Malam itu di pelataran mansion Leo dipadati mobil-mobil mewah yang berjejer memenuhi halaman seluas stadion di sana. Para tamu undangan memenuhi rumah megah itu. Wah, ada apa ini? Rupanya Leo dan Tessa sedang mengadakan pesta besar-besaran malam itu.Pesta anniversary pernikahan mereka yang ke lima tahun dan kebetulan bertepatan pula dengan hari ulang tahun putera mereka yang bernama William Stratan Scoth yang ke dua tahun. Pesta mewah ini sengaja diadakan di mansion mereka, karena Leo ingin memperlihatkan betapa bahagianya dirinya saat ini, bisa berkumpul dengan istri dan anaknya.Mansion bernilai puluhan milyar itu dibeli oleh Leo untuk Tessa sebagai kado istimewa atas kelahiran putera mereka. Sejak William lahir mereka tinggal di rumah mewah bak istana itu.Para tamu bukan hanya datang dari dalam negeri saja, tapi juga ada yang datang dari luar negeri. Termasuk para kerabat Leo dan Tessa. Juga para kolega bisnisnya.Semua tamu merasa sangat tersanjung mendapatkan undangan pesta
Hari berikutnya Leo datang menemui Alex di rumah sakit. Luka di kepalanya sudah membaik. Alex akan pulang dari rumah sakit hari ini. Sementara Laura dan Charlie sudah kembali ke Aussie. Leo memaafkan Laura, namun tetap tak bisa menikahinya.Laura tak bisa memaksa Leo. Dia pun memutuskan untuk melahirkan bayinya di Aussie. Charlie selalu ada untuk Laura. Dia bahkan mau menerima bayi Laura jikalau wanita itu berkenan. Namun Laura tak ingin menjadikan Charlie sebagai pelariannya. Dia memilih untuk membesarkan bayinya seorang diri dan akan menjadikan bayi laki-laki itu seorang pebisnis yang handal."Kamu akan pulang hari ini, Alex. Aku sangat senang," ucap Leo. Sambil tersenyum ia menepuk bahu Alex yang sedang duduk di atas ranjang pasien."Leo, bagaimana denganmu? Apa kamu akan tetap bercerai dengan Tessa? Kurasa ini kesempatan untuk kamu dan Tessa kembali bersama." Alex menatap dalam-dalam ke manik biru terang Leo. Banyak peristiwa buruk yang sudah terjadi sepanjang tahun ini. Pasti
Alex tersenyum remeh pada Laura lalu menoleh pada Charlie. Laura tampak sangat cemas. Sedang Charlie hanya memasang wajah dingin pada Alex.Tentu saja Laura takut jika Alex akan melaporkan hal besar ini pada Leo. Ini tidak bisa dibiarkan! Sebelum hal itu terjadi, dia harus membereskan Alex lebih dulu.Dalam rasa panik, Laura menyapu pandangan ke sekitar. Matanya membulat penuh saat melihat sebuah balok kayu yang berada di antara pot bunga Bugenvil.Dia menyipit melihat benda itu. Sepertinya rencana busuk segera muncul di benaknya. Dengan cepat ia segera menyambar balok kayu tersebut dan langsung memukul kepala Alex dengan itu.Bug!"Arkh!"Alex mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Masih memegang balok kayu, Laura dengan brutal memukul Alex lagi di tempat yang sama.Pria itu sempoyongan sambil mengerang sakit. Alex berusaha bangkit. Tangannya bertumpu pada tepi pot bunga besar di sekitar. Dia harus segera pergi pada Leo atau berteriak meminta bantuan.Namun sepertinya Laura T
Waktu seakan berhenti. Leo dan Tessa saling berpandangan dingin. Tatapan Leo tampak sangat hancur. Namun dia butuh penjelasan dari Tessa atas ucapannya tadi. Dia harus tahu siapa ayah dari bayi yang sedang Tessa kandung itu. Meski pahit dia harus tetap mengetahuinya.Tessa menatap Leo dengan wajah penuh penyesalan. Air matanya tak henti bergulir dengan dadanya yang terasa sesak. Akhirnya racun yang sudah lama menggerogoti hatinya itu sudah ia muntahkan. Meski sakit Leo harus tahu semua ini."Siapa? Siapa ayah dari bayi ini, Tessa?!" Leo menatap dengan marah pada Tessa.Kenyataan ini sungguh sangat pahit baginya. Pantas Tessa selalu murung sejak dirinya mengandung. Rupanya bayi itu hasil hubungan terkutuknya dengan Arnold. Leo memalingkan wajahnya dari tatapan sedih Tessa."Malam itu saat aku memergoki Daddy Arnold dan Bibi Lusi yang sedang berselisih. Aku berniat untuk menemuimu dan mengatakan segalanya yang kudengar. Namun, Daddy Arnold memukul kepalaku sampai aku tak sadarkan diri
Angin bertiup kencang menggoyangkan dahan pohon Jacaranda yang sedang berbunga lebat di taman samping penthouse Leo.Waktu terus berjalan. Usia kandungan Tessa dan Laura masing-masing menginjak usia enam bulan. Menurut hasil USG keduanya mengandung bayi laki-laki yang sehat.Hari-hari pahit harus Tessa lalui. Tinggal satu atap dengan wanita lain suaminya bagai ribuan pedang yang menghujam jantungnya setiap harinya. Ya, meski Leo belum menikahi Laura, namun Laura bersikukuh ingin tinggal di penthouse Leo dengan alasan sedang mengandung bayi pria itu.Tessa mengalami sakit batin berkepanjangan melihat sikap manja Laura pada Leo di depan matanya. Bahkan Laura sering meminta Leo menemaninya di kamar sepanjang malam.Meski Leo jauh lebih perhatian padanya, namun Laura selalu mencari cara untuk mengambil perhatian Leo juga. Wanita itu memang seekor siluman rubah yang licik!Menyedihkan!Tessa hanya bisa menangis dalam diamnya melihat suaminya bersama wanita lain. Apalah daya, Laura sedang
Laura mendongak pada Leo. Apa pun yang terjadi Leo harus menikahinya. Meski sebenarnya bayi ini bukanlah benih Leo. Laura tak ada pilihan lagi. Jika bukan Leo yang bertanggung jawab siapa lagi?Si brengsek Arnold sudah tiada. Dan lagi, anggap saja ini kesempatan yang diberikan oleh Tuhan padanya. Mungkin dengan begini Leo akan menikahinya."Kamu pernah tidak mengenakan pengaman saat kita melakukannya di Manhattan, Leo. Kamu ingat itu? Bahkan kita melakukannya berulang kali!" serang Laura.Leo membasahi bibirnya sebelum berkata, "Kejadian itu sudah lama sekali. Kenapa baru sekarang kamu mengandung? Bisa saja kamu sedang menjebak ku."Leo menatap tajam pada Laura. Dia curiga wanita di depannya itu hanya berpura-pura saja. Leo tahu persis seperti apa Laura. Wanita itu akan melakukan apa saja untuk mendapatkan dirinya."Terserah kamu mau berkata apa. Yang pasti, aku hanya melakukannya denganmu! Kamu harus bertanggung jawab! Aku tak sanggup menghadapi murka kedua orang tuaku karena bayi i