Share

BAB 38

POV 3

"Kamu aneh,"

"Kenapa?"

"Semua orang butuh teman, sedangkan kamu lebih suka menyendiri. Kenapa enggak minta seseorang buat jadi teman kamu?

"Aku udah biasa sendiri," 

"Jadi maksudmu enggak butuh teman?"

"Ya, aku rasa begitu," 

"Kalau begitu, hari ini aku jadi teman kamu. Ingat, jangan nolak."

Seulas senyum terukir di bawah terik matahari yang mengganggu pemandangan. 

Tangan pucat itu terulur pada bocah laki-laki di hadapannya, sedang gadis itu berambut cokelat dengan hiasan pita abu-abu di kepalanya itu menunggu balasan. 

Saat bocah laki-laki ingin menggapainya seketika siluet gadis itu lenyap bersama angin. 

Malik terbangun dari tidurnya. Ia sadar bahwa saat ini mimpi itu datang lagi setelah cukup lama. 

Malik menarik napas pelan untuk menetralkan degup jantung yang tak beraturan. Pelipisnya berkeringat, napasnya tersengal. 

Malik mengerjapkan m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status