Amanda menatap wajah Carlos tajam. Dimata Amanda Carlos terlihat sangat tampan. Tapi dia adalah orang asing yang merebut keperawanannya. "Kerja sama apa? Bahkan kita belum lama kenal apa kamu tidak takut kalau aku akan menipumu?" tanya Amanda lirih."Aku yakin kamu tidak akan berani menipuku. Karena jika kamu kabur ke ujung dunia akan aku temukan kembali," balas Carlos.Amanda mengusap air matanya. Dia merasa Carlos terlalu mendominasi, "Apa yang membuatmu yakin kalau aku tidak akan menipumu. Kita baru saja bertemu. Memangnya kerja sama apa yang akan kamu tawarkan?" tanya Amanda.Carlos tersenyum senang. Dia menggenggap tangan Amanda lalu menatap wajahnya, "Jadilah kekasihku!" seru Carlos.Amanda tampak terkejut dengan permintaan Carlos. Mana ada seorang yang baru kenal dan melakukan cinta satu malam seperti ini langsung jadian. Amanda yang baru saja putus cinta tentu saja merasa ini terlalu mendadak."Maaf, siapa namamu, pak? Jika aku menerima ajakan kerja samamu sekarang. Berarti a
"Saya sudah mendapatkan informasi yang bapak minta," balas Angga."Katakan yang jelas!" tegas Angga.Angga tampak ragu mengatakannya, ia melirik Amanda yang berada di samping Carlos. Melihat ekspresi Angga lalu Carlos mengajaknya menjauh dari Amanda sebentar agar leluasa mengatakannya."Ada seseorang yang menemui teman kerja Amanda sebelum mengajak minum di bar," ucap Angga sembari memberikan potret yang di ambil dari tangkap layar cctv."Sudah aku duga seperti ini," balas Carlos melihat seseorang yang ada dalam potret."Apa Anda mengenal wanita dalam potret itu, pak?" tanya Angga."Iya, kamu simpan saja bukti-bukti seperti ini. Satu lagi minta karyawan itu menemuiku besok senin," jawab Carlos. "Aku akan memberinya pelajaran karena mencelakai orang. Apalagi sampai melibatkanku seperti ini," imbuh Carlos.Angga mengangguk mengerti. Setelah memberikan informasi Angga pergi karena tidak mau mengganggu kencan bosnya.Sebelum pergi Angga menatap ekspresi bosnya yang sedang mengobrol denga
Amanda hanya mengangguk lalu melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam rumahnya. Carlos sudah pulang mengendarai mobilnya dengan cepat."Akhirnya sudah sampai rumah. Memang tempat paling nyaman adalah rumah sendiri," gumam Amanda.Ia terlelap karena seharian bermain di pantai bersama Carlos. Keesokan harinya Amanda bekerja seperti biasa. Ia tak tahu kenapa teman-temannya saling berbisik saat dia masuk ke dalam ruangan kerjanya."Amanda aku tak menyangka kamu adalah wanita yang seperti itu," ucap teman Amanda."Benar, kamu selalu terlihat polos ternyata kamu seorang yang munafik," imbuh teman yang satu lagi.Amanda menghela nafas kecil, sebenarnya apa yang mereka ributkan. Ia hanya diam saja dan mencoba mulai bekerja. Di ruangan lain Carlos yang sudah mendengar desas desus tentang Amanda meminta Angga untuk menekan surat kabar online yang berani membuat berita buruk tentang Amanda."Baik, sebentar lagi Anda akan mendapatkan kabarnya, Pak," ucap Angga."Satu lagi kamu harus mencari ke
Semua orang yang berada di tempat rapat saling pandang dan melongo. Mereka saling berbisik membicarakan sikap Carlos yang tiba-tiba berubah."Laila kamu tidak salah lihat. Barusan memang bos kita tersenyum. Tapi aku tidak tahu bos pergi kemana," balas Angga."Kalau begitu kita kembali saja ke ruangan kita masing-masing. Nanti kalau ada informasi dari bos akan aku sampaikan ke kalian," ucap Laila.Di waktu yang sama Carlos sedang menuju kafe dekat perusahaannya dan menemui Amanda.Hatinya berdebar saat sudah mendekati kafe. Bahkan dia resah karena bingung akan mengatakan apa saat akan bertemu dengan Amanda lagi."Carlos, sebelah sinI," panggil Amanda saat melihat Carlos. Ia juga melambaikan tangannya agar Carlos bisa melihatnya.Carlos menoleh ke arah Amanda dan langsung menuju ke arahnya, "Apa kamu sudah menunggu lama, Amanda?" tanya Carlos sembari duduk di bangkunya."Aku baru lima menit ada di sini," balas Amanda.Amanda menatap Carlos dari atas sampai bawah. Sepertinya ada yang bed
"Tidak terlalu sulit tapi cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Aku hanya punya sedikit tabungan," balas Amanda.Amanda menatap Carlos yang seperrinya terkejut dengan pernyataan yang ia berikan. Carlos terlihat termenung seakan memikirkan sesuatu. Sehingga Amanda melambaikan tangan untuk menyadarkannya."Carlos, kenapa melamun? Apa kamu mendengarkan aku?" tanya Amanda."Maafkan aku Amanda, mungkin aku hanya lelah saja. Ayo aku antar pulang," ajak Carlos.Amanda mengangguk. Mereka menuju mobil untuk pulang bersama. Carlos banyak mengobrol dengan Amanda di mobil. Dia ingin lebih dekat dengan wanita pujaan hatinya itu walau sudah tahu informasi mengenai dia. Baginya mendengarkan langsung dari mulut Amanda akan membuatnya senang."Sudah sampai, jangan lupa mengabariku jika sudah sampai di atas," pinta Carlos."Hati-hati dijalan," ucap Amanda sembari melambaikan tangannya.Hati Carlos menjadi senang karena bisa bertemu dan mengobrol dengan Amanda. Dia bersenandung ceria karena Amanda menerima
Herlina terus menyebar gosip kalau Amanda adalah wanita munafik yang pandai menyembunyikan sisi gelapnya dengan berpenampilan sok polos."Aku tak menyangka kalau Amanda orang yang seperti itu, Herlina. Pantas saja Diksa putus dengannya dan berpacaran denganmu," ucap salah satu teman Amanda."Aku juga tak menyangka. Aku dan Diksa sendiri yang memergokinya di kamar Hotel bersama pria liar entah dari mana asalnya," balas Herlina.Gosip yang di sebar Herlina dalam sekejap memenuhi ruangan. Kini tidak hanya satu dua orang saja yang menggunjingnya. Tapi seluruh orang yang ada di ruangan sedang mengutuknya diam-diam.Mereka bergerombol sambil menggunjing Amanda. Hal ini membuat Herlina puas karena nama Amanda sudah jelek di mata teman sekolahnya.Seseorabg menyiram air ke gaun yang dipakai Amanda."Kamu pantas mendapatkannya karena telah menipu kami dengan wajahmu yang polos," ucap teman Amanda."Sepertinya kamu adalah orang yang bodoh! Bagimana tidak bodoh. Termakan gosip yang sebenarnya ti
Carlos mendekati Amanda dan melihat gaunnya yang basah. Ia terlihat marah karena ada yang menindas kekasihnya. “Siapa yang berani mengotori gaun edisi terbatas ini. Apa kalian pikir harganya murah?!” bentak Carlos. “Katakan berapa harganya. Aku akan menggantinya untukmu, hanya seorang gigolo berani berlagak di depanku!” seru Diksa. “Aku pikir mendapatkan pria kaya dari mana. Ternyata hanya bermain dengan seorang gigolo. Jadi kamu takut ketahuan gaun yang kamu pinjamkan kepada Amanda telah rusak?” ledek Herlina. Carlos mendekat ke arah Diksa. Ia menunjukkan kharisma yang sangat kuat sebagai seorang seorang pria. “Putra dari Tuan Wijaya pemilik hotel bintang lima di kuta. Apa peringatan yang aku berikan belum cukup padamu?!” tegas Carlos. “Apa maksudmu? Kamu hanya seorang gigolo memangnya peringatan apa yang telah kamu berikan padaku. Jangan bermimpi!” tegas Diksa. Carlos menjentikkan jarinya memberikan perintah kepada anak buahnya untuk memutar kembali video tak senonoh yang dil
Calos menertawakan Diksa yang banyak bicara. Tapi nyatanya dia adalah orang yang bodoh. Diksa kesal karena Carlos tertawa seolah menghinanya."Aku sampai tidak berkata-kata. Seorang calon pewaris hotel keluarga tapi bodoh sepertimu. Aku sarankan sebelum bicara kamu harus mengetahui siapa lawan bicaramu!" tegas Carlos."Kamu hanya seorang gigolo yang mengandalkan ketampanan untuk menipu para gadis agat terlihat kaya. Berani sekali mengatai aku bodoh!" seru Diksa.Lagi-lagi Carlos tertawa. Lalu dia mendekati Diksa. Ia memberikan tekanan terhadap Diksa lebih kuat. Melihat Carlos yang semakin dekat terlihat memiliki tatapan mata ingin membunuh. Diksa mundur satu langkah saat Carlos melangkahkan kakinya maju satu langkah.Carlos menyeringai tipis lalu menghentikan langkahnya."Apa yang ingin kamu lakukan? Apa ingin memukulku? Dasar preman pasar yang menipu para wanita agar terlihat kaya. Aku akan meminta Ayahku untuk mencarimu dan menjebloskanmu ke penjara," ucap Diksa sedikit mengancam Ca