Share

BAB 29

"Saya bahkan belum pernah lihat dia seceroboh ini," kata Mama, entah kenapa Mama jadi sering membuka aibku di depan Pak Malik. Spontan aku menoleh pada Mama dengan tatapan tak suka.

"Iya, benar, Tan."

Mama ikut tersenyum setelah mendengar lelaki itu berbicara. Wanita itu menaruh piring di atas meja.

Aku mencebik. 

Lelaki itu tampak menarik kursi meja untuk dia duduki. Setelahnya pandangan menyebalkan itu lagi-lagi dia perlihatkan.

Aku mendelik sinis. Mengumpat sejadi-jadinya dalam hati.

Dia duduk di kursi yang langsung menghadap ke dapur. Satu meja berwarna cokelat tua yang memanjang dengan 6 kursi yang tersedia di sana sudah tersedia berbagai macam makanan. 

Dia tidak tahu apa kalau aku itu grogi? Gara-gara pergerakanku diawasi olehnya, aku jadi kurang fokus. Dan itu menyebabkan kue yang kuletakkan di atas meja jadi berantakan bentuknya karena terpeleset jatuh dari tanganku.

Aku membereskannya cepat. Kue

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status