Share

Part 5

Pikiran Olivia penuh tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi. Ada apa dengan saudara dan kekasihnya saat ini. Sejak kapan mereka menusuk Olivia dari belakang. Dan kenapa tiba-tiba memutuskan menikah secepat ini.

Olivia meneguk air putih dengan sekali tegukan hingga tandas. Lalu mengembalikan gelas pada Heru yang mempersilakannya duduk di dinding teras.

"Maaf, aku tak tahu kalau kata-kataku tadi ada yang salah." Heru merasa tidak enak telah membuat Olivia menjadi seperti itu.

"Tidak. Justru aku berterima kasih padamu. Aku hanya tak menyangka. Ini benar-benar tidak masuk akal." Olivia mencoba menenangkan diri.

Heru mengangguk, mengusap tengkuknya. Memiliki firasat, bahwa ini adalah tentang cinta segitiga.

"Kau bilang, gadis itu sering kemari? Dia masuk ke kamar David?"

"Ya. David selalu di dalam tiap kali gadis itu datang."

Olivia kembali merasakan jantungnya teremas. Dia tak habis pikir, apa saja yang mereka lakukan di dalam sana. Sementara selama ini Silvia bersikap acuh tak acuh saat David mengantar gadis itu pulang. Dia hanya menyapa sekilas saat berpapasan dan melihat mereka berbincang di teras rumah.

Olivia benar-benar tak mengerti. Dan kini, dia mendengar bahwa kekasih dan saudaranya itu akan melangsungkan pernikahan tanpa memberitahunya. Bahkan terkesan sembunyi-sembunyi. Lebih parahnya lagi, meninggalkan masalah bagi Olivia.

Olivia benar-benar tak mengerti.

"Kau tahu di mana kampung halaman David?"

"Maaf, bukannya aku ikut campur." David sedikit gugup. "Kau akan menghadiri pernikahan mereka?" 

Olivia tahu Heru pasti menganggapnya bodoh. Heru merasa tidak enak, tapi dia tetap menanyakannya. Dengan berat hati Olivia juga harus memberikan jawaban karena Heru sudah berbaik hati memberikan informasi dan juga memberikannya segelas air.

"Silvia membawa milikku yang paling berharga. Aku ingin mengambilnya kembali."

*

"Gadis itu punya kekasih." Kim kembali melaporkan apa yang dia dapat. 

Ronan menyandarkan punggung ke kursi kantornya. Tentu saja dia tidak bisa berlama-lama meninggalkan pekerjaan meski keningnya masih terbalut kain kasa.

Dua jahitan cukup membuatnya frustasi beberapa hari ini. Orang-orang di kantor menatapnya penuh tanya, meski tak berani mengulang pada tatapan ke dua. Ronan cukup tegas bahkan arogan dalam menindak apa yang tidak dia sukai dari semua yang menggantungkan nasib pada perusahaannya.

"Lalu kenapa kau masih di sini? Cepat bawa dia. Gadis itu pasti tinggal bersamanya." Tangan Ronan mengepal kuat. Seolah kata-kata Kim mengejeknya.

"Pemuda itu...." Ucapan Kim terjeda.

"Lanjutkan."

"Dia salah satu buruh di pabrik Anda."

Ronan menarik sudut bibir. Terkekeh geli, setelah tahu kekasih yang gadis itu harap bisa melindunginya hanya buruh rendahan yang sekali injak langsung mati.

"Apa lagi yang kau tunggu! Bawa keduanya padaku!"

Kim mengangguk dan segera keluar.

Ronan memejam mata dengan perlahan. Masih tak habis pikir dengan kelakuan gadis itu. Tiga hari sudah dia berusaha mencarinya. Alih-alih menyerahkan diri, gadis itu malah menghilang bak ditelan bumi.

Betapa banyak gadis murahan, bahkan dari kalangan atas sekali pun yang berusaha merangkak ke atas ranjang agar bisa tidur bersama pria tampan itu. Meski tak satu pun dari mereka yang berhasil membersamainya.

Ronan telah lama menjauhkan diri dari urusan percintaan. Di usianya yang sudah genap tiga puluh tahun, dia masih betah melajang. Gagal menikah membuatnya membenci wanita untuk waktu yang sangat lama. 

Gadis yang dijodohkan oleh orang tua mereka karena urusan bisnis, nyatanya kabur bersama pria pilihannya tepat di hari pernikahan mereka. Dan itu melukai harga dirinya. Andai keluarga gadis itu bukan salah satu dari pendukung yang pernah menyelamatkan perusahaan keluarganya, Ronan pasti telah menghabisi seluruh keluarga itu.

Tapi lihatlah kini. Seperti merasa dejavu, kejadian itu seperti melintasi kembali di depannya. Gadis liar itu berani membelah kepalanya hanya karena tak ingin Ronan menyentuhnya. Dan sekali lagi, itu merendahkan harga dirinya. 

Sayangnya Olivia hanya seorang gadis miskin dan yatim piatu. Hingga Ronan dengan mudah bisa menjadikannya mainan untuk dia siksa sebelum mati.

*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status