Evelyn diam tak bisa berkutik. Moskov mengobati semua lukanya dengan wajah datar setelah insiden ciuman berdarah tadi. Moskov mengobati luka Evelyn dalam diam. Meskipun dia kesal melihat Evelyn tak merasakan sakit juga membuat Moskov banyak bertanya. "Apa kau tak merasa sakit dengan banyak luka seperti ini?" "Aku sudah terbiasa tuan, bahkan racun yang paling mematikan pun aku sudah pernah merasakannya." Gerakan tangan Moskov berhenti, Moskov sempat membeku mendengar perkataan Evelyn. "Racun?" batin Moskov. Tangannya yang terbebas menggenggam erat tanpa sadar. Monster seperti apa yang sudah hidup bersamanya selama ini. Mengingat semua luka yang pernah dia lihat saat Evelyn tiba disana pun membuatnya. Tapi Evelyn terlihat biasa saja, luka luka yang baru saja di dapat Evelyn tak sebanding dengan luka yang dulu yang bekasnya mulai pudar meskipun ada beberapa luka yang tak akan bisa hilang. Evelyn melihat Moskov bingung, kenapa sejak Evelyn menceritakan jika dia pernah ke
Moskov pergi dari butik dengan beberapa anak buah yang menjaganya dengan ketat. Sepeninggalan Moskov, tubuh Manager butik langsung lemas dan terduduk dengan napas yang sedikit tersengal. "Astaga, nyawaku seperti lepas dari tempatnya." Begitu juga dengan karyawan yang lain, mereka bernapas lega saat rombongan Moskov pergi dari sana. # Hilton benar benar di buang oleh anak buah Moskov ke pelosok tanpa ada pegangan uang dan yang lain. Tak hanya itu, anak buah Moskov menyuntikan sesuatu ke badan Hilton sebelum mereka meninggalkan Hilton disana. "Kalian semua gila, kalian akan di tangkap melakukan hal ilegal seperti ini!" Hilton berteriak dengan keras, tapi tak berpengaruh pada apapun untuk anak buah Moskov. Mereka melempar Hilton di tengah jalan, di saat kesadaran Hilton sudah mulai menghilang. Dia duduk di pinggir jalan dengan wajah yang acak acakan dan juga baju yang sobek dimana mana. Anak buah Moskov beralih kepada karyawan butik yang ketakutan. Dia melihat bagai
"Kau hanya pelayan rendah tapi kau terlalu sok tahu tentang orang orang milikku!" Duar..... Perkataan Moskov tentu saja membuat karyawan itu syok, badannya terhuyung ke belakang. Jika dia tak berpegangan pada salah satu benda disana dia tentu saja akan langsung terjatuh. Tak hanya karyawan itu yang syok, pengunjung yang disana juga sama terkejutnya. Hilton yang mendengar itu pun sempat membelalakkan matanya. Tapi dia semakin tak terima jika Evelyn merasa sok tahu dengan gaun dan nilai gaun itu sendiri. "Kau tahu apa soal gaun mahal itu?" Manager yang melihat Hilton ingin menyerang Evelyn lagi langsung maju ke depan. Dia melihat Hilton dengan wajah tenang tapi datar. Manager itu tahu sepak terjang Hilton yang selalu memanfaatkan nama besarnya sebagai model hanya untuk mendapatkan beberapa barang gratis terutama gaun gaun yang ingin dia kenakan. "Nona Hilton, aku tahu bagaimana kau selama ini. Gaun yang ingin kau ambil tak pernah kau bayar karena kau selalu mengatakan jika g
Karyawan yang melihat Hilton tiba disana segera menghampiri lalu menyapa Hilton ramah. "Silahkan nona, gaun yang nona pesan ada disana. Aku akan membawakannya untuk nona." Karyawan yang merundung Evelyn tadi bahkan take meminta maaf kepada Evelyn atas apa yang sudah dia lakukan kepada Evelyn. Manager itu tentu saja malah geram kepada karyawannya. "Tunggu, kau tak perlu mengambilkan gaun itu. Gaun itu sudah laku sejak tadi." Langkah Hilton dan karyawan itu terhenti. Karyawan itu menatap aneh pada managernya. "Tunggu manager, apak maksud perkataanmu? Gaun itu masih tersimpan disana. Dan nona Hilton yang memesan gaun itu." Manager itu mengajak Evelyn kembali masuk ke dalam butik, dan juga menyuruh Evelyn duduk di sofa dengan sopan. Manager itu meninggalkan Evelyn sebentar lalu kembali dengan membawa kompres yang di berikan kepada Evelyn. "Nona, maafkan pelayan di butik ini. Tolong obati dulu luka nona." pinta manager itu ramah. Manager itu tak lagi menggunakan jabatanny
Evelyn dan Moskov pergi ke sebuah butik ternama yang ada di kota itu. Entah apa tujuan Moskov membawa Evelyn pergi kesana. "Tuan, untuk apa kita ke sini?" tanya Evelyn bingung. Moskov tak menjawab dan langsung masuk ke dalam meninggalkan Evelyn yang masih di rundung kebingungan. Evelyn menyusul Moskov masuk ke dalam, matanya menatap kagum pada semua gaun yang di pajang disana. "Wah, gaunnya bagus bagus. Pasti mahal sekali harganya..." Evelyn terus melihat gaun gaun itu dengan mata yang berbinar, apalagi dia tak pernah memakai gaun seperti itu selama ini. Moskov sudah pergi menemui manager butik untuk membicarakan sesuatu. Saat Evelyn ingin menyentuh sebuah gaun yang membuat dia tertarik sebuah suara menegurnya dengan keras. "Hei, kau tak bisa sembarangan menyentuh gaun itu. Tangan kotormu itu bisa merusaknya!" Evelyn yang terkejut sontak langsung mundur ke belakang, karena dia tak berhati hati Evelyn terjatuh ke lantai. Bruk... "Aw ....." Evelyn meringis, d
Brian tak bisa membalas perkataan Moskov, dia di bawa paksa oleh anak buah Moskov. Tak ada yang tahu kemana mereka akan membawa Brian mengingat musuhnya saat ini adalah Moskov. Semua orang yang ada disana di bubarkan oleh anak buah Moskov. Bukan dengan cara kekerasan tapi dengan cara yang benar karena biar bagaimanapun mereka sudah membantu Evelyn tadi. Moskov beralih kepada Evelyn, melihat Evelyn sudah lebih tenang saat ini. "Kenapa tuan ada disini?" tanya Evelyn tiba tiba. "Sekedar lewat dan ingin melihat bagaimana adikmu sekarang." Evelyn mengangguk percaya, dari kejauhan Ronald yang mendengar jawaban dari Moskov meniru jawaban Moskov kepada Evelyn tadi. "Bisa bisa nya tuan berbohong kepada Nona Evelyn, padahal dia sendiri yang ingin datang kemari. Aneh, apa mungkin tuan memang sudah jatuh cinta pada nona Evelyn?" gumam Ronald. Tapi Ronald mengangkat bahunya acuh. Dia tak pernah mengerti dengan jalan pikiran Moskov saat ini kepada Evelyn. Yang Ronal tahu jika Moskov