Share

Part 6

Author: Manda Azzahra
last update Huling Na-update: 2022-08-01 20:48:25

Setelah Heru mendapatkan alamat David dari teman dekatnya, Olivia pamit.

Olivia sangat berterima kasih pada Heru karena telah berbaik hati mengizinkannya menginap tanpa berbuat yang macam-macam padanya. Olivia sangat menghargai itu. Ditambah lagi, Heru dengan tenang meminjaminya uang, meski mereka baru kenal tiga hari ini.

"Setelah urusanku selesai, aku berjanji akan membayarmu kembali." Olivia bersungguh-sungguh.

Setelah mendapatkan jawaban dari Silvia, dia akan kembali menemui pria yang dipukulnya waktu itu. Lalu kembali membayar Heru. Dia bahkan tak bisa meminta gajinya bulan ini ke restoran. Orang-orang itu pasti masih mengawasi. Hingga dia tidak bisa bebas kembali ke mana pun. Baik ke tempat kerja, ataupun tempat tinggalnya.

 

Olivia memesan tiket kereta untuk keberangkatan pagi ini. Air matanya tak berhenti mengalir memikirkan nasibnya saat ini. Bahkan ketakutannya pada pria bernama Ronan dapat dikalahkan oleh pengkhianat saudara dan juga kekasihnya.

Dan Olivia menangis karena itu. 

David yang dia kenal selama ini begitu dewasa dan sangat baik terhadapnya. Tak ada sedikit pun pernah membuat hatinya terluka. Tapi kini, bukan hanya luka. David menancapkan belati tepat di jantungnya. Membuatnya sesak dan hampir mati.

David berjanji, suatu hari akan membawa Olivia ke kampung halamannya. Mengenalkannya pada keluarga,  dan membuatnya menjadi bagian dari mereka. Tapi lihatlah sekarang, Olivia seperti tak mengenal pria itu.

Lalu dengan Silvia? Entah apa maksud Silvia melakukan semua ini. Olivia kembali memikirkan kejadian yang sudah-sudah. Silvia memang kerap kali menginginkan apa yang Olivia miliki. Dengan wajah sendunya, dia mampu membuat Olivia selalu mengalah hingga tak tega melihatnya. 

Silvia sering kali meminjam barang-barang milik Olivia. Dan Olivia sama sekali tidak keberatan dengan itu. Mulai dari baju, tas, sepatu, bahkan saat ini, barang yang paling berharga miliknya masih berada bersamanya.

Olivia rela kehilangan apa pun asal jangan yang satu itu. Olivia begitu menyayanginya.

Dan soal prostitusi itu, Olivia tak perlu lagi merasa heran. Bahkan kini dia percaya, bahwa Silvia punya pekerjaan sambilan sebagai wanita penghibur. Pria bernama Ronan di hotel itu, pasti salah satu pria hidung belang yang memesannya.

Melihat dari sikapnya yang mampu menggoda David, Silvia benar-benar pemain profesional. Sayangnya Olivia baru saja menyadarinya.

Satu lagi yang Olivia tak habis pikir, kenapa Silvia melibatkan dirinya dengan semua ini. Mungkinkan dia ingin Olivia juga terlihat buruk, sama sepertinya?

Perjalanan selama empat jam, cukup membuat Olivia akhirnya tertidur. Gadis itu terbangun setelah mendengar suara nyaring berbunyi. Menandakan kereta akan berhenti, dan tujuannya telah sampai.

Kota itu begitu asing bagi Olivia. Namun gadis bertubuh mungil itu tetap memberanikan diri melangkah. Dia tidak akan tinggal diam begitu tahu orang-orang yang dia percaya lari darinya, dan membawa miliknya yang paling berharga.

*

Olivia turun dari angkutan yang membawanya menuju alamat di secarik kertas. Rumah sederhana yang penuh dengan pernak-pernik pesta. Olivia menarik sudut bibir. 

'Mereka benar-benar menikah, rupanya.' Olivia bergumam.

Matanya sedikit menghangat. Tapi dia tidak akan menunjukkannya. Sepasang pengkhianat itu pasti akan menertawakannya jika menangis di hadapan mereka.

Olivia berjalan pelan memasuki halaman yang telah ramai. Orang-orang melirik penampilannya yang sama sekali tidak cocok jika dipakai pada acara resmi seperti itu.

Olivia tak menanggapi. Dia bukan tamu undangan yang harus mengikuti aturan. Bahkan dia sadar, kehadirannya sama sekali tak diharapkan.

Olivia melihat kursi pelaminan yang sedang kosong. Orang-orang berbisik, akad nikah belum dilaksanakan karena penghulu mengalami kecelakaan saat menuju ke tempat itu.

Akad yang harusnya dilakukan siang tadi, terpaksa ditunda menunggu penghulu pengganti. Bagaimanapun, pernikahan harus terjadi.

Tak lama suara riuh terdengar. Penghulu akhirnya datang. Para tamu berbondong-bondong masuk untuk menyaksikan acara sakral. Termasuk Olivia di antaranya.

Saat penghulu menjabat tangan David, seketika mata pria berkulit sawo matang itu terpaku. Hingga tak menghiraukan apa yang diucapkan bapak tua yang ada di hadapannya.

"Kau kenapa, David? Orang-orang menunggu." Wanita di sebelah David menatapnya. 

Namun setelah melihat apa yang membuat calon suaminya seperti itu, gadis itu juga sama terkejutnya. 

"O_Olivia?" Silvia menyebut pelan nama gadis yang kini berdiri di hadapan mereka.

                             ~~~

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN   Part 98

    "Kenapa baru sampai selarut ini?" Ronan mencegat Olivia saat wanita itu ingin masuk ke kamarnya.Ronan memerintahkan Kim untuk menjemput istrinya pulang dari bekerja. Namun perjalanan yang seharusnya tidak sampai tiga puluh menit menjadi lebih dari satu jam, hingga Kim terlambat membawa istri majikannya kembali ke rumah sesuai perintah Ronan."Maaf, aku mengantar temanku dulu ke rumahnya." Olivia sedikit merasa sungkan.Setelah insiden Ronan memanggil kata 'sayang' terhadap Olivia malam itu, Olivia terpaksa mengakui semuanya. Dia dan Ronan sudah menikah. Ketiganya terperanjat heran. Seperti tak percaya.Olivia memohon agar mereka merahasiakannya. Mau tak mau mereka menuruti permintaan wanita itu. Lagipula kini mereka sudah tahu bahwa suami Olivia adalah seseorang yang berpengaruh. Tentu saja mereka harus menurut jika tidak ingin berurusan dengan Ronan Ellyas. Mereka bahkan telah menyaksikan sendiri bagaimana cara pria itu menghukum orang-orang yang telah berani mengganggu istrinya.La

  • GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN   Part 97

    "Kau memberitahu suamiku bahwa sepupu-sepupunya mengerjaiku?" Olivia merasa tak percaya."Tentu saja, Oliv. Siapa lagi yang menyelamatkanmu selain aku, hah?" Silvia membanggakan dirinya.Malam itu Silvia sedang melihat-lihat akun sosial media miliknya. Dia yang kini mulai berteman dengan para kaum bangsawan di sosial media melihat rekaman siaran langsung yang dibuat oleh Elsa. Silvia tersenyum jahat menyaksikan adegan itu. Dia begitu menikmati gadis yang dia benci menjadi bulan-bulanan semua orang di dunia maya. Olivia pasti akan merasa malu sekali jika semua kerabat dan sahabat-sahabat keluarga Ellyas sampai mengetahui latar belakang Olivia yang sebenarnya.Dengan begitu Olivia akan mendapatkan penolakan dan intimidasi hingga akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Ronan dan keluarganya.Namun tiba-tiba Silvia teringat. Ronan selalu saja punya cara untuk menyelamatkan istrinya. Bahkan menghukum siapa saja yang berani menyentuh Olivia. Silvia kemudian berbalik arah. Cepa

  • GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN   Part 96

    Olivia merasa takjub menatap bangunan besar dan lebar yang baru saja dia masuki. Deru mesin-mesin raksasa membuatnya berdecak kagum dengan produksi massal bahan baku tekstil dengan beraneka macam warna. Kepala Olivia bahkan berputar dan kakinya sampai berjalan mundur demi bisa memperhatikan keadaan sekeliling di pabrik tersebut.Laura tersenyum getir. Namun dia bisa melihat bahwa Olivia tampak peduli dan lebih antusias dibanding Silvia yang hanya bersikap angkuh dengan memamerkan bahwa gadis itu adalah putri pemilik pabrik demi mendapatkan pengakuan dari semua orang.Kemudian Laura menambah sedikit lagi waktu pengawasan agar Olivia bisa melihat-lihat lebih lama bagian produksi sebelum akhirnya memasuki ruangan kantor."Masuklah!" Laura meminta pada Olivia melewati pintu yang baru saja dibukakan oleh Armaya. Tanpa ragu Olivia melewati Laura dan menurut untuk masuk lebih dulu. Namun tiba-tiba Olivia tercengang saat melihat beberapa orang berpakaian rapi sudah duduk seperti menyambut k

  • GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN   Part 95

    Mau tak mau Olivia harus menuruti keinginan suaminya. Wanita itu sampai di depan bangunan pabrik milik keluarga Ellyas setelah diantar oleh Kim yang kembali menjemputnya sesudah mengantar Ronan ke kantor pusat perusahaan.Seperti instruksi Ronan, Olivia telah sampai lebih dulu hingga saat dia berdiri di depan gerbang, mobil hitam Laura berhenti di tempatnya menunggu."Selamat pagi, Bu." Olivia langsung menyapa ibu mertuanya begitu wanita itu turun dari kendaraannya.Laura menatapnya dengan dingin. Merasa bahwa dia tak memiliki janji untuk bertemu dengan menantunya itu."Apa yang kau lakukan di sini?""Hum... itu... aku...." Olivia tampak gugup. Dia tahu wanita paruh baya itu tak menyukainya. Namun dia bisa merasakan bahwa Laura tak pernah punya niat untuk berbuat jahat padanya."Ronan yang memintamu datang?" Laura seperti bisa membaca raut wajah gadis itu."Aku... ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, Bu. Aku... bersikap lancang dengan meninggalkan meja makan begitu saja."Laura

  • GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN   Part 94

    Ronan menarik sudut bibir. Kemudian memberikan kode pada asisten pribadinya. Kim mengerti, lalu mematuhi semua perintah majikannya."Pergi dari sini, dan jangan pernah datang lagi!" Ronan memberi titah dengan tegas.Gadis-gadis itu tampak ketakutan, lalu bergegas hendak keluar."Satu lagi!" Langkah mereka kemudian terhenti mendengar suara dingin itu dari Ronan. "Ucapkan terima kasih di masing-masing akun kalian atas makanan gratis yang kalian makan!"Ketiganya mengangguk dengan cepat. Lalu saling mendorong agar bisa keluar dari tempat itu dengan segera.Ronan melirik arloji mewah di pergelangan tangannya, lalu melirik ke arah istrinya."Selesaikan pekerjaanmu, Sayang. Aku tunggu di luar!"Ronan bergegas meninggalkan tempat itu. Sengaja membiarkan Olivia menjelaskan sendiri pada ke tiga rekannya semua tentang semua yang terjadi."Wanita itu tidak bisa menyangkal lagi bahwa aku ini suaminya, bukan?" Ronan tersenyum penuh percaya diri dari kursi penumpang di mobil mewahnya."Benar, Pak.

  • GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN   Part 93

    "Apalagi yang kalian tunggu. Cepat bersihkan sepatunya!"Ketiga gadis itu langsung melotot. Kemudian masing-masing memohon kepada pria itu."Tidak, Ronan. Kenapa kau meminta kami melakukannya?" Anne lebih dulu bersuara."Benar, kakak sepupu. Kami hanya bercanda. Kami tidak sungguh-sungguh ingin mempermalukannya.""Lagipula ini idenya Elsa. Dia yang meminta kami datang dan mengganggu Olivia. Dia juga yang merekam video itu dan menyebarkannya.""Benar. Ini semua salah Elsa. Biarkan kami pulang, Ronan.""Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian menyalahkanku, hah?""Ini memang salahmu.""Ya. Ini salahmu!""Kalian__."Ketiga gadis itu masing-masing saling melempar kesalahan. Ronan yang sama sekali tidak peduli siapa dalang di balik semua itu terlihat cukup tenang."Tunggu apa lagi? Berlutut dan minta maaflah! Kalian menyukai hiburan? Semakin malam semakin ramai yang akan menonton, bukan?" Ronan menyeringai."Ronan, kami mohon__.""Berlutut! Atau kalian ingin ibu atau ayah kalian yang melaku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status