuk bahu Hani “ Sudahlah Hani “. Dia  lalu memandang Dania dengan tatapan sinis “Karena sudah menjenguk, bisakah kalian pergi! Kalian mengganggu istirahatku “.

Dania langsung menggandeng Ardhi “ Baiklah, kalau begitu aku tidak akan mengganggu waktu istirahat kakak lagi. Oh ya...Ibu menyuruh kakak untuk pulang ke rumah besok”. Mona langsung mengepalkan tangannya dan menunduk “ Baiklah”.

Mendengar jawaban kakaknya, Dania langsung tersenyum licik dan berbalik meninggalkan ruangan bersama dengan Ardhi.

Ardhi menoleh ke arah Mona “ Kalau begitu lain kali aku akan menjengukmu lagi “. Dania melirik kesal kearah Mona. Tapi Mona tidak memperdulikan mereka.

Hani langsung memegang tangan Mona. “Mo..mona, maafkan aku. Kemarin malam aku yang menelpon Ardhi untuk datang membantuku “.

Mona lalu mengerutkan Alisnya “ Itu berarti kemarin Ardhi yang membawaku ke rumah sakit?”.

Hani mencibir “ Tentu saja bukan dia. Dia tidak menjawab teleponku! Malah Dania yang menjawabnya! Aku sangat kesal mendengar suaranya! Tiba-tiba ada seorang pria tidak dikenal datang. Sepertinya dia seorang CEO perusahaan besar. Dia yang membawamu ke rumah sakit. Sungguh sangat baik dan tampan. Dia menjagamu semalaman. Kemudian dia pergi. Menurutku dia punya perasaan padamu “ Kata Hani mengangguk sambil memegangi dagunya bertingkah seperti layaknya seorang detektif.

Mona teringat kejadian kemarin malam saat berada di kamar hotel. Dia berpikir “ Apakah mungkin dia?? “.

Hani memegang kedua tangan Mona sehingga memecah lamunannya. “ Maafkan aku Mona. Jika aku tidak menelpon Ardhi. Dania pasti tidak akan mencari-cari kesalahan denganmu “.

Mona tersenyum, dia mengelus rambut sahabatnya itu “ Dasar bodoh,  aku tahu kau hanya mengkhawatirkanku. Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu “. Mona langsung menampakkan wajah kebingungan “ Tetapi kita harus segera pergi! Aku takut Ardhi akan cepat kembali lagi ”.

Hani langsung bersiap melangkahkan kaki “ Baiklah, aku akan mengurus administrasinya dulu. Kau bersiap-siaplah “. Lalu keluar ruangan.

Di koridor rumah sakit. Para perawat terkesima dengan datangnya seorang pria tampan. “ Eh itu CEO Raka datang “. Perawat lainpun antusias “ Tampan sekali “. Para perawat itu bergegas menyambut kedatangan Raka “ Selamat datang CEO Raka”.

Raka menganggukkan kepala kepada mereka yang lalu membuat para perawat itu semakin klepek-klepek.

Roni tersenyum geli melihat adegan itu. “ Baru kali ini bos bertingkah seperti ini. Dia sengaja berhenti di tengah jalan untuk membelikan makanan kepada nona itu. Sungguh kejadian langka sekali...hehe. Tampaknya CEO Raka akan berubah  “ batinnya.

Raka terus memandangi kotak yang dibawanya dengan tersenyum. Roni terkekeh dan kembali berkata dalam hatinya “ Apakah CEO kaku ini bisa menyukai nona Mona?”.

Raka langsung menuju kamar vvip dimana Mona dirawat. Dia membuka pintu. Seketika wajahnya menjadi gelap. Ruangan kamar tersebut telah kosong.

Roni di belakangnya panik “ Aduh “ pekiknya. Dia menoleh ke arah perawat yang lewat untuk bertanya. “ Perawat, kemana nona yang dirawat dikamar ini?”.

Perawat itu seketika gugup dan menjawab “ Di...dia sudah keluar siang ini “.

Raka lalu melemparkan kotak makanan yang dibelinya ke arah Roni. “ Ini untukmu “. Dan barbalik menuju pintu keluar.

Roni cemberut sambil memegang kotak tersebut. Dia lalu melempar kotak makanan itu kepada perawat di sampingnya “ Ini untukmu “.

Kemudian berbalik mengikuti Raka. “ terima kasih Tuan “ Teriak perawat itu.

Ternyata Ardhi juga datang ke rumah sakit lagi. Dia sedang akan memarkirkan mobilnya. Terkejut melihat Raka berjalan cepat di parkiran. Dia berkeringat dingin “ Apakah itu Raka Hartono dari perusahaan Raymond?. Kenapa orang besar seperti itu bisa ada disini?”. Ardhi bertanya dalam hatinya. Tetapi tatapannya di buyarkan oleh suara Dania yang ada disampingnya.

“ Kak Ardhi...apa kau marah padaku “ Rengek Dania dengan wajah memelas.

Ardhi memalingkan wajahnya “ Ah tidak, bagaimana mungkin aku bisa marah denganmu “.

Dania meneteskan air mata palsu “ aku tau kalau kau hanya mencintai kakakku. Andaikan saat itu aku tidak mabuk, pasti ...” Belum selesai Dania menyelesaikan kalimatnya. Ardhi membelai rambutnya. “ Jangan katakan itu lagi. Aku berjanji padamu. Aku akan memerlakukanmu dengan baik “. Dania tersenyum memandang Ardhi “ Iya kak “. Dalam hatinya “ Aku tidak akan membiarkan si jalang Mona dekat lagi dengan calon suamiku. Aku tidak pernah menyukainya. Aku akan merebut semua milikmu menjadi milikku “.

“ Ayo kita pulang saja kak “ Ajak Dania. Ardhipun mengangguk dan menyalakan mobil lalu melaju pergi.

***

Raka masuk dalam mobil audi merahnya. Di ikuti oleh Roni yang masuk ke bagian sopir. Roni menyalakan mobil dan pergi melaju keluar dari area rumah sakit.

“ Kemana selanjutnya Tuan. Apakah tuan berencana untuk makan dan minum dengan ketiga Tuan Muda lainnya?”.

Di kota Andalas, terdapat empat keluarga besar yang sangat berkuasa. Raka adalah salah satu tuan muda dari empat keluarga besar tersebut, keluarga Hartono. Selain keluarga hartono, masih ada tiga keluarga lainnya. Yaitu keluarga Abbas, keluarga Hasan, dan keluarga Wijaya. Keempat keluarga besar itu selalu menjalin hubungan baik antara satu sama lain. Tuan muda dari keempat keluarga besar bahkan bersahabat. Mereka sangat dekat bagaikan saudara kandung.

“ Kita pulang saja ke villa “ Jawab Raka sambil memandang pemandangan luar dari kaca jendela mobil.

“ Baiklah tuan” Roni menganggukkan kepala. Mobil terus melaju ke depan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status